18. Penjelasan

371 35 26
                                    


Indo melipat kedua tangannya di depan dada, wajahnya tertekuk.
Dia merasa tertekan sekarang!

"Northy turunin gue dong~ gue gabut," Rengeknya.

Namun sosok yang di panggilnya tidak bergeming, tetap asik mencatat sesuatu tanpa terhalangi keberadaan bocah mungil yang di pangkuannya itu.

"Diam saja di situ Indo. Jangan kemana-mana, " ucap seorang country memasuki ruangan.

Indo menoleh kearah country yang baru datang itu. Dia mengerucutkan bibirnya persis bebek. Merasa frustasi karena di tahan sahabatnya di pangkuannya. Sial! Mana tangan N.k menahan tubuhnya sangat kuat, kekuatan apaan ini?

"Lo berdua mending ikat gue ke kursi aja dah dari pada di pangku gini. Emang gue bocil apa?" Gerutu Indo.

"Huaa!! Gue mau main!!jangan tahan gue kaya gini dong!" Rengek Indo menggeliat berusaha lepas dari cengkeraman N.k

Ya, kini Indo berada di tempat biasa mereka nongkrong kerena dia di temukan keluyuran daripada istirahat. Padahal kan... Yah kita taulah kejadian tadi pagi.

Dia menolak untuk istirahat karena merasa baik-baik saja. Malay tidak bisa berbuat apa-apa untuk membujuk (memaksa) abangnya itu istirahat. Ini akan mengundang pertanyaan saudaranya yang lain, dan rahasia Indo akan terbongkar.

Yah, hanya dia yang tau keadaan Indo yang seperti itu. Indo memintanya untuk merahasiakannya, Malay menyanggupi. Toh dia juga punya rahasia yang hanya di ketahui oleh Indo, impas kan?

Karena Malay uhukmengkhawatirkanuhuk keadaan Indo. Dia meminta kedua sahabatnya untuk mengurusnya. Setidaknya Indo akan di awasi jika bersama kedua sahabatnya. Hanya mereka yang tidak tertipu bujukan manis Indo dan rengekannya. Pastinya Indo akan aman bersama mereka.

Dan di sinilah Indo, ditahan oleh sahabatnya agar tidak kelayapan. Aslinya dia tidak akan di tahan seperti ini kalau saja dia menuruti instruksi mereka untuk duduk manis di ruang itu.

Tapi apa? Country manisnya kemanisan sampai pahit ini ditemukan bergelantungan seperti monyet di pohon mangga samping tempat tongkrongan mereka.

Setelah diturunkan, bocah itu merengek karena merasakan tubuhnya sakit. Tentu saja efek itu masih terasa di tubuhnya dan ketika dia turun tadi, tangannya yang masih sedikit gemetar terpeleset menyebabkan pendaratan yang mulus. Punggungnya masih nyut-nyutan sekarang karena digunakan untuk mendarat terlebih dahulu.

Alhasil kedua sahabatnya itu sudah capek, dan memilih mengikatnya atau menahannya saja. Awalnya sih, mereka ingin mengikat Indo di kursi atau kalau perlu di masukan kandang sekalian.

Tapi karena Indo pintar membobol dan melepaskan segala macam bentuk tali atau benda yang mengikat tubuhnya jadi mereka memilih menaruh Indo dipangkuan mereka.

Bersyukurlah, karena perbedaan kekuatan dan ukuran mereka Indo tidak bisa melepaskan diri.

Akhirnya Indo memilih menyerah, percuma saja merengek pada kedua sahabat esnya itu.

Nasib nasib punya sahabat udah tiang, muka tembok, gak peka, sadis pula pokoknya paket lengkap.

"Jangan mengutuk."

Terdengar suara dari atas kepalanya, Indo mendongak. Tatapan N.k masih terpaku pada buku di atas mejanya.

"Idih siapa juga yang ngutuk?" Tanya Indo.

"Jangan kira kami tidak tau kamu mengutuk kami di pikiranmu Indo," Ucap Rusia mendekati mereka, di tangannya terdapat bungkusan.

"Jika kamu nakal lagi aku tidak akan memberikan Marjan dan kue ini."

Aku Akan Selalu Melindungi KalianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang