21 : Valentine in Hogsmeade

184 17 3
                                    

Berita pelarian besar-besaran dari Azkaban telah menyebar di seluruh telinga para murid. Kabar itu membuat sebagian besar anak ketakutan dan resah. Lagi-lagi Umbridge mengeluarkan pengumumannya.

-----------------ATAS PERINTAH---------------

Inkuisitor Agung Hogwarts

Para guru dengan ini dilarang memberi murid informasi yang tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran yang diajarkan, untuk mana mereka dibayar.

Larangan di atas sesuai dengan Dekrit Pendidikan Nomor 26.

Tertanda :

Dolores Jane Umbridge

Inkuisitor Agung

Ya, larangan Umbridge itu tidak mengganggunya sama sekali. Satu hal yang mungkin semua murid inginkan adalah keringanan tugas. Entah kenapa semakin dekat dengan pelaksanaan OWL, para guru sangat gila hingga memberi mereka tumpukan PR. Tidak hanya satu guru, semua serempak memberi mereka PR terus-terusan.

Di samping itu Laskar Dumbledore tetap berjalan dengan baik, Alza tidak pernah melewatkan satu pertemuan. Semua tertegun dengan Neville, dia yang paling baik, perkembangannya luar biasa. Walaupun memang rata-rata mantra yang Harry ajarkan sudah Alza kuasai bahkan tanpa tongkat sekalipun, dia tetap ingin belajar lagi dan lagi.

Beberapa hari lagi dia akan menjalankan konsultasi karir dengan Profesor Snape. Asrama lain sudah menjalani ini berbulan-bulan lalu tapi entahlah Slytherin baru sekarang.

Alza saja masih bingung, dia mau jadi apa nanti? Pilihan pekerjaan di dunia sihir tidaklah banyak, kebanyakan bekerja di kementerian, menjadi auror dan sebagainya. Sedangkan Alza tidak menginginkan hal semacam itu.

Di pintu kantor Snape, disanalah ia berdiri. Pukul 09.00 siang itu jadwalnya, dan lima menit lagi jam sembilan tepat. Lima menit menunggu, akhirnya yang di dalam keluar. Kini gilirannya masuk.

"Selamat pagi, Riddle. Silahkan duduk."

"Pagi juga, Professor."

"Apa kau sudah memikirkan jadi apa kau nanti?"

"Jujur saja aku masih bingung, mungkin kau punya saran, Profesor?"

"Mari kita lihat nilai akademikmu," ujarnya mengambil semacam buku yang terdapat riwayat masing-masing siswa. "Disini menunjukkan hampir semua mata pelajaran nilaimu bagus tapi paling bagus adalah Mantra, Ramuan, DADA, dan Transfigurasi. Bagaimana dengan Auror?"

"Aku tidak tertarik dengan itu sejak awal, Profesor. Apakah aku bisa menjadi sepertimu?"

"Maaf, sepertiku?"

"Ya, menjadi guru yang mengajar ilmu di Hogwarts."

"Guru Ramuan?"

"Bukan, mungkin DADA?"

"Ya, aku melamar pekerjaan itu awalnya tapi lihat sekarang? Kupikir kau harus terus meningkatkan nilai pada mata pelajaran DADA dan Ramuan."

"Baik, Profesor."

"Kau boleh pergi."

Alza lega karena sudah punya tujuan karir, setidaknya mengajar di Hogwarts bukan hal yang buruk. Oh ya ada hal menarik yang lain, mau tau? Setelah liburan natal setiap kali ia menatap mata Harry, ia merasakan sesuatu yanh lain bergerak disana. Semacam ular atau bahkan lebih tidak masuk akal lagi, wajah darinya.

A Riddle Girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang