📍Rumah kecilJelang pukul 10 malam, Rony tiba di kediaman. Menunggu hujan reda cukup menyita waktu, terlebih taksi online sangat pelik ia dapat sore tadi. Selepas membasuh tubuh dengan air hangat, lelaki itu memilih menyeduh kopi hitam tanpa ampas, sembari menyiapkan bekal makan malam yang sempat ia bawa dari rumah utama.
"Huft, nasib bujang, makannya sendirian," celoteh Rony menggelung sebal di wajah.
Baru rampung satu lauk ia hidangkan di piring, sayup bunyi lonceng di gerbang menyita perhatian. Setelah mengelap ujung jarinya yang terkena minyak masakan, Rony bergegas menuju depan dengan gelitik rasa penasaran, sebab ketika berada di rumah ini, ia hampir tak pernah menerima siapapun untuk bertandang tanpa janjian.
Di remang lampu halaman, Rony menemukan seorang driver ojek online yang samar-samar menunggu. Di tangannya, menggantung paperbag besar berisi bunga yang tampak mencuat tak asing serta perintilan yang lebih kecil di tangan lain. Dan setelah percakapan singkat, apa yang ada di pikiran Rony benar terkonfirmasi bahwa ini merupakan ulah Salmaya.
"Terimakasih, Pak. Hati-hati di jalan," tutupnya mengakhiri interaksi.
Bertepatan dengan itu dering telepon genggamnya berbunyi di saku celana. Siapa lagi, jika bukan manusia yang baru saja lelaki itu sebut namanya dalam hati.
"Dih, belum pulang juga ya lo?" tanya Rony spontan setelah menggeser tombol hijau, dimana itu segera disambut tawa kencang oleh perempuan di seberang panggilan.
"Bukannya kita udah baikan ya? Kok masih ngindar gini sih mainnya, Ca?" lanjut Rony yang jelas terdengar sedang menggoda sahabatnya saja.
"Males deh! Btw, sorry ya Ron soal tadi ...." lirih Salma menggantung.
"Soal apa lagi?" cecar Rony kembali memasuki rumahnya yang sunyi.
"Gue ninggalin lo gitu aja di parkiran. Mana hujannya makin deras pas sore, terus lo pulang jam berapa? Basah gak?"
"Yaelah, kirain hal gede apa segala say sorry sama gue." Lalu, dengan kekehan tenang Rony memberi kelegaan. "Gue aman kok, gak usah dibawa sampai ke hati gitu kali, nanti kebablasan jatuh cinta gimana? hahaha."
"Apasiiih, mulai! Tapi syukur deh kalau lo baik-baik aja." Sesaat, keheningan mengisi. "Gue khawatir."
Rony tersenyum tipis, sebelum otaknya tiba-tiba mencetuskan sesuatu. "Tunggu, jangan bilang ini nih alasan lo gak nurut sama gue buat pulang ke rumah? Sungkan lagi? Curang, ah!" Karena memang lelaki itu sempat menunggu kepulangan Salma, namun gadis itu tak jua menunjukkan batang hidungnya.
"Gak, bukan itu, gak ada yang curang juga, lagian lo nginep di rumah kecil kan? Terus ngapain gue pulang?"
"Hehe yang kangen lo kan gak cuma gue, Ca. Bapak Ibu? Paul? Bento?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENAMOURED (UNDER CONSTRUCTION)
Fanfiction👩🏻⚕️👨🏻✈️ Doctor Pilot Romance! "Setiap aku lepas landas, maka kulupakan sejenak tentangmu dan dunia. Meski begitu, senyumanmu tetap terukir indah di gugusan awan, pun binar matamu mengalahkan semburat mentari yang kupandang. Kunikmati ia semam...