XXIV

40 1 0
                                    

Setiap hari di rumah sakit, Luke dan Zayn selalu mengunjungiku. Aku senang karena sekarang aku bisa dekat dengan Luke. Mengobrol, bercanda, dan tertawa seperti dia bersama dengan teman-temannya. Tapi, disisi lain, aku merindukan seorang Calum Thomas Hood.

Klek.

Pintu kamarku di rumah sakit ini terbuka. Luke datang membawakan bunga untukku.

"Hey, Luke," sapaku dan memberinya senyuman.

"Hey, Jade. Bagaimana keadaanmu?" tanyanya sambil mengganti bunga yang dia bawakan kemarin di atas meja dengan yang baru.

"Sudah lebih baik"

"Baguslah. Seharusnya, kau tidak usah terlalu memikirkan Calum. Kau harus banyak istirahat. Lihat, kau sudah 7 hari disini padahal keadaanmu tidak terlalu parah saat itu. Harusnya, kau sudah bisa pulang beberapa hari yang lalu"

"Aku tau. Tapi, aku merindukannya"

"Ada aku disini kenapa kamu harus memikirkannya?" balasnya dengan senyum.

Oh, aku rasa aku meleleh sekarang.

"Bisakah aku menemuinya?"

"Tidak?"

"Kenapa?"

"Keadaanmu sendiri saja belum baik. Kau mau melihat Calum tambah down saat melihatmu seperti ini?"

Aku menggelengkan kepalaku.

"Ya, sudah. Makan sarapanmu dulu"

"Luke?"

"Hmm?" gumamnya sambil menyiapkan sarapanku yang sudah tersedia di meja.

"Kenapa..."

"Kenapa? Apa?"

"Kenapa kau begitu perhatian denganku? Sedangkan dulu kau membuatku menganggap kalau aku ini sampah?"

Luke menaruh mangkuk yang berisikan bubur itu dan mendekatiku untuk memegang puncak kepalaku.

"Jade, kau temanku. Aku sayang padamu. Aku tak mungkin meninggalkanmu sendiri di saat seperti ini, kan?" jawabnya dengan senyuman yang hangat.

Aku cinta kepadanya.

Walaupun, aku dianggapnya hanya sebatas teman.

"Luke"

"Ya?"

"Aku butuh kamu"

"Kita saling membutuhkan, kan?"

"Aku yang lebih butuh"

"Tidak, Jade"

"Terima kasih"

"Untuk?"

"Membuatku sekuat ini"

"Aku minta maaf akan apa yang aku lakukan dulu"

"Hmm"

"Keadaan bisa berubah kapanpun"

"Right"

"Dan mungkin juga perasaanku"

"Luke?"

"Ya, Jade?"

"Apa kau serius dengan ucapanmu itu?"

"Ya. Sangat."

"Bisakah aku memelukemu?"

"Sure"

Luke langsung melebarkan tangannya dan merasakan pelukan hangatnya yang ingin sekali kurasakan selama ini. Hatiku hanya untuk Luke sekarang. Tidak ada yang lainnya.

StrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang