Rute 14 - Blue Hydrangea

940 108 47
                                    

.
.
.

[Pukul 09.15]

"Papa, mau kemana?" tanya Rony dengan tanpa mengalihkan fokusnya mengelap licin motor besar yang memang jarang sekali ia kendarai di garasi --setelah menghabiskan 10 leg rute terbang dan baru tiba di rumah dini hari tadi.

"Papa, mau kemana?" tanya Rony dengan tanpa mengalihkan fokusnya mengelap licin motor besar yang memang jarang sekali ia kendarai di garasi --setelah menghabiskan 10 leg rute terbang dan baru tiba di rumah dini hari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria tambun yang memiliki wajah begitu mirip dengannya itu tak menggubris saat menuruni tangga kecil teras.

"Rony cuma sebentar di sini buat lihat Mama, Papa gak usah buru-buru, habis ini Rony ke rumah kecil," lanjutnya mengingat peraturan tak tertulis di antara mereka.

Membuka pintu kemudi Volvo S60 silver miliknya, Papa Danta berhenti sejenak.

Lirih napas itu terhela saat merasa tak akan ada jawaban atau gestur tanggapan yang lebih dari sekadar tatapan. "Ya sudah hati-hati, Pa. Juga, jangan lupa nanti siang ada jadwal medical check up sama dokter Abi, udah Rony daftarin selumbari, Papa dapat antrian nomor tiga." Hanya itu yang bisa Rony ucapkan setelahnya, hingga akhirnya mobil Papa Danta melesat keluar gerbang, menyisakan sang putra yang menjadi diam memerhatikan.

Tak berangsur lama.

"Ron." Mama Sora yang muncul dari pintu samping menyerukan namanya.

Beres mencuci kaki dan tangan di kran air taman kecil, lelaki itu segera mendekat, memasang mimik ceria seolah tak ada apapun yang mengotori ruang lega di kepala. "Ada apa Mamaku sayang?" Ia lanjut menangkup kedua pipi wanita berhijab di hadapannya, penuh cinta.

"Ke rumah kecil jam berapa?"

Mata Rony mengedar sesaat. "Hm, rencana sih habis ini, Ma."

Citra ayu itu terlihat lesu. "Padahal gak apa-apa loh kamu disini dulu kaya biasa, seminggu lebih kamu udah gak di rumah, Ron."

Lelaki itu memberi pengertian.

"Hari ini kan jadwalnya Papa konsul, Ma. Kasihan Mama kalau harus bolak-balik ngikutin, juga kasihan Papa kalau jadinya mondar-mandir buat jemput."

"Yaaa walau Mamanya masih kangen tapi ya sudah lah," keluhnya, lagi. "Oh iya hari ini kamu ikut ke florist ya, tadi Mama dapat pesan dari Oma Vidya kalau cucunya sendiri yang mau ambil beberapa pesanan bunga untuk yayasan. Jadi, nanti sekalian aja jam 11 kamu keluarnya, toh Papa juga udah pergi." Lalu, wajah dengan kerut halus sebab usia yang tak lagi muda itu berbinar.

Dahi Rony terlipat sedikit. "Loh Mama gak nemenin Papa ke rumah sakit?"

Bergerak mengelus pelan rahang 'dunia'-nya. "Nemenin dong, makanya Mama mau nitip ke kamu soal florist."

ENAMOURED (UNDER CONSTRUCTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang