26 : Harry's Dream

119 11 1
                                    

Kejadian pada malam hari di perpustakaan takkan pernah ia lupakan. Sebab, dari situlah mereka semakin dekat dari sebelumnya. Walaupun telah tahu kalau keduanya saling suka satu sama lain, tapi status mereka masihlah teman.

Alasan lainnya adalah mereka masih dalam ujian OWL yang dimana mengharuskan mereka belajar dengan giat. Oh ya satu lagi, Alza sendiri tidak tertarik untuk memiliki hubungan dengan lawan jenis walaupun sama-sama memiliki ketertarikan. Menurutnya teman saja sudah cukup.

Ini sudah cukup malam, mungkin pukul sebelas atau setengah dua belas tapi dia masih terjaga. Terduduk di dekat jendela menatap langit malam yang sunyi tanpa dihiasi bintang-bintang.

Sebenarnya dia hanya tak tahu harus apa, karena dia tak bisa tidur padahal ia sudah memejamkan matanya lima kali. Tapi lama kelamaan matanya juga mulai berat, jam dua belas tepat dia mulai tertidur.

Alza tersadar saat dia menyadari bahwa ini adalah Departemen Misteri yang ia lihat dalam mimpi berbulan-bulan yang lalu. Lalu, kenapa mimpi ini muncul lagi?

Terlebih lagi ini agak mendetail. Kali ini dia tak hanya melihat dirinya dan Harry, namun juga adiknya, Charlotte, Luna, Neville, Ginny, Ron, dan Hermione.

Mereka semua berdiri di antara banyaknya rak berisi bola kaca yang tertata rapi. Yang jelas wajah semuanya terlihat bingung. Saat itu Harry berada di depan, ia berdiri di depan rak 97.

Setelahnya Alza langsung berpindah ke tempat yang berbeda. Lebih gelap dari sebelumnya.

Dia, Harry berdiri membelakanginya menghadap kearah Alza, Charlotte, Luna, Neville, Ginny, Ron dan Hermione yang sedang ditahan oleh Pelahap Maut.

Alza bisa melihat dengan jelas bahwa salah satu Pelahap Maut disana adalah Bellatrix Lestrange. Lalu tempatnya berubah lagi. Kali ini dia berdiri menyaksikan Harry dan Voldemort yang sedang berhadapan.

"Kau sudah terlalu sering membuatku jengkel, sudah terlalu lama. AVADA KEDAVRA." teriak Voldemort.

Dia terbangun saat itu juga. Hal yang pertama kali ia rasakan adalah rasa kaget dan dia berkeringat. Mimpi itu terlalu seram baginya. Harapannya hanyalah agar mimpi tersebut tidak nyata.

Hal lain yang membuatnya jengkel adalah dark mark di lehernya. Tanda itu mulai sakit lagi. Tandanya selalu sakit jika itu berhubungan dengan Voldemort atau Bellatrix.

Mau tidak mau dia harus menahan rasa sakit itu semalam suntuk.

🔮🔮🔮

"Matamu kenapa?" tanya Daphne ketika mereka bertemu di ruang rekreasi.

"Tidak bisa tidur."

Tidak banyak yang mereka bacakan setelah Daphne hanya membalas "oh" Alza memilih untuk langsung mandi dan pergi ke aula untuk sarapan.

Kegiatan yang dilakukannya sama seperti hari-hari sebelumnya tak ada yang spesial kecuali Macmillan tentu! Kali ini dia berangkat ke ruang ujian berdua bersama Ernie.

Melewati lorong-lorong panjang, mereka berdua mengobrol sedikit. Ernie membuatnya canggung ketika dia mengajaknya berkencan. "Kupikir kita bisa berkencan? Apakah kau juga berpikir begitu, maksudku kita saling suka, kan?" katanya.

Alza hanya diam, dia cukup terkejut mendengar ucapan Ernie barusan, tak pernah terbayang dia akan mengajaknya berkencan. Tentu saja Alza ingin menolak tapi dia tidak ingin menyakiti hati Ernie.

"Begini, kupikir kita bisa saling menyukai tanpa berkencan. Berteman saja menurutku cukup."

"Ya, aku sudah memperkirakan jawabanmu seperti itu," katanya mengerling Alza. "Tapi tak apa."

A Riddle Girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang