19

55 5 1
                                    

"Cal?" panggilku dan meraba-raba pinggiran tempat tidurku.

"Kenapa, Jade? Calum udah pulang," jawab Zayn.

"Kok?"

"Iya katanya mau jalan bareng Ele. Udah, tidur lagi aja. Ini masih jam 2 pagi. Aku mau balik ke kamar kalo ada apa-apa panggil aku, ya," jawabnya seraya keluar dari kamarku.

Aku duduk dipinggiran tempat tidurku dan mengambil handphoneku.

Calum H.

Jade Malik : Cal, katanya lo mau nemenin gue
Jade Malik : abis jalan bareng Ele, ya?

Calum H. : enggak, kok. Tadi gue disuruh Zayn pulang

Jade Malik : tapi lo, kan udah janji
Jade Malik : eh, kok lo belom tidur, sih?

Calum H. : gabisa tidur mikirin lo

Jade Malik : sini temenin gue, Cal

Calum H. : otw

Aku mengambil kunci rumahku dan berjalan menuju balkon kamarku.

"Cal!" ucapku berbisik.

Dia melihat ke arah balkonku dan aku segera melemparkan kunci kepadanya. Setelah itu, aku kembali ke tempat tidurku.

"Jade?" ucap Cal dari pintu kamarku.

Aku duduk ditenpat tidurku.

"Gimana? Udah baikan?" tanyanya sambil menghampiriku dan duduk di pinggir tempat tidurku.

"Udah, Cal," balasku.

Kita diam didalam keheningan.

"Lo masih suka sama Luke?" tanyanya memecah keheningan.

"Enggak"

"Kenapa?"

"Dia gak care sama sekali sama gue. Terus kata dia, dia udah punya pacar. Ya, udah"

"Pacar? Serius? Gebetan, kali"

"Tanya aja sama orangnya sendiri"

"Gak. Ngapain?"

"Gatau"

"Eh"

"Apaan?"

"Mau gak jadi pacar aku?"

akuakuaku

"Duh, Ele masih suka sama lo, Cal"

"Kalo Ele gak suka emang mau?"

"Eng-gak?"

"Bilang aja mau"

"Enggak"

"Gak usah malu-malu, sih," balasnya dengan smirknya.

"Ngaco"

"Ya, terus maunya gimana? Teman Tapi Mesra?" ucap Calum.

"Koko dedek"

"Gak, ah. Apa banget coba"

"Kokooooo"

"Masa aku harus jadi koko kamu?"

"Bahasamu, nak"

"Gue harus jadi koko lo?"

"Gak, ah. Geli"

"Labil"

"Bodo"

"Udah jem segini kita masih aja ribut-ribut, coba"

"Asalkan sama kamu"

"Jangan buat aku baper"

Tawa kita akhirnya meledak.

Padahal gak ada yang lucu.

Kita memang aneh.

Cocok memang.

Krek!

Kita berdua menoleh ke arah pintu.

"Zayn?" ucapku pelan.

"Jangan berisik," ucap Zayn sambil menghampiriku dengan Calum.

"Cal? Bukannya gua udah suruh lo buat pulang?" ucap Zayn.

"Gua mau jaga Jade"

"Gua bisa, kok. Gua gak butuh bantuan lo cuma buat jagain Jade, doang. Harusnya lo jagain Ele"

"Zayn?" ucapku.

"Kenapa lagi, Jade? Kan, aku udah bilang jangan deket-deket Calum lagi. Kamu harus ngertiin perasaan Ele, Jade. Bukannya kamu masih suka sama Luke? Deketin dia aja"

"Apa aku harus kasih tau kalo perasaan itu bisa berubah kapan aja? Gak peduli dimana, kapan, gimana, dan sama siapa. You can't deny it"

"Jadi? Secara gak langsung kamu ngomong kalo kamu udah gak suka sama Luke dan sekarang kamu suka sama Calum? Inget Ele"

"Aku..."

"Cal, pergi dari sini sekarang," perintah Zayn kepada Calum yang sedaritadi menatap lantai kamarku.

"Z-zayn, aku yang suruh dia buat stay disini"

"Gak apa-apa, Jade. Zayn bener. Harusnya gue gak usah deketin Ele dulu baru lo. Jadi begini, kan? Semoga yang lo bilang bakal terjadi beneran buat gue, ya. Perasaan bisa berubah sewaktu-waktu. Gue harap gue bisa lupain lo. Semua tentang lo yang bahkan buat gue dapetin lo aja susah banget. Pernah suatu kali gue marahan sama Luke. Masalahnya cuma satu. Lo doang. Tapi, gue gak ngasih tau dia dan yang lain apa yang bikin gue marah sama dia. Tapi, balik lagi. Dia temen gue sendiri. Gak mungkin gue harus berantem sama dia gara-gara cewek. Makasih. Ternyata hasil dari nunggu ini sia-sia gara-gara gue udah salah step dari awal. Gue emang bodoh. Inu salah gue. Luke setau gue masih free, kok. Deketin lagi aja. Sorry gue udah ganggu," ucap Calum lalu beranjak dari posisinya.

"Ca! Wait!" aku berteriak sambil menghampiri Calum.

"Cal, sorry gue yang bego. Gak pekaan jadi orang. Seandainya lo sama Ele gak kaya orang pacaran, gue bakal berpaling ke lo, Cal. Cuma saat itu gue mikir kalo Ele layak bahagia. Gue gak mungkin rebut lo gitu aja dan akhir-akhir ini kita juga semakin deket aja. Padahal gue udah menjauh dari lo. Mungkin gue jatuh hati sama lo. Telat banget. Iya, gue tau," ucapku sambil meneteskan air mata yang mulai menghiasi pipiku sambil memeluk Calum.

"Complicated banget," ucap Zayn yang masih ada diposisinya.

"Jangan sampe Ele tau tentang ini. Cal, lo jagain Ele aja," lanjut Zayn lalu meninggalkanku berdua dengan Calum.

Calum menggendongku menuju Tempat tidurku dan membaringkanku. Calum membuka jumpernya. Dia hanya menggunakan baju dropdeadnya yang tidak mempunyai lengan dan kemudian berbaring disebelahku.

Aku bersembunyi didalam selimutku karena malam ini cukup dingin untukku.

Yeeee yang digantung wkekwk.
salahkan semua guru dan tugas gue.
sorry kalo ada typo atau ampas-ampasnya.

wkwkkw

thanks for readin and vomment(s)

:]

StrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang