Hampir semua mata yang berada di pematang itu terbelalak tak percaya pada sosok yang ratusan tahun lalu pernah mengguncang dua dunia, terutama Achira no Sekai. Terutama Soraru yang paling terguncang atas perubahan wujudnya Mafu tanpa sadar meneteskan air mata yang tak ia tahu apakah itu air mata senang atau sedih. Hampir tidak bisa menahan isak, Soraru menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya amat berat.
Butuh 800 tahun untukku bisa melihat ini sekali lagi. Sungguh ... itu penantian yang sangat menyakitkan, batinnya.
Di sampingnya, Urata juga tertunduk dan menyeka sudut matanya kasar. Mendengkus keras, Urata mengubah senjatanya kembali menjadi hauchiwa andalannya. "Apa yang mau kau lakukan dengan Nurarihyon?"
Mengangkat wajahnya lagi, Soraru yang wajahnya sedikit sembab menyeka sudut matanya. "Apa menurutmu dia layak dipertahankan?"
"Tidak, sih." Urata terkekeh kecil.
Menoleh ke belakang, Mafu berkacak pinggang. "Tidak usah bertele-tele begitu. Bunuh saja dia."
Terkejut dengan penuturan itu, Soraru dan Urata ternganga. " ... ya?"
"Aku bilang bunuh dia," ulang Mafu penuh penekanan, "masih harus kuulangi?"
"Ti-tidak ... sesuai perintah anda." Soraru dan Urata menjawab canggung.
Berbeda dengan Urata yang tampaknya tergugah dengan perintah itu, Soraru merasakan hatinya dipenuhi oleh emosi yang aneh. Meski dia senang karena Mafu telah kembali dengan kekuatan yang sama dengan Seimei, Soraru tidak pernah mendengar Seimei memberinya perintah untuk membunuh yokai secara terang-terangan seperti tadi. Terlebih, Seimei di masa lalu tidak pernah benar-benar membunuh yokai dan hanya mengusir mereka atau menyucikan mereka saja.
Mengambil satu langkah, Mafu yang sebelumnya berjarak beberapa meter dari Amatsuki telah berdiri dihadapan pria itu dalam satu kedipan. Terkejut dengan teleportasi tak terduga itu, Amatsuki terpaku dan seketika membatu oleh mata merah Mafu yang menatap langsung ke matanya.
"Biar kuperingatkan satu hal, Ketua pemburu. Aku tidak selembut Seimei di masa lalu. Jika kau benar-benar ingin menjadi tokoh utama dalam kehidupan kali ini, bersiaplah menghadapi konsekuensinya."
Udara di sekitar mereka menjadi berat, dipenuhi oleh tekanan energi spiritual yang begitu kontras. Tercengang oleh benturan energi spiritual di antara mereka, Amatsuki menyadari jika energi gelapnya padam bak api lilin setiap kali terkena percikan cahaya dari aura spiritual Mafu.
Amatsuki menatap Mafu dengan kebencian yang membara. "Kau... Apa kau sungguh reinkarnasi Seimei?!"
Mafu hanya tersenyum. "Aku juga penasaran. Apakah aku adalah siswa SMA yang baru lulus ujian semester atau orang yang secara kebetulan terjebak di lingkaran setan dendam orang lain."
Dengan kata-kata itu, pertarungan antara dua kekuatan besar pun dimulai. Hutan yang tadinya tenang kini menjadi arena pertempuran spiritual yang dahsyat. Kilatan-kilatan energi menyambar ke segala arah, menciptakan ledakan demi ledakan yang mengguncang bumi. Amatsuki bergerak lebih dulu. Ia melemparkan jimat di tangannya ke udara sambil berseru, "Wahai roh api, bangkitlah dan jadilah pedang ku!"
Jimat itu terbakar dalam api merah membara, berubah menjadi sebilah pedang yang menyala-nyala. Amatsuki menggenggam gagang pedang itu dan melesat maju, mengayunkannya ke arah Mafu.
Namun Mafu hanya tersenyum. Dengan gerakan ringan, ia menghindari serangan Amatsuki kemudian mengeluarkan sebuah kipas dari balik jubahnya. Dengan satu ayunan kipas, gelombang angin kuat menyapu ke arah Amatsuki, membuatnya terpental ke belakang. Melihat apa yang dilakukan Mafu, Urata bersiul senang. "Anda memakainya dengan benar, Tuan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kioku no Sora || SoraMafu [ END ]
FantasyUtaite Fanfiction First book of Sore wa Ai to Yobudake Series Achira no Sekai, atau yang disebut sebagai dunia lain dimana makhluk selain manusia tinggal menjadi sebuah dunia yang tabu bila dimasuki manusia. Mereka yang tak sengaja menginjakkan kaki...