2.Saudara baru

496 39 6
                                    

Viet mencekik Indo dengan kuat membuat nafas Indo tercekat. Asean menghela nafas melihat tingkah keduanya. Sebelum ada korban jiwa lebih baik dia melerai nya.

"Viet, lepaskan Indo! Belum saatnya dia ke neraka, dosanya masih kurang banyak.," lerai Asean.

Viet melepaskan cekikannya sembari mendengus, dia bangkit dari atas Indo dan menyingkir dari sana.

Setelah terlepas dari cekikan maut itu, Indo segera meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Lehernya terlihat memerah menandakan cekikan Viet yang tak main-main. Wajahnya tak kalah memerah, air matanya menetes disudut matanya.
Tampilannya seperti.....
Orang sekarat saja(╯︵╰,)

Beruntung dia seorang Country, jadi tidak akan mati konyol seperti itu. Kan gak lucu kalau dia mati hanya karena cekikan dari saudarinya, mau di taruh dimana muka gantengnya ini.

Brunei mendekati Indo yang kini telah duduk.
"Aku Brunei Amira Astera, saudara ke enam. Salam kenal dan senang bertemu kembali. " suaranya lembut selembut pantat bayi.

"Aku Cambodia Gerard Astera, saudara ke tujuh. " Pemuda yang menutupi kepalanya dengan hoodie itu memperkenalkan diri.

"Myanmar Edric Astera, saudara ke delapan. " pemuda pendiam itu akhirnya angkat suara.

"Laosya Safira Astera." gadis manis nan imut itu memperkenalkan diri. Netra biru sapphire nya indah seperti permata cocok dengan namanya. Indo mencubit gemas pipi gadis polos itu.

"Ih gemes banget!! " layaknya seorang perempuan, Indo mencubit kedua pipi Laos sambil menggoyangkannya ke kanan kiri.

"Adwuh kawk swakit." ucap Laos tak jelas karena pipinya ditarik ke kanan ke kiri. Indo melepaskan cubitan nya kemudian mengusap pipi Laos yang memerah akibat ulahnya.

"Maaf, habis lo cute banget.. " ucap Indo.

Laos segera menyingkir sebelum pipinya kembali jadi korban keganasan Indo.

"Nah sekarang Indonesia akan jadi saudara baru kalian." ucap Asean.

"Dia jadi anak bungsu dong?" tanya Malay.

"Tidak, dia menjadi anak ketiga. "

"Lha kok gitu? "

"Kalian berlima anak yang pertama papa adopsi termasuk Indonesia." Jelas Asean tersenyum.

Dahi Indo mengernyit, seingatnya dia tidak pernah bertemu dengan Asean sebelumnya.

"Hah? Kapan? Perasaan kita ketemu tahun kemarin Pak. " Indo bertanya dengan heran.

Asean diam tak menjawab, dia menghela nafas menghadapi ingatan buruk anak barunya itu. Tidak mendapati jawaban Indo segera mengalihkan topik.

"Btw kita berapa bersaudara? "

"Sebelas kalau ditambah kau. " jawab Malay. Indo menghitung jumlah personil yang ada di sana.

"Lha cuma sepuluh yang satu mana? gaib kah? "

"Lagi keluar. " balas Malay.

Clek...

"Nah panjang umur dia. "

"Timor pulang. " suara anak yang akan memasuki usia remaja itu terdengar.

Setelah melepas sandalnya dia berjalan menuju ruang tengah karena yakin saudaranya ada di sana. Kedua tangannya penuh bungkusan, satu berisi cemilan dan yang satu berisikan bahan makanan untuk makan malam nanti sekaligus untuk besok pagi dan siang. Jumlah anggota keluarganya yang banyak tentu saja membutuhkan stok makanan yang banyak. Kebetulan hari jatahnya belanja.

Aku Akan Selalu Melindungi KalianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang