08

8 2 0
                                    

Lekas itu aku langsung masuk ke kamar ku untuk membersihkan badan dan langsung tidur.

Entah berapa lama aku tidur, tapi aku terbangun karena ada sebuah guncangan menyentuh badanku. Sangat lah susah aku membuka mata yang sangat rapat ini, perlahan ku buka dan terlihat lah seorang wanita paruh baya menghadapku.

"Bunda," bangun dari tidurku dan duduk menghadapnya.

"Itu ada yang mau ketemu kamu di depan, samperin gih,".

"Siapa bunda?"tanyaku.

"Udah liat aja sendiri, bunda turun duluan yah"

Bunda meninggalkanku sendiri di kamar dengan perasaan bingung, siapa orang yang mengunjungiku sore sore seperti ini, apa ada hal penting yang ingin dibicarakan. Aku bergegas bangun, menatap kaca didepanku, aku sedikit merapihkan rambutku, tidak terlalu berantakan, saat sudah merasa oke aku langsung keluar kamar dan menuju kedepan.

Saat turun aku melihat kakakku sudah ada di sofa dengan cemilan ditangannya, sangat asik sekali wanita itu menonton acara tv dengan kaki terlipat diatas sofa.

Aku tidak menghiraukannya, berjalan melewatinya dan membuka pintu keluar, saat pintu terbuka, kulihat seorang pria memakai kemeja hijau army sedang duduk di kursi menghadap kedepan, dengan tangan yang sedang memutar mutar kunci motornya.

"Ibay," aku menghampirinya.

Ibay menengok ke arahku dan tersenyum, berdiri dan menghadap kearah ku.

"Assalamualaikum,".

"Wa'alaikumsalam, ada apa?" Tanyaku.

"Ada aku" tertawa kecil.

"Maksudku, kenapa kesini sore-sore, dan kenapa ngga ngasih kabar kalo mau kesini, apa kebetulan lewat?"

"Ngga, emang sengaja kesini, aku mau membuktikan kalo kamu sedang tidur, dan ternyata benar"

Manusia aneh.

"Hanya untuk itu?"

"Iya,"

"Ohh"

"Ekhem, mau sampai kapan aku harus berbicara sambil berdiri, tenggorokan ku sedikit kering, mungkin karna panasnya bandung" memegangi teronggokannya.

"Ah, duduk dulu aku buatkan minum, mau minum apa?"

Ibay duduk dan mengangkat tangannya kearah dagu, seperti memikirkan apa yang ingin dia katakan.

"Jus lidah buaya"

"Apa itu, maaf kayanya ngga ada dirumahku"

Dia tertawa.

"Air putih saja,"

Aku mengangguk dan segera masuk untuk mengambilkan segelas air untuk ibay.

Saat aku kembali terlihat ibay sedang tergesa-gesa.

"Kenapa?" Meletakan segelas air di meja.

Dia dengan segera meneguk habis airnya.

"Nay maaf, aku harus pergi sekarang, aku lupa harusnya aku kepasaran buat beli bahan masakan bunda, malah kesini"

"Ohh jadi mau kepasar sebenernya," sedikit tertawa melihat wajah paniknya.

"Iyaa, tapi pas lewat rumah ini motor aku tiba-tiba berhenti, jadi aku masuk kerumahmu, ternyata ada bidadari. Motorku selalu tau jika ada orang cantik dirumah ini,"

Aku tertawa geli mendengarnya, entah apa yang dia bicarakan akupun tidak mengerti.

"Aku pamit yah,".

"Iyaa".

"Salam untuk bunda dan kak wulan,".

"Iyaa nanti ku salamin."

Ibay mengangguk dan aku mengantarnya kedepan.

Saat sudah sampai digerbang langkahku terhenti karena ibay tiba-tiba berhenti begitu saja dan menghadapku.

"Oh iya nay hampir lupa, aku mau ngomong sesuatu"

"Apa?"

"Nanti malam kan malam Minggu, aku mau apel kerumah seseorang,"

"Siapa?"

"Orang yang aku sayangi,"

Nafasku seakan berhenti, sesak sekali. Siapa wanita itu, dan mengapa ibay memberitahuku, apakah dia ingin aku tahu bahwa dia akan bertemu dengan wanita yang dia sukai? Untuk apa, tidak penting dan menyakitkan.

Ibay membuka gerbang, dengan terpaksa aku mengikutinya karna tidak enak jika aku langsung masuk kedalam.

"Hati-hati," dengan muka datarku.

Mengangguk pelan dan tersenyum.

"Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumsalam"

Motornya melaju dengan cepat, tiba' hatiku kembali merasakan sesak, hatiku hancur mendengar apa yang dikatakan ibay tadi. Baru saja percaya bahwa dia mencintaiku, langsung di tampar oleh kenyataan.

Aku masuk kerumah dengan perasaan berkecamuk, aku duduk disamping kakakku yang masih sibuk dengan cemilannya.

"Ko masuk, bukannya ada-"

"Udah pulang," memotong pembicaraannya.

Rasanya tidak ingin aku mendengar nama itu, aku kesal dan bingung, antara sakit dan penasaran, siapa wanita yang akan ibay datangi.

"Kak".

"Hmm" jawab singkat kakak.

"Besok bisa antar aku ke toko buku?".

"Maaf yah nay kakak gabisa, besok kakak mau bimbel sama temen kakak,".

"Ohh, iya gapapa".

"Kenapa ga sama ibay aja,"

"Dih males,"

Aku langsung beranjak naik ke menuju kamarku dengan kesal dan marah meninggalkan kakak yang sepertinya bingung denganku yang berkata seperti itu.

Kenangan [By:Aruu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang