Matahari kian meninggi, di balik jendela kamar Salma, riuh canda bocah terdengar sesekali.
Di sudut lain, Ibu Retha tampak menarik lembaran gorden, membiarkan cahaya menghujani wajah putrinya yang lantas menyipit.
"Kak, udah siang loh, tumben kamu belum bangun," sapanya lembut. "Iya sih libur dan lagi halangan, tapi gak biasanya begini?"
Salma lalu memaksa tubuhnya untuk duduk, walau masih tertunduk dengan sisa kantuk. Pun tak ada niatan menyanggah, ia hanya mencoba menikmati hidupnya sebagai manusia dewasa, yang rindu berleha di kala senggang menyapa.
Mengucek mata. "Bu, Rony mana?" Itu pertanyaan pertama yang keluar dengan parau.
Turut duduk di samping Salma, Ibu Retha membantu merapikan rambut hitam sebahu yang serupa bulu singa itu. "Rony mah udah berangkat sebelum subuh, pamitan pas Ayah Ibu mau ke masjid ... sekarang udah sampai Makassar mungkin, Kak."
Mengangkat kepalanya tergesa. "Kok dia gak ngomong dulu sama Caca?" ocehnya mendadak cemberut. Sebab, sudah menjadi ritual wajib bagi keduanya untuk saling berpamitan ketika akan pergi menjalankan kewajiban masing-masing.
"Ya kamunya aja baru bangun, sayang." Wanita paruh baya itu menggeleng ringan. "Udah jam 10 lewat loh ... mandi sana habis itu kamu makan, atau ngemil apa gitu, pasti kosong nih perutnya ... lalu standby ... barangkali ada panggilan penting dari Rumah Sakit."
Salma mengiyakan pun turun dari ranjang.
Sebelum ke kamar mandi, ia sempatkan diri untuk mengecek bar notifikasi di ponselnya, yang kemudian wajahnya berubah tersipu saat membaca pesan terselip dari Adri semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENAMOURED (UNDER CONSTRUCTION)
Fanfiction👩🏻⚕️👨🏻✈️ Doctor Pilot Romance! "Setiap aku lepas landas, maka kulupakan sejenak tentangmu dan dunia. Meski begitu, senyumanmu tetap terukir indah di gugusan awan, pun binar matamu mengalahkan semburat mentari yang kupandang. Kunikmati ia semam...