14

7 2 0
                                    


Kriingg kriingg kriingg!!

Suara telepon diruang tamu tiba' berbunyi. Aku yang sedang minum didapur, bergegas menuju kesana.

"Hallo, siapa?" Ucapku menyapa orang di sebrang sana.

"Hallo, ini bunda!" Jawab dari sambungan telefon.

"Oh bunda, ini nay. Bunda dimana?".

"Ini, bunda lagi dibutik sayang. Kamu tolong bangunin kakakmu ya, dia mau bimbel katanya. Bunda engga sempet bangunin, tadi buru-buru".

"Kakak udah bangun, sekarang lagi mandi si kayanya," Sedikit melirik kearah kamar mandi bawah.

"Yasudah, kamu sarapan yah. Bunda udah siapin, tinggal di angetin aja kalau mau".

"Iyaa, bunda".

"Bunda tutup ya, lagi banyak pelanggan".

"Iyaa,".

Sambungan terputus.

Aku menaruh kembali telpon itu ketempatnya, dan hendak kembali kedapur untuk menghangatkan masakan bunda.

Kriingg kriingg kriing!!

Telpon berbunyi kembali saat baru saja aku berbalik badan. Dengan segera aku mengangkat nya kembali.

"Kenapa lagi bunda?" Ucapku.

"Hallo, assalamualaikum neng,"

"Eh, wa'alaikumsalam. Siapa ini?"

"Ini bibi Rahmah!"

"Ohh bibi. Kenapa bi, tumben pagi' nelfon?"

"Bundanya ada?"

"Si bunda lagi di butik bi,"

"Oalah, yasudah bilangin saja ya, nanti Minggu depan, diundang ke Surabaya semuanya, tante Mila mau nikah,"

"Wahh, serius bi,"

"Ya masa boongan,"

"Hehe, iya nanti disampein"

"Yasudah, bibi mau kabarin yang lain, jangan lupa Dateng loh. Assalamualaikum,".

"Iyaa, wa'alaikumsalam"

Saat sambungan terputus, terlihat kakak baru muncul dari kamarnya.

"Siapa?" Tanyanya sambil sibuk menata buku ditasnya.

"Bibi rahmah, katanya suruh ke Surabaya nanti Minggu depan, tante mila mau nikah,"

"Widih, makan enak kita"

"Lebay, udah ah mau manasin makanan," Ucapku meninggalkan kakak di ruang tamu.

Sedikit ku jelaskan, aku memang lahir di Bandung, tapi ayah dan bundaku bukan asli dari bandung. Keduanya asli Tanggerang, tapi sepakat netap di bandung. Katanya sih bunda punya keinginan pingin nikah sama orang bandung, tapi dapetnya orang Tanggerang. Dari itu bunda meminta agar mereka tinggal di bandung dan menetap disini, ayah ku setuju dan langsung membuat rumah ini setelah menikah. Dan jika ditanya aku termasuk suku apa, aku masih termasuk suku Jawa, bukan Sunda.

Maka dari itu, dari kecil bunda mengajarkanku dan kakak selalu menggunakan bahasa baku biasa, tidak memakai bahasa Sunda, karna dilarang oleh keluarga besar ku, karna akan menghilangkan khas jawanya.

Beda halnya dengan ibay yang memang asli bandung. Ayah dan bundanya lahir di Bandung.

Sedikit ku panaskan makanan yang sudah dimasak oleh bunda untukku dan kakak, ayam goreng dan capcay terlihat sangat menggoda perutku.

Kenangan [By:Aruu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang