04 Demon's Raid

94 15 13
                                    

Mendarat hati-hati di atap rumah, Soraru memastikan lingkungan sekitarnya yang adalah kawasan perumahan. "Ingatannya ... Persis disini."


Mendarat di balkon jendela, Soraru menembus kaca dan mengamati ruangan kecil dengan meja belajar, ranjang, dan lemari menjadi furnitur yang mendominasi dalam ruangan. "Padahal dulu kamarnya tidak sekecil ini."


Mengingat kembali apa yang Mafu pesankan padanya, Soraru melanjutkan langkah untuk kemudian terhenti kala merasakan adanya sesuatu di dekatnya. Begitu mengenali sumber hawa itu, Soraru membelalak tak percaya. " ... Reol?"


Dari dalam lemari, sosok wanita bersurai putih perak dan mengenakan yukata sewarna keluar dan juga membelalak tak percaya padanya. Wanita yang merupakan yuki onna itu melebarkan senyum dengan air mata menggenang di pelupuk matanya. "Tidak kusangka kita akan bertemu lagi, Tuan."


Baru Soraru akan kembali menyapa, ia tersentak kala menemukan tubuh yokai itu begitu transparan. Memahami keterkejutan sang Naga, Reol menunduk sendu. "Bisa bertahan hingga hari ini saja sudah merupakan keajaiban untuk saya."


"Kamu sudah melakukan yang terbaik," puji Soraru lugas.


Tertawa kecil, Reol merogoh lengan yukatanya dan mengeluarkan sebuah buku. Segera mengenali buku itu, Soraru mendekat dan menatap buku tak percaya. "Jadi alasanmu berada disini—!"


Reol mengangguk. "Kurasa Tuan Seimei sudah membutuhkannya." Menatap tajam pada Soraru, Reol meraih tangan sang Naga dan menggenggamnya erat. "Selama 800 tahun ini, aku mengembara untuk mencari jiwa Tuan Seimei. Dan selama itu, aku juga mengetahui apa yang terjadi setelah kepergiannya. Para pengikut Douma brengsek itu—!"


Menyaksikan tangan Reol semakin transparan, Soraru mengernyit dalam. Meraih kepala Reol, Soraru memejamkan matanya dan fokus mengerahkan kekuatan. Menerima aliran kekuatan itu secara sukarela, Reol memejamkan matanya dan menghela napas panjang. Seolah kegelisahan yang telah yokai itu pendam begitu lama telah menghilang sepenuhnya. Begitu Soraru membuka matanya kembali, Reol telah berubah menjadi serpihan debu yang bahkan tak meninggalkan jejak sama sekali. Mengeratkan genggaman pada buku kontrak, Soraru menghembuskan napas pelan dan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ada sekian menit Naga itu termenung sebelum akhirnya memasukkan buku kontrak ke dalam lengan yukata-nya dan meninggalkan kamar Mafu. Bersamaan dengan Soraru yang membuka pintu, manik biru itu menunduk sendu seraya bergumam, "Aku iri sekali padamu, Reol."


Duduk bersandar pada dinding gua, Mafu memeluk kedua kakinya dan menghela napas lelah. Sudah dua kali ia melihat-lihat relief, dan selama itu Soraru belum terlihat batang hidungnya. Belum lagi karena langit yang sudah gelap membuat api unggun tidak lagi terasa hangat.


"Apa kutambah saja pakai jerami? Dasar naga itu, apa dia jadi keliling dunia manusia?" dumel Mafu.


Baru ia bangun dari duduknya, seseorang masuk ke dalam gua dengan langkah ringan. Mengenali siluet orang yang datang, Mafu segera menghampiri. "Soraru-san! Baru saja aku mau bakar tempat tidurmu!"


Soraru sedikit mengerutkan alisnya. "Jangan."


"Itu karena kau terlalu lama! Lihat, api unggunnya sudah mau mati!" tunjuk Mafu kearah api unggun.


Kioku no Sora  ||  SoraMafu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang