22

79 7 1
                                    

"Maaf, ini semua salah faham," ujar Korn pada akhirnya.

"Apa maksudmu salah faham? Bukan sudah jelas? Tidak usah malu," ujar Fah, ia yakin yang Korn juga masih mencintai dirinya.

Rasanya ia menyesal kerana pernah meninggalkan Korn, jadi semuanya tidak akan menjadi serumit ini kerana Korn sudah mempunyai tunangan sekarang, tapi bukannya semua sudah selesai?

"Apa perlakuanku belum cukup membuktikan semuanya salah faham?" Ujar Korn, ia bahkan tidak ingin berdekatan dengan Fah saat ini.

"Jadi kenapa kamu mengiyakan semalam?!" Ujar Fah, apa ia di permainkan oleh Korn saat ini.

"Aku tidak mendengar ucapanmu, aku mengiyakan kerana mengingat itu tentang kerjasama yang sedang kita jalankan" ujar Korn jujur.

"Apa salahnya jika kita memulakannya dari awal? Weir sudah tahu kita kembali dan ia pasti sudah memutuskan kamu bukan?" Ujar Fah, ia sempat mendengar perbicaraan beberapa karyawan yang mendengar Weir mengatakan putus.

"Aku tidak bisa, aku benar-benar sudah tidak mencintaimu lagi. Kalau memang aku dan Weir tidak kembali bersama, aku juga tidak akan kembali padamu," ujar Korn, untuk apa ia kembali menjalinkan hubungan dengan Fah jika ia memang sudah melupakan semua masa lalu mereka dan fokus pada Weir seorang.

"Apa aku tiada peluang sama sekali?" Ujar Fah tidak putus asa, apa sedikit perasaan untuknya tiada?

"Maaf, memang tiada." Ujar Korn, ia rasa sebersalah sekarang kerana membuat salah faham.

Kalau ia tahu akan menjadi begini, lebih baik ia tidak mengangkat panggilan Fah dan pasti hubungan ia dan Weir akan baik-baik sahaja saat ini.

"Kalau tiada hal lagi silakan keluar." Ujar Korn, ia perlu memikirkan cara untuk mencari Weir saat ini.

Mendengar itu Fah merasa kesal, harga dirinya seperti di injak oleh Korn. Padahal ramai pria yang ingin bersama dengan dirinya tapi Korn menolak dirinya begitu sahaja.

Fah langsung berjalan keluar dari ruangan Korn, ia perlu menenangkan dirinya dan tidak membuat kekacauan lagi di sini.

Korn sudah tidak peduli lagi jika Fah membatalkan kerjasama mereka. Ia akan mencari model lain sahaja nanti.

Sedangkan Korn kembali duduk dan menghela nafasnya kasar, di mana Weir pergi saat ini.

Lamunan Korn berhenti kala sebuha panggilan video masuk. Ia mengeryit heran, nombor tidak di kenali menelefon dirinya.

Namun, Korn tetap mengangkat panggilan tersebut. Siapa tahu itu nombor baru Weir?

"Hai tuan Korn," sapa pria di seberang sana.

Korn hanya menatap datar, ternyata pesaing dirinya. Entah apa lagi yang pria itu inginkan, ada sahaja untuk mencari gaduh dengan dirinya.

"Apa kau mengenal dia?" Ujar pria itu dan mengarahkan kamera ke arah Weir.

"Lepaskan Weir!!" Ujar Korn panik, ini yang ia takutkan. Musuhnya mengincar Weir kerana Weir adalah kelemahan dirinya.

Korn gusar, pasti Weir akan ketakutan nanti saat bangun. Weir masih tidak sadarkan dirinya dengan posisi tangan serta kakinya terikat di kerusi tengah ruangan dan ada 3 sehingga 4 orang di sekeliling Weir.

"Tentu sahaja boleh kalau kau menturuti keinginanku,"

"Apa yang kau mahukan?!" Korn sudah tidak peduli lagi jika ia rugi sedikit, yang penting Weir baik-baik sahaja.

"Kau tahu apa yang aku mahukan, kita bertemu di cafe xxx. Aku akan datang dalam masa 20 minit," ujar pria itu dan langsung mematikan panggilannya.

Korn langsung bangun dan turun ke tempat parkir. Korn tahu pria itu mengincar beberapa kliennya, jadi ia akan melepaskan kerjasama dengan kliennya jika itu yang akan pria itu minta.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang