07

9 2 0
                                    

"Terima kasih" ucapku dihadapan ibay yang sedang berada diatas motornya.

"Iya, masuk dan istirahat lah,"

Aku mengangguk dan melihat motor itu melaju kedepan, entah kenapa hatiku rasanya sakit sekali melihat dia pergi.

Aku masuk ke rumah, kulihat bunda sedang sibuk dengan masakannya, kakakku pasti akan pulang sore.

"Assalamualaikum bunda,"

Bunda menoleh, "Wa'alaikumsalam, nay tumben jam segini udah pulang?"

"Iya tadi guru ada rapat jadi pelajaran kedua dikosongkan," duduk di meja makan.

Menaruh tasku di samping kursi, melihat bunda yang sibuk membuat makanan untuk ku pastinya.

"Bunda masih lama?"tanya ku.

"Engga ko, ini bentar lagi selesai, emang kenapa?"

"Aku mau bertanya"

Bunda menoleh, menghampiri ku dan tersenyum.

"Sebentar lagi yah," kembali ke posisi awalnya.

Setelah sekitar 3 menit aku menunggu, akhirnya bunda melepaskan apronnya, menaruh nya di meja dan langsung menghampiriku.

"Mau tanya apa tadi?"

Aku diam sebentar, sejenak lupa bagaimana tadi aku menyusun pertanyaannya.

"Aku bingung harus bertanya seperti apa, ini rumit bunda,"

"Hal rumit pun tetep bunda jawab," tersenyum melihatku.

"Dulu waktu bunda menyukai ayah, apa yang bunda lakukan?"

"Menunggu"

"Menunggu?"tanyaku bingung dengan jawaban bunda.

"Iya, menunggu ayahmu mengatakannya duluan,"

"Ohh, ee berapa lama bunda"

"Tidak lama, hanya satu Minggu ayahmu sudah melamar bunda,"

Satu Minggu? Apa kabarku yang sudah menunggu nya 3 tahun lebih.

Aku kembali terdiam mengingat semuanya, semakin banyak pertanyaan diotakku saat ini.

Bunda menatapku dan menggenggam tanganku.

"Kamu tau, laki-laki itu bisa melakukan semuanya, tapi laki-laki sangat sulit melakukan satu hal,"

"Apa bunda?"

"Menyatakan cinta"

"Maksud bunda?"

"Begini, banyak sekali jenis sifat laki-laki. Ada yang pengecut, dia engga berani mengatakan cinta pada orang yang dia cintai dengan berbagai alasan, contohnya takut ditolak. Trus ada juga yang pemberani, yang tidak takut apapun resikonya yang penting dia katakan yang sejujurnya mengenai hatinya, contohnya ayahmu ini. Ayahmu adalah salah satu laki-laki yang memiliki sebuah keberanian yang tinggi, maka dari itu dia engga harus menunggu lama untuk melamar bunda,"

Sebuah problematika yang baru saja aku ketahui, ternyata seperti itu, kalau begitu apakah ibay takut ditolak? Entahlah tapi pengecut sekali jika itu benar.

"Menurut bunda, ibay suka engga sama nay?"

"Pasti"

"Kenapa bunda yakin sekali,"

"Yang bunda tau, laki-laki sangat mudah mencintai seseorang yang selalu ada buat dia, kalian kan udah lama jadi engga mungkin kalo ibay engga punya perasaan sama kamu,"

"Cuman mungkin belum waktunya ibay membicarakan hal itu, kamu cuman harus sabar menunggu, bunda yakin kamu pasti bisa," mengepuk pundaku pelan.

Aku semakin yakin sekarang, bahwa ibay menyukai ku, hanya Jangga waktu yang harus aku tunggu, entah harus berapa lama lagi tapi yang pasti hari itu pasti akan datang.

Kenangan [By:Aruu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang