Liburan musim panas telah tiba. Hogwarts express sudah berhenti setelah beberapa jam perjalanan. Dia berpamitan pada Daphne lalu segera mencari Louis dan juga Charlotte. Setelah mereka bertemu, mereka segera menemui orang tua mereka yang sedang melambaikan tangan ke arahnya. "Mum, dad apa kabar." sapa Charlotte.
"Baik, sangat baik."
"syukurlah."
Anggota keluarga itu tidak banyak mengobrol saat di dalam mobil tapi setelah sampai di rumah dan ketiga remaja itu duduk di meja makan sambil menikmati hidangan yang disediakan, mereka mengoceh tanpa henti. "Bicaralah satu persatu, ibu dan ayahmu bingung mau mendengarkan yang mana dulu. Oh ya Louis, kau ada ujian NEWT kan, bagaimana hasilnya?"
Dengan mulut yang penuh oleh makanan ia menjawab "Ata pofesor sih juni dibahikan." kondisi mulut yang penuh membuat perkataan yang keluar darinya kurang jelas.
"Hati-hati nak, kau bisa tersedak." ucap ayah.
"Lalu, bagaimana dengan pekerjaan?" tanya ibu lagi
"Aku ingin melamar sebagai auror barangkali diterima."
"Nilai mu saat di Ilvermony dulu sudah cukup bagus untuk melamar auror tapi yang menentukan adalah ujian NEWT mu dan ingat jadi auror itu tidak mudah, akan ada banyak tes yang harus diikuti." jelas ibu.
"Kau Alza, bagaimana harimu?"
"Nothing special mum, tapi saat hari dimana final Triwizard Tournament diadakan aku sempat mengalami hal aneh." Alza menceritakan semua yang dialaminya saat peristiwa itu terjadi. (capt 10)
Mimik wajah ibu cukup untuk menjelaskan betapa terkejutnya dia mulutnya terbuka lebar dia memberhentikan kegiatan makannya. "Kenapa tidak mengirim surat?" tanyanya.
"Kupikir lebih detail jika menceritakan langsung."
"Dan sekarang tandanya bagaimana?"
"Aku menggunakan foundation untuk itu." Alza megambil micelar water dan juga kapas dari kantung celananya dan segera mengusapkan kapas itu ke lehernya, terlihat lah tanda kegelapan itu.
"Sudah dicoba untuk menutupinya menggunakan glamour?"
"Sudah tapi tidak bisa...," Alza memotong perkataannya terlebih dahulu dengan menegak segelar air. "biarkan saja, hanya sementara waktu."
"Tapi mum, Harry bilang itu memang nyata Alza ada disana menyaksikan semuanya terjadi. Dan lihat sekarang daily prophet mengatakan bahwa Harry membual." ujar Charlotte
"Tidak ada bukti, seandainya ada mereka pasti tak akan menyangkal" ucap Alza.
"Ibu kau tau tidak, Charlotte berkencan dengan Malfoy" ungkap Louis
"A-apa Malfoy? yang benar saja Louis aku hanya bersama dengannya saat Yule Ball selebihnya tidak. Gryffindor dan Slytherin tidak mungkin menjadi satu" bantah Charlotte. Mum dan dad hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah anaknya.
"Mum, Dulu saat mum di Hogwarts memangnya masuk asrama apa?"
"Slytherin, karena mum itu pureblood"
"Benarkan? Nama belakang mum apa?" tanya Charlotte
"Maaf, mum tak bisa bercerita tentang itu, nak"
"Oh, baiklah mum tidak apa-apa"
Hari itu dipenuhi oleh canda tawa. Malam harinya Alza, dia bermimpi aneh lagi namun sepertinya ini lebih kearah pertanda.
Dia melihat Harry di depan pintu departemen misteri. Dia melihat Harry berjalan masuk ke dalam pintu itu, disana ada lebih banyak pintu namun Harry memilih berjalan lurus. Pintu terbuka menunjukkan ruangan penuh dengan rak yang berisi bola-bola kaca berdebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Riddle Girl (HIATUS)
Fanfiction[Harry Potter Fanfiction] Apa jadinya jika ada seorang gadis bermarga Riddle? padahal seperti yang kita tau pemilik marga Riddle terakhir adalah sang pangeran kegelapan yang tidak memiliki garis keturunan,lantas siapakah gadis itu? dan apa hubungann...