17

53 5 0
                                    

Hari ini aku libur. Jadi, aku bangun dan segera mengambil handphoneku untuk melihat apakah Calum sudah membalas LINEku.

Udah di read, sih.
Tapi, kok gak dibales?
mungkin hari senin dia kembalikan.
mungkin.

Aku memutuskan untuk menelphonenya via LINE.

"Hallo?"
"Cal?"

"Hmm?"

"Eh, lo dimana?"

"Hah?"

"Lo dimana?"

"Apasih? Gak kedengeran"

"LO DIMANA BUDEK?!"

"Apaan sih lu ganggu aja"

Kutu monyet. Dimatiin.

Aku melempar handphoneku ke kasur dan membaringkan tubuhku disebelah handphoneku.

"Iiiih!" keluhku seraya mengacak-acak rambutku.

"Eh, Jade? Tumben udah bangun," ucap Zayn seraya masuk ke kamarku.

"Apaan, deh?"

"Kenapa pagi-pagi udah badmood?"

"Tau ah"

"Luek?"

"Luek mah bikin badmoodnya all day all night, Zayn"

"Jadi yang pagi ini mengandung Luke, gak?"

"Enggak?"

"Terus?"

"Calum"

"Duh. Kali ini kakakkmu yang lumayan ganteng ini ngeship adiknya yang kurang cantik sama Luke atau Niall, deh. Serius. Kasian si Ele"

"Apa, sih? Orang si Calum belum ngembaliin jumper aku. Ya udah, aku nanya ke dia dong. Trus, tadi pas aku telephone dia kayaknya ada di tempat yang rame gitu"

"Di pasar malem kali?"

"Ini udah pagi, Zayn. Kayaknya dia di club, deh"

"Yakali ngeclub sampe pagi?"

"Iya, sih. Bisa jadi. Ah, bodo amat"

"Baper"

"Udahlah, keluar aja"

"Ye, ngambek," balasnya sambil keluar dari kamarku.

Duh, pagi-pagi.

Aku memutuskan untuk mengirim LINE ke Calum.

Calum H.

Jade Malik : Cal, bisa ketemuan? Starbucks deket rumah jam 3. Kabarin.

Aku menaruh handphoneku dan memutuskan untuk mandi sebelum pergi ke taman untuk mencari udara segar.

Aku memangambil handphone dan headset ku lalu pamit dengan Zayn.

Aku jogging sedikit setelah sampai ditaman. Aku berjalan kearah tukang es krim dimana aku dan Niall bertemu.

Duh, kangen.









Sama Luke tapi.
He.he.he.

Ketika aku berjalan menuju tukang es krim tersebut aku sepertinya melihat Calum dan ... wanita yang waktu itu mungkin? Entahlah, aku juga tidak yakin. Yang jelas itu jumperku.

Aku menghampiri mereka.

"Cal," sapaku.

"Mau apa?"

"Jumper gua, monyet"

"Santai"

"Balikin"

Dia membuka jumperku.

StrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang