16

87 12 1
                                    

Hari-hari berlalu begitu sahaja sehingga hari ini adalah kepulangan mereka ke Thailand, pastinya Weir sudah puas berjalan-jalan di sini. 

"APA" teriak Weir saat melihat notice di hadapannya saat ini, benar-benar menyeramkan!!

Sesiapa tolong memberitahu dirinya notis di hadapannya saat ini hanya candaan sahaja! Mana mungkin ia di suruh tunggu sehari di bandara kerana pesawatnya delay!!

Wajah Weir langsung murung setelah mendapat tahu notis itu benar walaupun mereka mendapat kamar yang lumayan selesa tapi ia tetap tidak terima. Seorang Weir di suruh menunggu?!

"Sayang, hanya sehari sahaja." ujar Korn memujuk Weir yang suasana hatinya sedang buruk. 

Seketika Weir menjadi ingat sesuatu, untuk apa ia menunggu jika ia boleh mengadu pada orang tuanya bukan. 

"phi~ aku lapar, boleh phi beli makan?" tanya Weir dengan puppy eyesnya.

"Baiklah, tunggu di sini" ujar Korn 

Setelah memastikan Korn benar-benar sudah keluar, ia langsung menghubungi daddynya. Tak membutuhkan waktu yang lama, daddynya sudah mengangkat panggilannya. 

"iya Weir, ada apa?" terdengar suara Singto dari seberang sana. 

Mendengar itu, Weir langsung memulakan sesi meluahkan perasaan kesalnya dari awal sehingga sekarang. 

"Ya sudah, daddy akan siapkan pesawatnya"

Weir yang mendengarnya tentu sahaja senang, ia tidak perlu bersusah payah untuk menunggu seharian. 

"Itu sahajakan? Daddy banyak pekerjaan"

"Itu sahaja"

Tut

Panggilan langsung di matikan oleh Singto dan Weir langsung menyimpan hp miliknya. 

Ceklek

"Weir? Ini makanannya," ujar Korn yang baru sahaja tiba dengan makanan di tangannya.

"Thanks Phi," ujar Weir dengan tersunyum manis, suasana hatinya sudah baik. 

"Apa yang membuatmu senang?" tanya Korn heran

"Kita tidak perlu menunggu lagi phi, aku sudah mendapatkan pesawat" ujar Weir senang

"Hah? Bagaimana bisa?" ujar Korn tidak percaya, semudah itu?!

"Lihat sahaja nanti, sekarang ayo makan!"

.
.
.
.

"Weir, ini pesawat siapa?" tanya Korn, ini sepertinya bukan pesawat pada umumnya yang biasanya ia lihat.

"Pesawat milik daddy," ujar Weir, dalam sekejap pesawat untuknya sudah tersedia di sini. 

"Selamat malam tuan Weir," ujar pria yang menyambut mereka, mereka langsung menunduk hormat pada Weir. 

Sedangkan Korn hanya mampu terdiam, sepertinya Weir bukan orang biasa. Apalagi ia melihat ramai yang berjaga di sini. 

Mereka masuk ke dalam pesawat tersebut dan duduk di kerusi yang memang ada di situ, hanya ada mereka sahaja di situ.

"Siapa daddymu Weir?" ujar Korn penasaran, mungkin sahaja Weir lebih kaya berbanding dirinya.

"Nanti phi akan tahu sendiri," ujar Weir, ia tentu sahaja mengingat jadual Korn. Mereka akan ada pertemuan tak lama lagi.

Korn hanya diam, kalau Weir sekaya ini kenapa ia bekerja di perusahaannya? Namun Korn malas memikirkannya, rasanya ia lupa Weir menyukainya dari awal ia bekerja. 

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang