13

76 7 6
                                    

Hari ini, aku bangun kesiangan. Aku bangun jam 6.50 sementara kelasku mulai 10 menit lagi. Ya, aku tidur jam 3 pagi karena aku asik membaca novel. Terdengar bodoh memang. Tapi, novel yang Perrie berikan padaku itu memang bagus.

Aku segera mencuci mukaku dan segera sikat gigi. Aku mengganti bajuku dan meraih tasku. Aku berlari tergesa-gesa keruang tamu dan mendapatkan Zayn tertidur di sofa. Sepertinya dia ketiduran saat menonton film tadi malam sehingga ia tidak membangunkanku. Aku menulis note kecil untuk Zayn dan segera berlari menuju sekolah.

Kring!

7.00

"Huh, untung pas," gumamku seraya duduk di bangkuku.

"Kesiangan?" tanya Sophia yang duduk didepanku.

Aku hanya mengangguk dan mengeluarkan buku matematikaku. Ini merupakan pelajaran favoriteku. Tapi, hari ini aku tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran ini. Bukan. Bukan karena Luke, Calum, ataupun Niall. Aku kurang tidur.

Aku melihat keluar jendela dan mendengar anak-anak sedang berolahraga. Aku tidak dapat melihatnya tapi, aku bisa mendengarnya. Aku mengambil kertas jadwal pelajaran dan melihat jadwal pelajaran hari ini.

Oh, kelasnya Luke dan teman-temannya. Seandainya kelasku berada dilantai bawah. Aku pasti bisa melihatnya.

Aku memasukkan kembali jadwal tersebut dan berusaha untuk memperhatikan Mrs. Dena yang sedang menjelaskan.

----

Angin segar menyapu wajahku ditengah taman sekolah yang sepi ini. Aku memejamkan mataku dan menikmatinya. Sangat menikmatinya.

"Hey, what's up? Gak pulang?" sapanya sambil tersenyum manis dan duduk disebelahku.

"H-hey, n-nothing. Uhm, males pulang," jawabku gugup.

"Kok sendirian disini? Gak sama yang lain?"

"Iya, lagi pengen sendiri aja"

"Oh, sorry berarti aku ganggu, ya? Kalo gitu aku pergi dulu, ya," ucapnya sambil beranjak pergi.

"No no no noooo, please. Aku malah seneng kamu disini," pintaku sambil menarik tangannya.

"Berdua," lanjutku.

"Yes, only two of us," balasnya sambil tersenyum.

Oh, senyuman itu.

Keheningan menimpa kita berdua. Hanya ada suara angin yang bertiup dengan sejuknya.

"Wanna go somewhere?" tanyanya sambil menggenggam tanganku.

"Yep," balasku lalu mengikutinya berjalan keluar dari sekolah.

"Mau ice cream?" tawarnya.

"Mau. Tapi, aku takut jika aku sakit lagi seperti waktu itu"

"Aku bakalan selalu jagain kamu, kok"

Dan lagi-lagi senyumnya membunuhku.

Aku mengangguk dan dia memberikanku 1 corn ice cream padaku dengan rasa favoriteku. Kalian masih ingat? Yup. Cookies and Cream always be my fave.

Eits.

No.

He's always be my fave.

"Mau kemana lagi?" tanyanya.

"Gimana kalau kita duduk-duduk ditaman dulu?"

"Sure"

Kita berdua menuju bangku taman yang tersedia disana. Tidak terlalu ramai dan bisa dibilang romantis (?) Entahlah.

StrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang