19. Tantangan

249 32 22
                                    

Clek..

"Gue balik guys!! Mana karpet merahnya?" Teriak seorang Country sambil mendobrak pintu.

Tunggu suaranya kayaknya salah deh oke di ganti dulu

BRAKK!!

....

Nah baru bener.

"Indo, buka pintu yang benar," Tegur Singa. Sementara yang di maksud hanya menyengir kuda.

Indo berjalan masuk kemudian melompat ke arah Malay yang kebetulan sedang duduk di sofa.

Brukk...

"Uhuk! Woy!" Protes Malay merasakan tubuhnya sedikit sakit di tubruk anak setan.

"Turun kau! Dikira badanmu ringan apa," ucap Malay sambil menggeser abangnya yang nemplok seperti cicak dibadannya itu.

Indo yang tubuhnya terjatuh disamping Malay hanya tertawa. Dia beralih memeluk lengan adik pertamanya itu.

"Asli deh Mal, kalo lo gak ada kayaknya gue bakal depresi deh."

Malay melotot, heh! Apa maksud Indo berkata seperti itu? Tidak ingatkah dia sudah membuat Malay jantungan tadi pagi?

Ya, Indo kembali berulah lagi. Tadi pagi tepatnya jam tujuh kebetulan mereka hari ini libur. Indo ditemukan tenggelam di bathtub, dengan alasan dia tidak sengaja ketiduran sewaktu mandi tadi. Ya tentunya tidak dipercaya oleh Malay, tidak ketika dia menyadari goresan panjang yang mengeluarkan darah segar berasal dari pergelangan tangannya.

Ayolah, dia tahu kalau Indo itu bukan tipe yang mudah tertidur apalagi disembarang tempat. Pastinya depresinya kembali kambuh, sudah seminggu berlalu kejadian di kolam renang itu terjadi. Mungkin kini Indo kembali sampai di puncaknya yang membuatnya nekat.

"Memangnya kenapa?" tanya Phil yang kebetulan habis dari dapur.

"Gak ada yang bisa gue buat darah tinggi lagi. Malay kan emosian, seru aja gitu liat mukanya yang lagi emosi," ucap Indo dengan kurang ajarnya.

"Heh!" protes Malay sambil menoyor kepala Indo.

"Wah definisi abang laknat ini, " ucap Phil sambil tertawa.

Dia mengambil tempat duduk di samping Indo. Membuat bocah itu diapit dua adiknya yang cukup besar itu.

Mereka pun mengobrol yang tentunya diselingi tabok-tabokan antara Indo dan Malay, tak jarang Singa ikut menimpali sembari pandangannya tetap fokus ke laptopnya.

PRANGGG

Tiba-tiba suara suatu yang pecah terdengar nyaring, mengagetkan keempat saudara yang ada di ruang tamu itu.

"Apaan tuh? " tanya Indo penasaran.

Singa mengalihkan perhatiannya dari laptop ke arah pintu depan.

"Sepertinya dari arah depan, " ucap Singa.

"Tengok yuk! " ajak Indo sambil menarik tangan Malay.

"Males, ajak Phil sana! " balas Malay menahan tubuhnya agar tetap disofa.

Namun karena si Indo itu ngeyelan anaknya, ditariklah tangan Malay sekuat tenaga membuat Malay berakhir mengalah. Dengan ogah-ogahan dia berjalan mengikuti langkah Indo dan Phil.

Disepanjang perjalanan dia menggerutu, yang dibalas kekehan kedua saudaranya. Sesampainya mereka di teras, Indo tersentak begitu melihat objek yang pecah itu. Sebuah pot putih dari keramik berukuran sedang pecah membuat lantai dikotori oleh tanah.

"Gusti! Ini pot kok bisa pecah cok? Mampuslah! nanti gue pula yang diamuk Viet dikira gue yang mecahin," ucap Indo panik.

"Demit jenis mana yang mecahin ini pot hah?!! Biar gue cincang tak jadiin rendang!! " geram Indo sambil menyingsingkan lengan baju kanannya.

Aku Akan Selalu Melindungi KalianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang