Sama seperti hari kemarin, Qila masih merasa tidak menyangka dengan statusnya yang sudah berubah. Sebelumnya, dia akan menikmati waktu bersama Adnan di atas kasur, tetapi hari ini dia memutuskan untuk menjadi seorang istri yang sebenarnya.
Dengan hati-hati Qila menjauhkan tangan Adnan yang melingkar di tubuhnya. Setelah berhasil lepas, Qila langsung bangun dari tidurnya dan mengikat rambut panjangnya bersiap untuk turun ke lantai dasar.
Saat turun, Qila melihat beberapa pekerja tengah sibuk di dapur dan perempuan itu mendekati mereka. "Pagi," sapa Qila dengan senyum ramahnya dan para pekerja itu membalas ucapan Qila.
"Pagi, Bu."
Mendengar sebutan 'ibu' untuknya membuat Qila memasang wajah masam. "Ih, jangan manggil Ibu dong. Aku nggak setua itu."
Para pekerja tertawa kecil menanggapi ucapan Qila. "Iya, maaf, Bu. Eh maksud saya, Mbak."
"Nah, gitu dong. Panggil Mbak aja. Jangan Ibu."
Setelah percakapan yang singkat, pandangan Qila beralih menatap beberapa makanan yang sudah tersaji di atas meja makan. "Loh, udah ada sarapan ternyata?" ucap perempuan itu dengan sedikit terkejut.
Sebenarnya dia yang ingin memasak, tetapi sudah didahului oleh para pekerja di rumahnya. Tatapan perempuan itu kemudian beralih menatap dapur. "Ada yang perlu aku kerjain nggak?" tanyanya dan para pekerja langsung menggelengkan kepala.
"Nggak ada, Mbak. Semua sudah selesai kok."
"Yah, aku nggak bantu apa-apa dong." Qila menyesali keterlambatannya untuk membantu di dapur. "Ya udah deh, aku balik ke kamar dulu ya. Mau bantuin Mas Adnan sekalian mau mandi."
"Iya, Mbak. Silakan."
Qila kembali naik ke lantai dua dan masuk ke kamarnya. Saat masuk, dia melihat Adnan sudah bangun dan asyik dengan tablet di tangannya.
Setelah menyadari kehadiran istrinya, Adnan langsung mematikan alat elektronik itu dan memanggil Qila untuk mendekat ke arahnya. "Sini Qil, duduk di samping saya."
Qila berjalan mendekat ke arah suaminya dan Adnan langsung memeluknya dari samping. "Kamu darimana aja? Kenapa tiba-tiba ngilang?"
"Aku ke dapur, mau bikinin kamu sarapan. Eh ternyata udah dikerjain sama pembantu kamu."
Wajah cemberut Qila membuat Adnan tersenyum. Dia tidak menyangka jika istrinya itu mau mengurus keperluannya, selayak tugas istri yg sebenarnya.
"Udah, jangan ngambek gitu. Nanti saya kasih tau mereka biar kamu bisa masakin sarapan buat saya ya."
Wajah Qila menoleh menatap Adnan yang terus memperhatikannya. Sebelum menjawab, Qila menghela napas pelan seakan ada sesuatu yang mengganjal di benaknya.
"Kenapa? Ada masalah?" tanya Adnan dengan sedikit penasaran.
"Hmm, gimana ya ngomongnya," ucap Qila ragu yang malah membuat Adnan semakin penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diuji Sikap Si Istri Kecil
Romance-Naskah FTV Series 3.0- Seperti ucapan orang kebanyakan tentang masa awal pernikahan, begitulah kehidupan pernikahan Adnan dan Qila. Setiap hari ada saja hal yang membuat keduanya bertengkar dan saling mendiamkan. Ditambah lagi, sikap kekanakan Qila...