👩🏻⚕️👨🏻✈️ Doctor Pilot Romance!
-• tentang cinta yang dipaksa mengangkasa, atau justru telah berdenyut lama, namun enggan dirasa (?)
✈️
"Setiap aku lepas landas, maka kulupakan sejenak tentangmu dan dunia. Meski begitu, senyumanmu tetap terukir...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rony yang sebenarnya hanya memejamkan mata —tanpa tidur, perlahan bangkit menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang, sesaat setelah bunyi pintu kamar mandi yang ditutup oleh Salma terdengar.
"Jodoh memang gak akan kemana Ron, tapi dia tetap harus diusahakan dengan maksimal, dikejar bahkan kalau perlu dijebak." Ungkapan Nayl mendadak terngiang, jika dirasa hal tersebut memang cukup pas dengan situasinya.
Dijebak? Maka, anggaplah ini sebagai jebakan semesta yang menguntungkannya.
Rony pun mengulas senyuman miring di bibir.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Merentangkan kedua tangan ke udara, lelaki itu menggeliangkan tubuh ke kiri-kanan. Dibilang lelah, jelas saja. Remuk redam? Jangan ditanya. Hingga, kondisi kamar yang super berantakan kini menjadi fokusnya.
Agaknya, ia memulai segala teramat perlahan dan penuh kehati-hatian semalam, namun melihat kekacauan yang ada sekarang, itu berhasil membuat dirinya menggaruk tengkuk yang tak gatal.
"Bujang ketemu perawan, sekalinya diadu ternyata kaya dampak angin topan," celotehnya, salah tingkah.
Segera ia berdehem sekali untuk menetralkan diri.
Dan, mengingat Salma sedang tak berada di dekatnya, Rony cepat-cepat turun dari ranjang menuju almari penyimpanan, tanpa memedulikan tampilannya yang tak terlindung sehelai benang. Aw!
Ia raih selembar handuk untuk menutup area privasinya -yang entah sadar entah tidak, semalaman begitu menyenangkanmenembus awang-awang, sebab dielus nakal oleh Salmaya. *Eh
Kembali pada niatnya, Rony menarik duvet putih khas hotel yang menjadi saksi bagaimana Salma patuh untuk dirinya, begitupun dirinya untuk Salma.
Sudut bibir Rony terangkat ketika jemari tangannya menyentuh bukti penyatuan pertama mereka, membuat lelaki itu haru terbawa rasa. Ia tak menyangka mereka berdua akan melaluinya secepat ini, meski dengan penuh kesadaran bahwa hanya cinta dari sisinya saja yang menggelora, menyala-nyala.