04

13 2 0
                                    

Aku diantar pulang bersama ibay, hari mulai petang, rumahku sedikit jauh jadi aku sampai rumah waktu malam pukul 08:00.

"Besok aku jemput,".

"Udah tau, biasanya juga jemput".

"Cuman ngingetin nay, yaudah masuk udah malem, kasian nyamuk dikamar kamu, kangen katanya".

"Ahaha iya bay,"

Saat aku ingin membuka gerbang, tiba-tiba saja bunda sudah ada di depan pintu, sepertinya memang sedang menunggu kepulanganku.

"Eh ibay," menghampiri aku dan ibay.

Dengan segera ibay turun dari motornya menghampiri bundaku untuk bersalaman.

"Iya Bu, maaf baru bisa antar nay pulang malam, tadi hujan jadi harus neduh dulu,".

"Ah iya gapapa ibay, mau masuk dulu?".

"Engga usah Bu, udah malam juga, bunda ibay juga pasti sudah nunggu"

"Oh yasudah"

"Ibay pamit ya Bu, nay" tersenyum melihat ku dan bunda.

Ibay menyalami bunda dan langsung menaiki motornya.

"Hati hati bay,"

Ibay tersenyum melihatku

"Iyaa, assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Dan ibay melajukan motornya meninggalkan aku dan bunda yang masih diluar.

"Udah liatinnya besok lagi, ayo masuk ganti baju, nanti sakit" ucap bundaku pergi memasuki rumah.

Aku menyusul bunda, saat aku masuk rumah sangat sunyi, kakak ku pasti sudah tidur karna harus berkuliah pagi besok.

Aku langsung memasuki kamarku untuk membersihkan badanku, mengganti baju lalu tidur, karna masih ada hari esok untuk kembali bertemu dia di sekolah.

****

Pagi datang, matahari sudah menampakkan dirinya, hari yang cerah kuharap tidak akan turun hujan lagi hari ini.

Aku, bunda dan kakak sedang bersarapan bersama di meja makan sambil sedikit bercerita ria tentang kehidupannya masing-masing.

"Bun, Wulan berangkat yah, udah mau telat" menyalami bunda dan aku dengan sedikit terburu-buru.

"Hati-hati lan, kalo udah pulang langsung pulang,"

"Iya Bun, assalamualaikum,"

"Wa'alaikumsalam"

Aku yang masih sibuk dengan sarapanku tidak menghiraukannya, roti telur buatan bunda telah menghipnotisku.

"Nay, ditungguin tukang koran!"

Suara teriakan kakakku membuatku terkejut, tukang koran? Yah sepertinya aku tau siapa tukang koran itu, aku buru-buru melahap semua rotiku.

"Bun aku berangkat yah"

"Iya hati-hati nay,"

"Iya, assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Aku sedikit berlarian menuju gerbang, saat gerbang ku buka terlihat seorang pria memakai topi dengan jaket kulit hitamnya berdiri memegangi koran di tangannya.

"Bay"

Pria itu berbalik menghadapku, sudah kuduga, dia adalah ibay arabiani sang tukang koran abal-abal.

"Neng geulis mau koran, ada berita hot nih,"

"Ohh berita apa mang,"

"Ini berita kucing mati yang dicium tikus bisa hidup lagi,"

Aku tertawa mendengarnya, hal konyol yang selalu ada di pikiran ibay setiap pagi selalu membuat hari hariku bercahaya.

"Udah ah ayo nanti telat,".

Ibay menaiki motornya menyalakannya dengan segera, dan menyuruhku untuk naik.

Kami berdua bergegas pergi menuju sekolah, aku dan ibay satu sma yang letaknya lumayan  dekat dari rumahku.

Ibay mengendarai motornya dengan pelan, hembusan angin meniup rambutku pelan, udara yang segar dipagi hari membuatku nyaman berada di motor bersama ibay.

Tidak terasa kami sudah sampai di sekolah ibay memarkirkan motornya dan aku turun menunggu di gerbang, sekolah masih dengan keadaan sepi. Aku dan ibay singgah dulu diwarung langganan kami.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

"Bay salam iye dari Reni," ucap salah satu teman ibay bernama abizhar.

"Cicing maneh teh har"

Ibay mempunyai 5 teman, abizhar, Danu, Amir, Guntur dan Soni. Mereka berlima juga sekaligus temanku, kami sangat dekat karna memang ibay selalu membawaku bersama mereka.

Reni? Dia salah satu murid disana, yang aku tau dia suka ibay, tapi ibay tidak pernah meresponnya, padahal Reni adalah seorang siswa yang pintar dia juga cantik.

"Bi es teh satu," ujar ibay kepada seorang ibu kantin langganan kami.

"Eh jangan, masih pagi teh anget aja bi," ucapku.

"Siap neng Nayla,"

"Yeuh meni perhatian kie istri urang lur,"

"Mimpi bay bay," jawab Danu sambil menggepuk pundak ibay dengan tawaan yang lain.

"Aamiin keun atuh,"

"Aamiin"

Kami semua tertawa, inilah yang terjadi di setiap pagiku dengan candaan ibay dan teman-temannya selalu berhasil membuat aku tertawa, seolah-olah aku adalah orang paling bahagia di dunia ini.

Kenangan [By:Aruu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang