Pria idamanku

5 2 0
                                    

Ini Dia pria yang selalu bermimpi bahwa dia akan menjadi seorang aktor di dunia film dan sukses dikarya musik. Ibay arabiani, seorang pria tampan yang tidak pernah kenal lelah, kota kelahiran ku dan dia sama yaitu bandung. Dia tinggal bersama bundanya bernama Laila, sedang ayahnya bekerja di luar kota, selama dengan ibay aku tidak pernah melihat ayahnya sekalipun.

"Ayahku sibuk nay, jadi dia jarang pulang,"

"Ohiya, sibuk apa?"

"Sibuk mencari kesibukan,"

Begitulah katanya, aku tidak tau harus tertawa atau bingung.

Ibay termasuk orang yang bekerja keras, dia juga pintar dalam hal apapun apalagi soal ekting, karna memang dunia film adalah suatu keinginan yang sangat besar baginya.

"Dulur, Mun urang ges jadi artis, urang traktir barudak' iyeu"

"Traktir sekarang atu bay, biar barokah lan asa kecapai cita'na,"

"boleh, tapi Mun sekarang utang Hela nya ka maneh"

****

Aku dan ibay bertemu waktu saat baru masuk sekolah SMP, aku dan ibay tidak kenal dari SD, karna waktu itu aku pergi ke Surabaya, saat lulus aku kembali ke Bandung, dan bunda memasukan aku ke SMP favorit disana, waktu itulah aku mengenal sosok ibay arabiani.

Pertemuan ku dengan ibay cukup sedikit buruk, kejadiannya waktu itu aku baru saja memasuki hari ke 6 sekolah disana. Aku sedang duduk dan memakan bakso, aku merasakan ada yang kurang di makananku aku berniat beranjak untuk membeli kerupuk di belakang penjual bakso itu. Tapi saat aku berdiri saking terburu-buru nya aku karna takut bel berbunyi, aku tidak tau di belakangku ada siswa juga yang sedang membawa sebotol saos ditangannya. Tanpa sengaja aku menabraknya, kami berdua sama' terjatuh dan saos yang digenggam siswa tadi melayang dan jatuh tepat di kepala siswa tadi. Saat aku melihat kedepan, aku melihatnya, seorang pria yang sudah berlumur saos, dia menggunakan kacamata, dasi yang miring dan baju yang dikeluarkan secara sengaja.

"Heh, kalo jalan liat' belakang dong,"

"Maaf maaf, saya ga sengaja, mari saya bantu,"

"Gausah, bisa sendiri,"

"Aakhkk perih perih, woi tolong mata, mata urang perih nying, tolong!!"

dengan panik aku langsung mencari air, aku melihat sebuah ember berisi air, langsung aku bergegas mengambilnya dan menyiram nya ke pria itu, tak selang lama pria itu malah makin teriak, dan tidak mau diam.

"Neng nanaonan pake air itu,"

"Emang kenapa mang,"

"Itu teh air bekas nyuci mangkok baso,"

*****

Aku dibantu banyak orang untuk menyembuhkan mata dia, untung saja dia tidak kenapa-napa. Waktu itu aku terpaksa bolos pelajaran kedua karna sibuk membantunya, kita berdua duduk di bawah pohon besar tidak jauh dari sekolah. Aku melihat matanya sangat merah, aku merasa bersalah, kaca matanya juga pecah jatuh karna saking paniknya tadi, saat itu aku hanya diam karna takut dia marah, dia melihatku dan menatapku lama.

"mukanya gausah tegang gitu, saya gapapa," setelah mengatakan seperti itu dia berdiri dan aku bertanya mau kemana dia.

"mau beli kacamata, lagian udah terlanjur gamasuk juga,"

"saya ikut, biar saya yang bayar"

"sebenernya saya ga miskin' amat, tapi kalo kamu maksa ya ayo,"

"ngomong' namamu siapa, saya belum mengenalmu, saya ibay arabiani, kamu bisa panggil ibay,"

saat itulah aku tau bahwa namanya adalah ibay arabiani, dan waktu itu kita semakin dekat karna hampir setiap hari bertemu dan mengobrol, sesekali juga ibay mengajakku untuk jalan-jalan setelah sepulang sekolah.

Aku juga pernah diajak dia kerumahnya waktu kita memasuki kelas 8, tepat satu tahun kita berteman. Sebenarnya aku sudah mengenal bundanya ibay, ibay selalu memberikan telfon kepada bundanya saat waktu telfonan, jadi saat ketemu kita sudah sangat akrab.

Waktu itu aku diperbolehkan masuk ke kamar ibay untuk pertama kalinya, dan tentu saja dengan bunda bukan ibay. Saat aku melihat isi kamarnya, ada banyak sekali kertas berserakan di meja dan di lantai, banyak juga buku- buku dirak belajarnya, aku sedikit melirik dan terdapat buku yang berjudul "aku seorang aktor muda".

"Dari dulu, ibay memang pingin jadi seorang aktor film, dia juga sering mengikuti kompetisi-kompetisi aktris cilik, tapi selalu gagal, tapi dia gapernah putus semangat, lihat sampe sekarang dia masih berusaha buat gapai cita-citanya, bunda bangga padanya".

Aku tidak percaya ini, memang ibay sangat sering membicarakan tentang ini, dan aku kira hanya lelucon yang untuk menghibur teman'nya, ternyata perjalanannya sudah sangat sejauh ini.

Kenangan [By:Aruu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang