21

56 9 2
                                    

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, pemiliknya saat ini dalam kepanikan yang luar biasa. Bagaimana tidak, tunangannya tiba-tiba meminta putus dan tidak ada yang bisa dihubungi setelahnya.

Korn benar-benar bingung. Apa yang telah dia lakukan? Apakah dia melakukan kesalahan? Dia hanya menanyakan tentang Fah, model baru di perusahaannya. Dia hanya ingin tahu apakah Fah sudah datang atau belum, tetapi Weir justru marah dan meminta putus.

Di mana letak kesalahannya? Korn mencoba menghubungi lagi setelahnya, tetapi nomornya sudah tidak aktif. Sepertinya Weir mematikan ponselnya agar Korn tidak bisa menghubunginya lagi.

Korn benar-benar terkejut dengan perubahan sikap Weir. Dia selalu terlihat ceria dan tidak mudah marah. Saat Korn sampai di kantor, dia mencari Weir di ruangannya, tetapi tidak menemukannya. Sepertinya Weir sudah tidak ada di kantor.

Tok
Tok
Tok

Pintu ruangannya diketuk, mungkin itu staf yang dia minta datang.

"Silakan masuk," ujar Korn, dan seorang wanita masuk, menundukkan kepala hormat pada Korn.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya staf tersebut, seorang resepsionis yang biasanya berjaga di depan untuk menyambut tamu.

"Apakah Anda melihat Weir?" tanya Korn, mencoba memastikan apakah Weir sudah pergi atau masih di kantor.

"Tuan Weir? Anda mungkin perlu tahu apa yang terjadi pagi ini," ujar resepsionis tersebut, membuat Korn penasaran.

"Pagi tadi, saya melihat Tuan Weir datang seperti biasa dan pergi ke kantin. Setelahnya saya pergi ke tandas dan tempat resepsionis kosong. Ketika saya kembali dari tandas, saya mendengar ada keributan di kantin. Tuan Weir sedang bertengkar dengan seorang wanita," lanjut resepsionis tersebut dengan serius.

"Dia bertengkar dengan seorang wanita?" tanya Korn, mencoba menebak siapa wanita tersebut.

"Iya, saat saya bertanya kepada rakan saya, dia mengatakan bahwa wanita itu bertanya di mana ruangan Anda. Seseorang mengatakan untuk bertanya kepada Tuan Weir karena dia adalah sekretaris Anda." Ujar resepsionis itu.

Korn mengangguk faham, tidak heran jika mereka menyuruh wanita itu tanya pada Weir. Lagipun, di tingkat paling atas memang hanya ada ruangannya sahaja, mungkin mereka malas jika ingin turun naik, apalagi ada Weir di situ.

"Mulanya, mereka berdua hanya mengobrol biasa tapi semakin lama suasana semakin tegang, dan Tuan Weir terlihat marah ketika wanita itu menunjukkan sesuatu di ponselnya." lanjutkan resepsionis itu.

Korn penasaran, apa yang di tunjukkan oleh wanita tersebut sehingga Weir marah.

"Tak lama wanita itu pergi, dan Tuan Weir terlihat menahan amarah. Dia bahkan langsung marah ketika ada yang meneleponnya. Dia membanting ponselnya hingga pecah, lalu pergi ke tempat parkir. Itu saja yang saya tahu karena saya tidak berani mengikuti Tuan Weir," lanjut resepsionis mengakhiri cerita ringkasnya.

Korn hanya mengangguk paham. Dia bertanya-tanya siapa wanita itu dan apa yang mereka perdebatkan sampai membuat Weir marah sekali.

Tok
Tok
Tok

"Masuk," ujar Korn mengeryit heran, ia tidak memanggil sesiapa lagi untuk datang ke ruangannya.

"Fah?" Ujar Korn, ia masih ingat dengan Fah sebagai mantannya tapi ia tidak ambil pusing dan hanya menganggap mereka sama-sama profesional.

Dengan menggunakan isyarat, Korn menyuruh resepsionisnya untuk keluar dari ruangan.

"Ada apa? Apa mau melanjutkan berbicaraan kerjasama?" Tanya Korn, ia ingat Fah meminta untuk berjumpa dan menganggap untuk pekerjaan.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang