13 : Back to Hogwarts

150 17 1
                                    

Minggu pagi yang cerah, suasana hangat menyelimuti rumah keluarga Ersene, mereka sedang menikmati waktu bersantai bersama di ruang keluarga. Berharap keluarganya lengkap namun Alza tidak ikut nimbrung disana, dia sudah izin pergi dari pagi dan berkata akan pulang agak larut.

"Ibu, aku melihat Alza menunjukkan gelagat aneh satu minggu terakhir." Charlotte melapor.

"Iya ibu, aku juga melihat dia bersama ularnya dan juga seekor kelinci yang dibuatnya melayang dan merintih kesakitan 3 hari lalu saat sore hari di taman belakang. Dia berubah, seperti rada gila." Louis membenarkan.

Raut wajah ibunya menunjukkan kekhawatiran. "Ketakutanku terjadi juga." ucapnya lirih.

"Ketakutan ibu, apa itu?"

"Kalian tau, dia bukan muggle-born yang memiliki bakat sihir seperti yang ibu katakan pada kalian. Dia itu Half-Blood, di surat yang ibu terima,  semua dijelaskan disana. Aku sengaja tidak menceritakan cukup detail tentang surat itu dan berbohong jika suratnya sudah kubuang."

Mrs Ersene menarik napas. "Ibunya masih sepupuku, kami masih satu marga dan ayahnya juga bukan orang sembarangan. Lalu, bisa dibilang dia anak rahasia atau malah anak tidak sah dari pasangan tersebut. Keduanya adalah penyihir hitam, satu darah murni satu darah campuran. Ibu senang saat dia menyukai muggle dan lebih suka pada muggle ketimbang penyihir, karena hampir semua penyihir hitam benci pada muggle, ibu cukup lega saat itu karena berpikir dia tidak akan mengikuti jejak kedua orangtuanya. Tapi nyatanya aku lupa, darah ibu dan ayahnya yang seorang penyihir hitam tetap akan mengalir pada diri Alza sampai kapanpun. Louis, kau ingat saat dia membuat temannya jatuh dari tangga pada usianya yang masih tujuh tahun? saat itu temannya bilang bahwa mata Alza berubah menjadi merah darah dalam sekejap, lalu dia menatapnya dan anak itu jatuh begitu saja tanpa disentuh." jelas Mrs Ersene panjang lebar.

"Aku tahu itu cukup membahayakan. Aku kenal sekali dengan ibunya dia terkenal sebagai penyihir gila yang mengabdikan diri pada satu penyihir hitam paling ditakuti sepanjang masa." lanjutnya

"Jangan bilang?" ujar Charlotte lirih.

"Ya, benar. Bellatrix Lestrange (nee Black), dia ibu kandung dari Alza."

"Kalau begitu ayahnya.." lirih Louis dan Charlotte bebarengan mulutnya sampai ternganga sangking tak percaya.

"Ayahnya adalah dia-yang-namanya-tak-boleh-disebut. Setelah aku sadar akan hal itu, aku tidak berharap banyak bahwa ia tidak mewarisi gen penyihir gelap dari kedua orangtuanya. Tapi yang perlu kalian tahu, dia adalah hasil dari Amortentia nama Riddle akan tetap berakhir setelahnya, Alza kemungkinan besar tidak bisa merasakan cinta."

"Lalu, berarti ibu adalah seorang Black? keluarga bangsawan penyihir tertua?" tanya Charlotte.

"Ya, nama asli ibu ialah Darla Black. Anak bungsu dari pasangan Orion dan Walburga Black, adik dari Sirius dan Regulus Black (hanya untuk kebutuhan cerita) setelah menikahi ayahmu yang muggle aku sudah tidak dianggap lagi, yah bisa dibilang nasibku dan Andromeda sama, kami dianggap penghianat," ibu memandang wajah Mr Ersene sebentar.

"Andromeda saudara Bellatrix Lestrange dan Narcissa Malfoy (nee Black) juga menikah dengan penyihir muggle-born, Ted Tonks. Kuharap kalian pernah dengar tentang auror bernama Nymphadora Tonks dia masih memiliki hubungan darah dengan kalian sebagai sepupu."

"Kalau begitu, Draco Malfoy juga masih sepupu kami?" tanya Charlotte.

"Betul, dan jangan lupa Alza-dia-masih sepupu kalian juga. Aku harap setelah kalian tahu tentang ini kalian akan tetap menyayanginya selayaknya saudara kandung. Satu lagi, jangan beritahu dia tentang hal ini biarkan waktu yang memberi tahunya."

A Riddle Girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang