Indo menghela nafas, dia mendongak memandang jam dinding kamarnya. Saat ini jam menunjukkan jam 3 sore Wabt(waktu asia bagian tenggara). Indo sangat gabut saat ini, Malay dan Phil tidak ada di mansion. Mereka sedang pergi ke daerah Asia Timur Tengah mengerjakan tugas kelompok dari guru sejarah.
Indo berbeda kelompok dengan mereka, dia masuk kelompok Asia Timur. Tugas Indo sudah dikerjakan 2 hari yang lalu. Nasib kelompokan sama yang rajin, selesai tugas diberikan langsung disuruh ke rumah. Padahal deadline nya masih dua minggu lagi. Ya gak apa-apa sih kalau tugas selesai kan tinggal nyantai.
"Aaaa emak!!anakmu gabut. Pengen ke palung Mariana ketemu ikan piranha tapi males. Pengen ke tempat latihan tapi masih trauma gue. "
Alah sok trauma bilang aja males.
Indo berguling-guling diatas kasurnya, pengen main game tapi kuotanya habis. Pakai wifi sandinya diganti sama bapak Sean nasib nasib.
Bruk...
Indo jatuh terlentang di atas lantai, muka-mukanya pasrah kaya gak ada semangat hidup. Akhirnya dia keluar kamar dengan cara estetik yaitu ngesot.
Setelah sampai didepan kamar, Indo berdiri malu dia kalau dilihat adiknya dia ngesot. Halah kaya punya urat malu aja ni kakek.
( umurnya kan udah 78 tahun 🗿)Tapi aslinya Indo masih muda kok dikalangan country lain. Apalagi di book Ni masih 16 tahun dia.
Indo hendak turun ke lantai satu niatnya sih pengen masak indomie goreng tapi di kasih kuah. Namun dia berhenti ketika melihat pintu kamar berwarna gelap. Dia menghampiri kamar itu.
"Ini kamar siapa yak? Kok neng ujung kulon ngene ale manggon ? Dewe sisan! Seperti terlemnasi. "
*kok diujung barat gini tempatnya? Sendiri pula!
Indo mengetuk pintu kali aja ada penghuninya. Benar saja ada suara yang menyahut dari dalam.
"Eh kaya kenal tu suara, tapi siapa ya?" Gumam Indo.
Clek....
Pintu terbuka menampakkan sosok pemuda berhoodie hitam, kepalanya tertutup tudung hoodie hanya menampakkan poni merah. Iris sea blue itu membulat.
"Bang Indo? " Lirihnya.
Indo cengengesan sembari menggaruk pipinya yang tidak gatal.
"Pagi eh sore Cambo. ""Ada apa bang?" Tanya Cambo.
"Nggak ada cuma gabut aja. Boleh gak gue masuk? " Jawab sekaligus tanya Indo.Dia bertanya sembari masuk ke kamar Cambo sebelum dijawab pemilik kamar. Nih anak sopannya ketinggalan dimana dah?
Cambo hanya bisa diam dengan tingkah tanpa sopan santun abangnya itu. Mau tak mau dia mengizinkan abang keduanya itu masuk.Cambo menutup pintu kemudian berjalan menuju balkon di kamarnya dengan Indo mengikuti dibelakang. Cambo duduk dipagar pembatas tanpa takut jatuh dari lantai dua itu.
Indo juga duduk disampingnya, dia memandangi pemandangan dari lantai dua itu.Senja terlihat diantara gunung-gunung di kejauhan, awan-awan tipis menghiasi langit bagai sapuan kanvas, burung-burung terbang kembali ke sarang.
"Wah lo ternyata anak ganja ya? " Tanya Indo.
Cambo menoleh, dahinya mengernyit.
"Aku bukan anak ganja bang. ""Maksudku anak senja. Maklum lidah gue keseleo, " Ucap Indo cengengesan.
Cambo Hanya mengangguk kemudian kembali melihat kearah luar. Indo cemberut melihat respon datar Cambo.
'Dia gak bisa diajak bercanda.' batin Indo bete.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Akan Selalu Melindungi Kalian
Fanfiction(Cover bukan punya Saya) Keluarga ASEAN kedatangan Country baru. Sosok Country merah Putih yang ceria. Sosok yang barbar sekaligus santuy. Senang sekali menjahili Saudaranya sampai mencak-mencak kesal. Kehadirannya membuat warna baru di keluarga y...