20. Persiapan

222 31 14
                                    

Cuaca hari ini entah mengapa terasa panas. Matahari bersinar tanpa sedikitpun awan yang menghiasi langit yang biru itu.

Keringat mengalir deras di dahi Malay, nafasnya terengah-engah. Phil yang berada tak jauh darinya juga memiliki kondisi serupa- bukan, tapi seluruh saudaranya kecuali satu orang yang kini tengah berkacak pinggang.

"Ayo! Tambah lagi! Kok lembek gitu hah!! "

"Kalau mau ikut gue, jangan lemah gitu!! Gue gak nerima beban!! "

Dan masih banyak lagi teriakan yang cukup nyelekit berasal darinya. Setiap mereka akan menyerah maka rotan akan memukul mereka. Semakin lama Indo semakin galak, apalagi kalau hampir mendekati hari H, uh pelatihan ini terasa di neraka.

"Kalian kalau cuma segini ngeluh berarti kalian kalah sama tentara gue yang bahkan lebih dari ini. Masa kalian country kalah sama manusia!!"

"Woy Brunei berdiri!! Jangan cuma karena lo bagian medis gak ikut latihan!! Kalau lo lembek gitu gimana mau nyelamatin yang lain?! " bentak Indo pada Brunei yang jatuh berlutut karena kelelahan.

"Jangan kira kalian cewek kalian gue kasih keringanan ya!! Semua sama! Bukannya aslinya cewek lebih kuat dari dari cowok?! "

Indo melihat jam hitam yang melingkar ditangan kirinya, Kemudian menoleh ke depan.

"Lima belas menit lagi istirahat! Kalau kalian mau istirahat selesaikan target kalian. Kalau kalian belum memenuhi target jangan harap bisa istirahat, dan tidak ada waktu penambahan! Kalau sampai waktu istirahat selesai kalian belum mencapai target langsung ke latihan selanjutnya. Gue gak peduli mau kalian masih capek apa pingsan sekalian! "

Satu kata untuk sifat Indo saat ini.

Kejam!

Habis kesambet apa saudara mereka yang biasa cengengesan kaya pasien rsj  sampai bisa jadi kejam gini?

"Kamu terlalu keras pada mereka. "

Tiba-tiba suara dingin terdengar dari belakang Indo, membuat sang empu nama mendongak. Rusia dan N.k mendekati Indo kemudian mengusap surai merah itu bergantian.

"Yah mau gimana lagi lo tau kan mereka itu kayak gimana, " ucap Indo mengendikkan bahu.

"Tapi Rusky Northy kalian yakin bakal ikut? Kan ini gak ada hubungannya sama kalian, " tanya Indo kepada kedua sahabatnya itu.

Ya, Rusia dan N.k juga mengikuti perang ini. Mereka bilang ada sesuatu di masa lalu yang harus mereka selesaikan dengan organisasi itu.

Rusia hanya tersenyum tipis tanpa menjawab begitupun N.k, melihat respon mereka Indo hanya diam tidak bertanya lagi.

"Ah, Pales gak ikut kan? "

Seolah baru teringat, Indo kembali menoleh kearah sahabatnya mencoba  memastikan sosok yang dianggap saudaranya itu tidak mengikuti perang ini. Seingat Indo berita perang ini hanya diketahui oleh keluarga Astera dan kedua sahabatnya itu.

Tapi terkadang Pales begitu pintar dalam memperoleh informasi, entah dengan cara apa dia bisa mendapatkan informasi padahal dia sosok yang tertutup.

Rusia hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak tau. N.k beralih mendekati keluarga Astera yang lain, memberi mereka tambahan latihan. Memang kedua sahabatnya itu juga ikut serta melatih saudara-saudaranya.

Indo menghela nafas.
"Semoga dia gak ikut."

"Gak latihan Rus? " tanya Indo dengan nada meledek.

"Sudah, " jawab Rusia.

"Ah, nanti gantian lo yang ngelatih mereka yak? Lo kan country terkuat lima besar, " goda Indo sambil menyikut perut Rusia dan menaik turunkan alisnya.

Aku Akan Selalu Melindungi KalianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang