Tak di sangka waktu telah berlalu dengan cepat. Tiga hari lagi bulan purnama muncul, sesuai dengan waktu yang mereka sepakati mereka akan berangkat menuju sarang musuh.
Di sebuah hutan belantara, pohon-pohon rimbun menghalangi sinar matahari masuk ke hutan. Dua ekor tupai saling berkejaran di antara pohon-pohon.
Tiba-tiba cahaya merah terang muncul di tengah-tengah hutan itu. Cahayanya menyinari hutan yang gelap itu, sebelum semenit kemudian meredup kemudian pecah menjadi partikel kecil.
Partikel-partikel cahaya mengelilingi tigabelas sosok yang muncul. Seperti yang kita ketahui mereka adalah Astera bersaudara dan kedua sahabat Indo.
Tak jauh dari tempat mereka berdiri, empat orang berdiri menyambut mereka. Begitu menyadari tatapan Indo yang tertuju pada mereka, mereka segera memberi hormat.
"Selamat datang Sang Garuda, " ucap mereka serentak.
Indo tersenyum kemudian mendekati mereka dibawah tatapan kebingungan saudaranya.
"Sudah lama kita tidak bertemu TNI, AU, AD dan AL, " sapa Indo pada ke empat orang itu.
Seorang pria berusia tiga puluhan dengan surai hijau army berjalan mendekati Indo. Dia mengangkat tangannya kemudian mengusap surai merah itu dengan lembut.
Indo hanya tersenyum mendapati usapan itu. Menyadari tatapan kebingungan saudara-saudaranya, Indo berbalik menghadap ke arah mereka.
"Oh ya kenalin ini pengawal gue dari kecil, TNI. Yang rambutnya perak itu AL, yang rambut ijo army kaya TNI itu AD, terus yang rambut biru itu AU. Mereka yang bakal bantuin kita ngadepin pasukan organisasi, " ucap Indo sambil menunjuk mereka satu persatu.
"Kalian gak usah perkenalan soalnya mereka udah tau nama kalian. Jujur ya, selama ini gue nempatin beberapa orang buat ngawasin kalian, "lanjut Indo.
Setelah mengatakan itu, Indo kembali memfokuskan atensinya ke arah para pemimpin tentaranya.
"Bagaimana? "
"Pasukan Arakata sudah menunggu di tempat perkemahan. Pasukan Adhyatsa sudah menyusup ke tempat yang sudah di sepakati. Dan pasukan Gardapati sudah berbaur dengan pasukan lain,"ucap TNI.
"Terimakasih atas laporannya TNI. Kalian bertiga awasi pasukan yang sudah ku tugaskan ke kalian,"ucap Indo menoleh ke arah tiga serangkaian itu.
"Ayatana," ucap mereka serentak.
Indo menarik nafas kemudian menghembuskannya dengan pelan. Dia menatap ke arah para pemimpin tentaranya dengan senyuman kecil.
"Terimakasih, jika aku mati nanti tolong jaga mereka."
Netra zamrud yang indah bagai permata itu menatap ke arah para saudaranya yang asik mengamati hutan tempat dimana dirinya hidup sebelum masuk ke keluarga Astera.
"Anda tidak akan mati Sanggaruda!!" pekik AU sambil memegang tangan Indo.
"Tolong jangan ucapkan kata itu lagi!"
"Semua makhluk pada dasarnya pasti akan mati AU," ucap Indo tersenyum tipis sambil menatap AU.
"Tapi Anda adalah seorang country, jika Anda mati bagaimana dengan warga Anda, para provinsi dan kami para organisasi ini? Akan jadi apa kami jika Anda menghilang?"Tanya AU bertubi-tubi.
"Kami diciptakan untuk mempertahankan Anda. Untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia agar tidak hancur!" sambung AD yang juga memegang sebelah tangan Indo yang bebas.
"Jika Anda menghilang itu berarti kami gagal. Dan Anda meminta kami untuk terus hidup? Sepertinya Anda meremehkan sumpah hidup mati yang kita ucapkan, "
"AD, AU, hentikan," ucap TNI tenang.
"Tapi..., " protes kedua tentara itu dibalas gelengan dari Jenderal mereka.
Meski merengut, mereka segera melepaskan genggaman mereka. Membiarkan sang Jenderal yang selalu bersama sejak kecil mendekati Sang Garuda.
"Raden, sama seperti yang saya ucapkan dahulu, saya tidak akan membiarkan Anda mati sebelum saya. Saya tidak keberatan menjadi seperti ayah saya yang mati demi melindungi Sang Prabu. Ini adalah tugas saya yang wajib saya jalankan sampai saya tutup usia," ucap TNI tegas sambil menatap wajah Indo.
Mendengar kata 'ayah' dan 'Prabu' membuat Indo kembali mengenang masa lalu. Ayah TNI adalah pengawal pribadi yang paling di percaya ayahnya, Bhayangkara. Yang tewas ketika melindungi ayahnya sementara dia bersama TNI pergi menjauh dari lokasi.
"Saya sudah gagal dua kali untuk melindungi Anda, dan saya tidak ingin itu terjadi lagi!"Lanjut TNI.
"Jika Anda sangat ingin mati maka kita akan mati bersama,"
"Bagaimana dengan saudara ku?" tanya Indo melirik ke arah saudaranya.
"Maaf telah lancang, tapi mereka tidak sepenting dan seberharga Anda. Anda keturunan satu-satunya yang tersisa dari kerajaan Majapahit," jawab TNI.
"Karena Anda kami ada, jadi jangan pernah pergi dari hidup kami lagi," Mohon AD.
"Atau setidaknya ajaklah kami bersama Anda, " sambung AU.
Mendengar ucapan mereka Indo tersenyum kecut. Padahal mereka sering kali di siksa olehnya sebagai pelampiasannya ketika dia hilang kendali. Tubuh mereka sudah penuh dengan luka yang sebagian besar disebabkan olehnya.
Tapi kenapa mereka masih tetap setia padanya? Kenapa mereka masih tetap ingin berada disisinya setelah semua yang dia lakukan pada mereka?
"Terserah kalian, " ucap Indo dingin kemudian berbalik.
"Antar kami ke perkemahan ! " perintahnya kemudian mendekati kedua sahabatnya.
"Ayatana. "
Bersambung.....
Pendek ya? Maaf Ni lagi gak ada ide. Ni di sini agak susah cari waktu luang. Sibuk dikasih materi di tempat prakerin sampai gak ada ide.
Kulo nyuwun pangapunten
ごめんなさいみんなさん
Tak usahain terus lanjut oke? Nanggung soalnya.
Tinggal beberapa chapter lagi padahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Akan Selalu Melindungi Kalian
Fanfic(Cover bukan punya Saya) Keluarga ASEAN kedatangan Country baru. Sosok Country merah Putih yang ceria. Sosok yang barbar sekaligus santuy. Senang sekali menjahili Saudaranya sampai mencak-mencak kesal. Kehadirannya membuat warna baru di keluarga y...