9. Maid yang mencurigakan

358 40 12
                                    

Disuatu mansion yang dihuni para makhluk Asia Tenggara, terdapat seorang Country manis tapi kelakukan macam setan tengah bernyanyi lagu yang beberapa hari ini viral di aplikasi tok tik.

"Wedhus kéntir~
Wedhus kéntir~
Wedhus yang amat kambing~
Yang amat domba~
Hak'e hak'e~"

Seorang pemuda bersenandung riang menuju ruang makan, sembari berjalan dia merapikan dasi berwarna navy miliknya. Ya tau sendirilah siapa tokoh paling random ini, siapa lagi kalau bukan bapak Pertiwi kita.

"Bilik elissss~ dodol pecel~
Ojo nganti wedhus nyolong apel~
Ojo nganti wedhus nyolong apel~"

Indo menari-nari dengan hati senang.
Biarkan saja tu anak, biasa lagi kumat. Obatnya diminum satu botol, overdosis dia.

"PAK NYUWUN ARTAAA !!!!!"

*Pak minta duit!!

Teriak Indo berlari dengan kecepatan cahaya menuju Asean yang tengah menyeruput kopinya. Dia menadahkan tangannya ke depan Asean.

Asean tetap menyeruput kopinya menghiraukan tingkah anak ketiganya yang seperti pengemis itu.

"Ish bapak! Gak ngasih Indo, Indo doain tugas bapak ditambah pak Un."

Asean menghela nafas lebih baik meladeni bocah ini daripada doanya manjur, gak mau dia tugasnya ditambah lagi. Dia membuka dompetnya menyodorkan uang satu lembar merah, lalu memberikannya pada Indo. Indo menerima uang itu dengan hati berbunga-bunga.

"Gila," ucap Malay melihat tingkah Indo.

Padahal masing-masing sudah diberikan black card oleh Papanya, dan isinya tentunya cukup untuk membangun hotel bintang lima dan membuat jiwa misqueen Ni meronta-ronta. Kenapa Indo harus meminta seperti itu? Mana seneng banget dikasih cuma satu lembar.

"Sirik aja Lo!" Balas Indo ketika mendengar ucapan Malay.

"Kau aja yang aneh."

"Bapak! Kasih juga si macan ini pak, iri dia," ucap Indo menoleh ke Asean.

"Idih gak perlu, aku udah punya lebih banyak."

Asean menghela nafas sekali lagi.
Pak Co² nya jangan dibuang-buang, mubazir.

"Indo, bisa panggil papa seperti yang lain? Kalau bapak rasanya gak ada bedanya papa sama orang dewasa lain. Seolah kita gak punya hubungan."

Sudah sedari lama Asean memikirkannya, namun baru kesampaian untuk mengatakannya, Maklum sibuk.

Indo mendudukkan bokong teposnya (plak) ke kursi seperti biasanya dia duduk. Dia menopang dagunya berlagak berpikir serius padahal nggak.

"Terus apa dong? Jangan papa lah biar beda gitu. Kalau Indo manggil bapak langsung tau kalau itu Indo, Gak perlu nebak-nebak siapa yang manggil."

"Daddy aja gimana? Bapak kan sugar daddy-nya Indo." Indo terkekeh mendengar ucapannya sendiri. Walau tak dimungkiri dia sedikit merinding.

Asean menolak panggilan itu, tak ayal dia juga ikut merinding.
"Kesannya kayak papa pedo Indo. Yang lain aja."

Indo kembali berpikir.
"Papi? Awokawok diganti b langsung durhaka Indo. Babeh aja gimana? Atau Romo? Eh jangan Romo deng. Gimana kalau pipa? Kebalikannya papi, Ah Ayahanda?"

Aku Akan Selalu Melindungi KalianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang