✈️
"Tak sebatas ragaku yang lama bersamamu, pun satu hatiku adalah jua milikmu."
Menit demi menit berlalu, kini justru debaran jantung Salma yang tak mau diajak berkompromi.
Sekali lagi, Salma mematut diri di cermin, memastikan tak ada yang salah. Pun, mencoba berlatih senyum seolah itu menjadi hal yang sangat kaku untuk dia lakukan sekarang, sebab nervous-nya.
Hingga samar-samar, tutur berat khas lelaki yang tengah berbincang kecil dengan Ibu Retha, terdengar dari lantai bawah.
"Rony," gumam Salma tanpa suara.
Dan dengan mantap, gadis itu pun segera keluar bilik. Sedikitnya, keberadaan Rony mampu mengalihkan kerisauannya.
"Udah siuman lo? Tumben, biasanya juga bablas sampai besok pagi, kaya mati suri," ledek Salma yang kini berdiri tepat di hadapan Rony-yang justru terdiam menatap sahabatnya itu di tengah tangga.
Boleh dikatakan, Salma termasuk tipe yang jarang sekali merias dirinya dengan makeup ugal-ugalan. Tapi, sekalinya perempuan itu niat, sudah lah para bintang iklan di televisi habis semua lewat. Ini kata Ibunya, biasa memuji anak sendiri *eh
Tak mendapat respon berarti, Salma lantas menepuk pipi Rony sekali saat berjalan melewatinya, alhasil lelaki itu gelagapan dibuatnya.
"Kenapa? Belum kumpul nyawa lo? Atau jangan-jangan beneran ketempelan setan lagi," lanjut perempuan dengan tinggi badan 170cm itu dengan kesan bergidik ngeri.
Rony spontan menyusul. "Ca, jadi berangkat ya?" tanyanya konyol kemudian di tengah rasa hati yang jelas kecewa, sebab Salma ternyata betulan akan pergi dengan Adri.
Memejam mata sekilas. "Segala nanya lagi, jelas-jelas gue udah cantik begini, Ronnn," cengirnya. "Eh, tapi gimana, udah cantik beneran kan gue? Masih kaya abang-abang gak?" Salma memutar tubuhnya, meminta pendapat. Sesekali bibirnya monyong, ada saatnya berganti meringis lucu. "Oh iya, gak ada lipstik di gigi kan?" tanya Salma, diakhiri dengan senyum cantik nan manis yang membuat lelaki itu semakin hanyut dalam arus pikatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENAMOURED (UNDER CONSTRUCTION)
Fanfiction👩🏻⚕️👨🏻✈️ Doctor Pilot Romance! "Setiap aku lepas landas, maka kulupakan sejenak tentangmu dan dunia. Meski begitu, senyumanmu tetap terukir indah di gugusan awan, pun binar matamu mengalahkan semburat mentari yang kupandang. Kunikmati ia semam...