°•°
District Trost, Wall Rose, 850.
"Siang ini." Reiner berujar. Bertha menatap adik angkatnya itu.
"...Aku tidak tahan untuk selalu melakukan ini, melihat mayat bertebaran dari atas." Berthold tiba-tiba bersuara. Sedangkan Annie dan Reiner menunduk.
"Dengar. Apapun keputusan kalian, jangan pernah menyesal. Ketahuilah, setiap keputusan seseorang itu pasti ia memiliki tujuan demi kebaikannya." Bertha juga mengatakan ini untuk dirinya sendiri. Mengenai keputusan yang akan ia ambil di tahun ini.
Annie, Reiner dan Berthold mengangguk. Mereka berpisah, Bertha menatap ketiga anak yang menjauh itu. Saat ini para Kadet memang latihan dan sebentar lagi akan lulus. Reiner dan Berthold mendekat pada gerbang Rose.
Puluhan Kadet berada diatap rumah, entah mereka bermain atau apapun. Dalam sekejap, Berthold menjadi Titan Kolosal. Seluruh manusia berteriak, para Kadet langsung berpencar.
Bertha mengalihkan pandangannya, Titan Zirah. Itu Reiner. Reiner mendobrak gerbang Trost dan dalam sekejap pula banyak Titan tidak berakal masuk.
Kejadian tahun 845 kembali berulang, penjebolan tembok Maria terulang.
Bertha mengalihkan pandangan lurus kedepan. Kali ini Bertha tidak akan melihat bagaimana kebrutalan Titan-Titan tidak berakal itu.
Pasukan Pengintai juga saat ini sedang ekspedisi, sehingga rencana mereka lumayan berhasil.
Seluruh manusia disekitarnya histeris. Bertha berjalan pelan menuju gang kosong, diperjalanannya terdapat satu Titan dengan tinggi 6 meter.
Titan itu terdiam dihadapan Bertha. Bertha menatap tajam Titan itu, dan berakhir Titan 6 meter itu berlari.
Bertha melanjutkan perjalanannya.
"Kau sudah menyadari kemampuanmu, Alise?" mendengar suara itu dari belakang, Bertha sontak menoleh dan dengan cepat membidik senapan kearah orang itu.
Tunggu.
Itu....
"Kenny?" lirih pelan Bertha. Kenny tersenyum miring.
"Hilangkan rasa bersalah itu, Alise. Takdirmulah yang membawamu seperti ini."
"Aku yakin kau sudah menyadarinya." lanjut Kenny.
Bertha menggenggam keras Senapan miliknya, lalu ia turunkan. "Sejak dua tahun lalu. Ingatan itu kembali secara berurutan." lirih Bertha.
Flashback on.
District Trost, 848.
Bertha lagi-lagi terbangun dari tidurnya. Napasnya terengah-engah. Kejadiaan saat seperti di Marley terulang. Ingatan Bertha saat bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴘᴇᴀᴄᴇ : ʟɪʙᴇʀᴛʜᴀ ᴅʜᴀʟɪꜱᴇ (ᴀᴏᴛ × ᴏᴄ)
Random𝕬𝖓𝖆𝖐-𝖆𝖓𝖆𝖐 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖕𝖊𝖒𝖇𝖆𝖜𝖆 𝖐𝖊𝖉𝖆𝖒𝖆𝖎𝖆𝖓. -Victoria Fritz untuk Libertha Dhalise. @hajimeisayama