13

8 2 0
                                    


Tiba-tiba dia melihat jam ditangannya, dan mengangkat tubuhnya dari senderan nyaman tadi.

"Sudah malam nay, ayo pulang" ucapnya.

Aku segera melihat kearah jam tanganku, kulihat jam yang menunjukan pukul 09:10.

"Baru juga jam 9," ucapku sedikit kesal.

"Nanti kalo kita ngga pulang sekarang, aku bisa dimasak jadi bubur oleh bunda mu,"

"Engga akan, bunda baik"

"Baik ke kamu,"

"Emang bunda jahat ke kamu?" Tanya ku.

"Iya nay,"

"Hah kapan,"

"Waktu kamu dibawa ke Surabaya, kan jadinya kita ngga kenal waktu SD,"

"Aku kira beneran," memutar bola mata jengah.

"Tapi bundamu bakal jadiin aku bubur beneran kalo kita gapulang,"

"Gapapa, tinggal makan aja buburnya"

"Kamu bakal makan aku nay?"

"Iyaa, soalnya masakan bunda pasti enak," ucapku dengan tersenyum.

"Ya engga aku juga yang dimasak,"

Aku tertawa untuk kesekian kalinya, tidak tau bagaimana lagi aku mengutarakannya, ini sangat lucu sekali.

"Udah ayo pulang,"

Aku mengangguk. Ibay membawa aku ke tempat penjual bakso tadi, untungnya saat kita sampai motor itu masih terpampang rapih di barisan motor lain.

Ibay langsung mengantarku pulang karna hari sudah malam, meskipun rasanya sangat berat untuk mengakhiri malam itu, tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa, bunda akan memarahi ibay jika pulang terlambat.

****

Tak lama kemudian kita sampai, rumahku sudah sangat sepi sekali, aku turun dari motor ibay.

"Terima kasih," ucapku.

"Sama-sama," jawabnya tersenyum.

"Salam untuk bunda dan kak wulan," sambungnya.

"Iyaa,"

"Yasudah aku pulang ya, istirahat semoga tidurmu nyenyak malam ini,"

"Pasti," aku tersenyum melihatnya.

"Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumsalam,"

Ibay pergi meninggalkanku yang masih terus tersenyum di depan pagar rumahku, perasaan bahagia, dan seru pada malam itu akan terus aku ingat. Aku masuk kedalam rumah, ternyata tidak terkunci, saat masuk terlihat hanya tersisa kakakku yang sedang menonton televisi dengan buku yang dia pegang.

"Assalamualaikum," ucapku saat memasuki rumah.

"Wa'alaikumsalam," jawab kakakku.

Aku melipir sebentar ke sofa sebelum ke kamar, aku duduk disamping kakakku yang sibuk dengan bukunya. Aku tersenyum mengingat betapa indahnya malam ini, bersama ibay, yang kusangka malam ini adalah malam paling menyakitkan ternyata adalah malam paling indah.

"Senyum senyum sendiri, udah kaya orang gila kamu," ucap kakakku menghancurkan hayalan ku.

"Lagi jatuh cinta yah," sambungnya.

"Apaansi kak," mendorong pelan pundaknya.

"Halah ngaku aja sih, kaya kakak gapernah sma aja,"

"Emang waktu kakak sma, kakak jatuh cinta, cieee sama siapa tuu," ucapku meledek.

"Sama orang lah, yakali sama nyamuk"

"Biasanya juga sama nyamuk," tertawa pelan menghadapnya.

"Yeuhh enak aja, eh perasaan kemaren kayanya lagi berantem, ko bisa sekarang udah sumringah lagi,"

"Ya namanya juga cinta, gabisa lama-lama musuhannya,"

"Huuhh, buciin!!!" teriaknya ditelingaku.

"Hihh bodo, udah ah mau tidur cape," mengambil tas disampingku dan meninggalkan kakakku sendiri diruang tamu.

Aku masuk kekamarku, melempar tasku dengan sembarangan, menghempas dan menjatuhkan tubuhku di kasur empuk milikku.

Wajahmu selalu ada di ingatanku, aku selalu memintanya untuk pergi tapi tidak bisa, dia selalu hadir dipikiranku.

Rasanya aku sudah menyatu dengan cinta, benar bahwa cinta memang indah, jika tidak mungkin kamu salah orang.

Aku melihat kearah buku diary ku, dan ku ambil buku itu dengan pulpennya yang terdapat didalamnya. Sedikit kutulis sebuah cerita momen malam ini, aku menulisnya tanpa ada yang terlewatkan, alasanku menulis itu sebagai bukti bahwa memang akulah orang yang paling bahagia didunia ini.

Tak butuh lama untuk ku menulis, segera kututup pulpennya dan membaca kembali apa yang sudah aku catat, takut jika ada yang terlewatkan. Aku kembali tersenyum, entah memang aku yang berlebihan, tapi sudahlah anak muda seperti ku memang sangat sensitif dengan perlakuan itu.

Aku menutup buku itu, menaruh kembali diatas laci kecilku dengan rapih. Aku menarik selimutku, kututupi seluruh tubuhku yang terasa sedikit dingin malam itu.

"Selamat tidur kamu,"

Aku menutup mataku, terlelap dalam tidurku berharap besok pagi akan jadi hari yang menyenangkan bagiku.

Jangan sampai nayyla tau soal ini!! Suttt,,, diem-diem aja, cuman kita yang boleh tau|author.

Kenangan [By:Aruu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang