Bahkan, banyak waktu kamu habiskan hanya untuk mengejar apa yang seharusnya tak kau gapai hingga berlarian. Nuansa indah itu telah terlukiskan oleh takdir yang tak mungkin kau tolak.
Hingga pada saatnya kau menyadari, bahwa kau hanya butuh waktu untuk kembali mengarsir sebuah pensil, menulis tiap puisi, juga membaca tiap dialog dalam novel tebal yang berjejer dimeja belajar.
Sebuah kerinduan akan ruang yang telah lama rumpang, sebuah sesak yang sulit diutarakan, juga sebuah angan yang seakan memaksa bahwa semua harus searah dengan apa yang telah terencana.
Namun pada dasarnya arus sungai tetap mengalir, juga angin kencang yang bertiup menyampaikan pesannya pada setiap daun yang berguguran. Kamu hanya perlu berjalan secara perlahan, dan menikmati setiap proses tanpa perlu berlarian hingga tertatih memaksa kehandak yang telah ditakdirkan.
-claudbia
[Blue and Grey]
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue and Grey
AcakSecond place til i go to heaven__ "Lembar selanjutnya apalagi nona?" "Jelas semua yang belum saya arsirkan dalam setiap bait yang ku tulis tuan" "Perihal apa lagi kali ini nona?" "Sepertinya aku harus berbalik arah, atau ku bunuh saja sekalian tua...