17. Trauma masa lalu

323 33 27
                                    


Gelap....

Sunyi.....

Dingin.....

Apa ini? Kenapa dadanya sesak? Setiap hirupan nafasnya dadanya terasa sakit. Seolah ada yang menekan dadanya.

Indo membuka matanya, namun sepertinya tidak ada bedanya dengan dia menutup mata. Tempat itu sangat gelap. Indo berjalan menyusuri tempat itu, rasanya seperti jalan di tempat. Tempat itu masih sama, kegelapan itu membutakan matanya.

"Dimana ini?" Gumam Indo terus berjalan.

'Mati'

Samar-samar terdengar suara di dekatnya. Indo menoleh, namun tak menemukan apapun atau siapapun.

'Seharusnya kau mati Nusa.'

'Kau makhluk gagal. Untuk apa kau hidup'

Tidak...

Suara ini lagi.....

"Tidak." Indo menutup telinganya, mencoba menghalau suara-suara itu.

Tapi tetap saja, suara itu terus saja terdengar. Tentu saja sekuat apapun Indo menutup telinga, suara itu akan terus terdengar. Suara itu ada di dalam pikirannya.

"Nusa.."

Spontan Indo menoleh, menemukan sosok cantik bersurai hijau yang tengah menatapnya. Sosok itu tersenyum lembut, namun sedetik kemudian tatapannya berubah menjadi kemarahan dan kebencian.

' Kenapa kau harus hidup Nusa? Kenapa aku melahirkan country cacat sepertimu!!'

Dada Indo semakin sakit, begitu mendengar kata yang diucapkan sosok yang telah melahirkannya ke dunia itu.

Haha tentu saja...

Indo tertawa.

Tentu saja dia makhluk gagal. Sudah tidak ada gunanya dia hidup, namun apa? Hingga detik ini dia masih bernafas, mengotori dunia ini dengan keberadaannya.

Di samping sosok ibunya itu berdiri seorang pria gagah yang mengenakan pakaian kerajaan jaman dahulu. Sosok yang selalu dikaguminya hingga kini. Netra ruby yang memiliki tatapan tegas dan penuh kasih sayang itu kini menatapnya penuh kebencian, membuat Indo menunduk tak berani membalas tatapannya.

'Kenapa hanya kau yang selamat dari kejadian itu, Nusa?!'

'Lihatlah kerajaan hancur karenamu. Kau anak pembawa sial!!'

Indo meremas surai merahnya dan menggeleng kuat. Tidak! Orangtuanya tidak akan mengatakan kata-kata seperti itu. Orang tuanya sangat menyayanginya.... Kan?

' Hei Nusa, kenapa kau membunuhku?'

Indo menoleh cepat, di hadapannya berdiri seorang pemuda yang memiliki surai yang sama dengannya. Poninya panjang hingga menutupi mata kanannya, netra ruby yang serupa dengan ayahnya itu memandang ke arahnya dengan dingin.

"Kakang...'' lirih Indo.

' Kau sudah membunuhku Nusa. Bukankah aku Kakakmu yang katamu paling kau sayangi?' ucap Kakak Indo dengan dingin.

' Lalu kenapa kau membunuhku? Kenapa kau menuruti mereka untuk membunuhku?'

"Karena..." Suara Indo tercekat.

"Kakang.... Peng... pengkhianat... Mereka....bilang.... Kakang harus dimusnahkan."

Rasanya Indo tak sanggup lagi untuk bicara. Tenggorokannya terasa sakit hanya untuk mengeluarkan suara.

'Pengkhianat?' Kakak Indo tertawa terbahak bahak. Suaranya terdengar mengerikan di telinga Indo.

'Bukankah kau juga pengkhianat Nusa?'

Aku Akan Selalu Melindungi KalianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang