ii.

243 32 0
                                    

°•°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°•°

Underground, Paradise.

Terlihat seorang anak lelaki tengah menatap langit lewat celah lubang diatasnya. Entah sudah berapa lama dia menatap langit yang akan berubah gelap. Memorinya berputar pada kenangan yang tidak ingin diingatnya.

Lamunannya buyar saat pekikan seorang gadis terdengar menyapa telinganya.

"Ternyata kau disini, Levi-san!" mendengarnya, Levi tersenyum kecil.

"Aku yakin kau mencariku diseluruh bawah tanah, Alise." mendengar ucapan Levi, gadis yang dipanggil Alise itu memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Alise mendudukkan diri disamping Levi. Ia kembali berujar, "kau pasti sangat merindukan bibi Kuchel ya?" tebakan yang tepat sasaran, pikir Levi.

Tidak lama kemudian, gadis itu menghelas napas. "Menyebalkan sekali karena Kenny keluar masuk bawah tanah dengan mudah, sedangkan kita tidak diajak." kesalnya, Levi menaikkan satu alisnya.

"Kau sangat ingin pergi keluar?" tanya Levi.

"Tentu saja! Aku ingin melihat dunia luar itu, hamparan air luas, pelangi dan lainnya!" antusias Alise.

Levi tersenyum meledek,"tapi diluar banyak monster bugil itu, bodoh."

Alise memutar bola matanya, "karena itu ayo kita ciptakan perdamaian untuk menuju kebebasan!"

Levi memejamkan matanya sejenak ketika kenangan itu kembali muncul. Levi menatap tiga orang anak yang sedari tadi membahas dunia luar, Levi menjadi teringat akan Alise-nya.

-----

"Selamat pagi, Bertha-san!" ujar serempak beberapa anak begitu Bertha memperlihatkan wujud dirinya. Bertha tersenyum, "Selamat pagi juga, adik-adik."

"Seperti biasa, kak Bertha selalu menawan." ujar salah satu anak lelaki berambut pirang, ia Porco Galliard.

Tepat setelah mengatakan hal itu, tangan Porco disikut oleh gadis kecil berambut hitam disampingnya, Pieck Finger.

Bertha terkekeh kecil melihat anak-anak yang menurutnya sudah tumbuh besar. Pandangannya menyendu, mereka ada sekumpulan para calon Pejuang yang ingin membuktikan diri dan tidak ingin lagi dikucilkan.

Perhatiannya teralih saat seseorang menyapanya, itu Zeke. Zeke Jaeger.

"Selamat pagi, Bertha-san." ucap Zeke. Bertha membalas sapaannya, berakhir mereka semua memutuskan untuk berjalan-jalan kecil.

ᴘᴇᴀᴄᴇ : ʟɪʙᴇʀᴛʜᴀ ᴅʜᴀʟɪꜱᴇ (ᴀᴏᴛ × ᴏᴄ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang