19

1 1 0
                                    


"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Aku dan kang Liam masuk ke rumah. Di sana, hanya ada dua teman kakakku saja.

"Kak wulan belum pulang?" Tanyaku, meletakkan barang yang tadi aku beli.

"Iyaa belum, bentar lagi paling" kak Bella menjawabi.

"Ini ada semua barangnya?" Tanya kak Tania  mengecek kantong plastik di meja.

"Ada, tapi kertas folio nya engga ada, tadi mau nyari ke tempat lain, nay engga mau," ucap kang Liam melihat kearah ku.

"Ah iya, takut kesorean soalnya," ucapku tersenyum tak enak.

"Iya enggapapa nay, santai aja" ucap kang Liam tersenyum.

"Kalo kertas folio, biar aku aja yang beli, besok" ujar kak Bella.

"Nah iya tuh boleh bel, aku engga bisa soalnya, mau sibuk belajar" jawab kang Liam.

"So rajin di depan nayyla, huu" ledek kak Bella.

"Iyaa, biasanya juga nyontek," jawab kak Tania.

Aku sedikit tertawa mendengarnya, terlihat kang Liam sedikit melotot ke arah kak tania, aku berfikir bahwa yang dikatakan kak Tania mungkin benar, kang Liam hanya caper, menunjukkan bahwa kebiasaannya ada belajar, tapi kenyataannya tidak.

"Sotau kamu," ucap kang Liam. "Nay, kamu jangan percaya ke mereka," timbalnya melihat ke arahku.

Aku hanya tersenyum paksa.

"Aku sering ngajar," ucap kang Liam.

"Iyaa, ngajar bebek,"

Aku, kak Tania, kak Bella, tertawa.

"Enak aja kamu, ya ngajar orang atu, ngajar mahasiswa,"

"Bukannya kang Liam juga masih mahasiswa ya?" Tanyaku.

"Nah iya, kang Liam juga bingung, padahal kang Liam juga masih mahasiswa, tapi mau diajar sama akang,"

"Terpaksa itu mah," ucap kak Tania sedikit tertawa.

"Cicing maneh teh,"

"Kalo gitu, aku ijin masuk ke kamar dulu ya kak," ucapku

"Oh, iya silahkan nay" jawab kak Bella.

Aku masuk naik ke atas, masuk ke kamarku. Kalau kamu menganggap ku tidak sopan, gara-gara meninggalkan mereka, iya aku tau, tapi rasanya aku engga mau lama-lama disana, terserahlah, mereka mau bicara apa tentangku, aku engga peduli.

Aku melepas sweater ku, melemparnya sembarang, dan langsung bergegas mandi.

Setelah selesai, aku menggunakan kaos biasa, dan celana tidur panjang. Aku menyisir rambutku, yang sedikit terlihat seperti singa karna seharian naik motor.

Merasa tidak enak, aku turun untuk menemui teman kakakku, aku pikir aku sudah cukup kurang sopan pada mereka. Saat turun, ternyata sudah ada kakakku, kalau tau kakak sudah pulang, aku engga akan turun.

Saat aku menghampiri mereka, ternyata mereka sudah mau berpamitan untuk pulang.

"Nayyla, kita duluan ya!" Ujar kak Bella.

Saat itu, aku sedikit melirik ke arah kang Liam, dia tersenyum menatapku.

"Oh, iyaa, kak" ucapku sedikit gugup.

Syukurlah kalau mereka mau pulang, aku senang, maaf tapi entah kenapa aku seperti tidak mau mereka ada dirumahku lama, padahal mereka baik, kecuali mungkin kurang dengan sikap kang Liam.

Ku lihat mereka keluar, dengan kakakku yang mengantar. Aku duduk di meja makan, menuangkan air ke gelas kecil.

"Kenapa aku sebel yah liat kang Liam,"

Asal kalian tau, selama pergi dengan kang Liam tadi, aku tidak nyaman sama sekali. Kang Liam terus saja mengatakan hal yang membuatku jengkel, memberiku peringatan, menasehati ku, ya aku tau itu baik menurut orang lain, tapi aku termasuk orang yang tidak suka di nasehati, apalagi pada saat aku tidak punya salah apapun.

"Tadi ko, kamu malah masuk ke kamar pas kakak belum pulang," ucap kak wulan, duduk di depanku.

"Ohh itu, tadi sakit perut,"

"Ngga sopan ih, lain kali tunggu kakak pulang dulu, masa tamu ditinggal"

"Iyaa kak, maaf"

"Iyaa, eh tapi tadi, Liam nanya-nanya soal kamu tau," ucap kakakku.

Kenangan [By:Aruu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang