"Jade, bangun," bisik Zayn sambil sedikit menggoyangkan tubuhku.
"Mmh?"
"Udah pagi ini. Sekolah, kan?"
"Zayn? Tumben udah bangun," ucapku seraya mencoba untuk duduk.
"Iya. Ayo, cepetan. Mau nyamperin Perrie dulu"
"Perrie? Eh, iya. Aku bisa jalan kaki, kok. Kan sekolah deket juga"
"Aku anterin aja. Kalo berdua sama Perrie doang gak enak"
"Oh, oke. Tunggu sebentar"
Aku segera mengambil seragamku dan mandi. Setelah mandi aku turun untuk sarapan.
"Kamu udah sarapan, Zayn?"
"Udah"
"Oh. Kalo gitu sarapannya aku makan dimobil aja kali, ya?"
"Terserah, sih"
Aku segera mengambil tempat makanku dan membuat roti dengan selai.
"Yuk, Zayn"
Zayn beranjak dari tempat duduknya dan segera keluar.
Ternyata Perrie sudah menunggu kita di depan rumahnya.
"Hey, Zayn, Jade," sapanya saat masuk ke dalam mobil.
"Hey," balasku dan Zayn hampir bersamaan.
Dalam perjalanan menuju sekolah Zayn banyak mengobrol dengan Perrie. Sementara aku, hanya memakan sarapanku dan sibuk dengan handphoneku.
"Udah sampai," ucap Zayn seraya memberhentikan mobilnya.
"Thank you, Zayn. Maaf ngerepotin," kata Perrie.
"Tidak, kok," balas Zayn.
"Bye, Zayn" ucapku.
"Bye, Jade"
Kita bersama masuk ke dalam kelas. Seperti biasa kita langsung menghampiri Eleanor dan Sophia.
"Hey!" sapaku dan Perrie.
"Hey!" balas mereka.
"Eh, aku sama Perrie dipanggil ketua OSIS sebentar, ya" ucap Sophia seraya meninggalkan kelas.
"Oke" balasku.
"Gimana, Jade?" tanya Eleanor.
"Apanya gimana?"
"Itu loh si Hemmings"
"Oh. Gak gimana-gimana"
"Belom chat?"
"Belom. Males juga. Lagian Zayn bilang aku suruh jauhin dia"
"Serius? Jangan ikutin kata dia. Coba aja kali"
"Chat aja sendiri sana. Lagian kayanya dia gak tau kalo aku suka sama dia"
"Makanya. Let him know, babe. Kode sedikit"
"Males"
"Sini handphonenya"
"Hey! Handphoneku hampir jatuh tau!"
"Berisik"
"Ngapain, sih?"
"Chat sama Luke"
"Eh! Ngapain?! Sini handphonenya!"
"Gak! Udah percaya aja. Sana duduk"
"Lah? Terus?"
"Udah ntar terima beres aja"