21. I miss you (1)

287 49 9
                                    


I miss you (1)

🎶🎶🎶

Semakin lama Mama bercerita, gue semakin merasakan ketimpangan perasaan yang membuat segalanya terasa lucu sekaligus menyedihkan.

Akhirnya gue menyela, setelah berpuluh-puluh menit tadi diam mendengarkan. “Ma, kenapa  Mama suka banget sama Katherine?”

Sejak tadi dengan panjang lebar Mama berbicara tentang pertunangan yang ingin Ia laksanakan secepatnya. Mama juga bercerita tentang keluarga Katherine yang baik hati, kemudian keluarga kami dan bagaimana seandainya jika kelak gue dan Katherine akhirnya menikah.

Tidak lupa pembahasannya juga tentang fondasi rumah tangga, tentang keluarga yang bahagia, tentang anak dan juga tentang rumah.

Menyangkut yang terakhir, Mama sangat bersemangat. Mengingat gue dua tahun lalu telah berhasil membangun rumah sendiri dari hasil tabungan sedikit demi sedikit. Rumah sederhana sebenarnya, rumah bujangan yang hanya dua lantai dan tidak terlalu besar.

Pertimbangan membangun rumah itupun sebenarnya tidak datang dengan pemikiran yang panjang. Toh gue selama ini tinggal di apartemen yang lumayan besar dan bagus, ditambah lokasinya yang juga dekat dengan kantor.

Tapi saat itu, gue ditawari tanah dan kebetulan juga sedang ada uang. Jadi gue pikir, mungkin menyenangkan punya hunian sendiri dengan halaman asri dan kolam ikan kecil untuk menenangkan pikiran saat pekerjaan mulai suntuk.

Gue juga butuh perpustakaan kecil untuk menampung buku-buku yang berantakan di apartemen. Akhirnya gue menghubungi Max, seorang kenalan untuk mulai mengerjakan desainnya. Gambar awal yang ditawarkan Max sangat bujangan, dengan desain minimalis sebagaimana yang gue suka. 

Gue bahkan tak perlu banyak request karena Max seperti mengerti betul tempat tinggal seperti apa yang gue butuhkan saat itu, berikut dengan perkiraan dana yang diperlukan yang ternyata nggak murah juga.

Itulah sebabnya pembangunannya lama, dan ternyata jika semakin lama gue makin banyak mau dan sok ngide menambahkan banyak bahan lainnya di rumah itu, yang harganya jika diingat-ingat bisa untuk beli satu kendaraan baru, atau lebih. Mama tadi mengusulkan untuk sedikit melakukan renovasi di sana-sini, menjadikan rumah yang tadinya hanya cocok untuk ditinggali sendiri, jadi pas untuk sekeluarga.

Katanya gue harus melebarkan garasi, menambah kamar dan mulai memikirkan menata taman. Jika diperlukan, saran dari Mama gue harus menanam tanaman yang disukai oleh calon istri gue nanti. 

“Biar nanti Katherine tambah nyaman di rumah, kalau rumahnya adem.” Katanya yang tidak gagal membuat hati gue makin kelu karena menyadari betapa antusiasnya Mama dan bagaimana realita hubungan gue dan Kate belakangan ini.

Saran dari Mama banyak sekali, sampai Ia tadi bilang jika untuk merenovasi rumah tabungan gue kurang, Mama akan siap membantu. Karena menurutnya, suami harus membuat istri nyaman hidup di sampingnya. Dimulai dari menyamankan rumah untuk ditinggali.

Jika Mama sudah begini, gue semakin tidak tega merusak kebahagiaannya dengan kabar pembatalan pertunangan yang diam-diam Kate inginkan. 

Inilah ketimpangan yang tadi gue katakan. Menyedihkan semisal cinta yang tidak berbalas: satunya bersemangat, yang satu malah sebaliknya. Juga lucu, karena berumah tangga tidak mungkin sendirian. Jadinya akan bagaimana? entah lah. Gue pening memikirkannya.

Bahkan di sini tidak pernah ada opsi untuk mengganti calon mempelai wanita. Mama terlalu suka dia. Itulah mengapa gue tadi bertanya tentang alasan mengapa Ia begitu menyukai Kate. Lalu Mama tersenyum ditanya demikian.

Do you think I have forgotten about you? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang