15

4 2 0
                                    

Setelah sekian lama, akhirnya sampai di pasar buku palasari, yang terletak di Jl. Palasari Jl. Turangga Kec. Lengkong. Pasar ini sungguh sangat ramai mengunjung, aku sudah sangat sering kemari, bahkan dari waktu ayahku masih ada.

Aku turun dari motor, dan menunggu ibay.

Aku masuk bersama ibay, sedikit melirik-lirik kesana kemari tanpa bicara apapun. Kuambil secarik kertas ditasku, melihat sebuah list, apa saja yang harus aku beli disini.

"Akhir-akhir ini kamu rajin sekali nay," Ujar ibay memandangku yang sedang memilah-milih buku.

"Biasanya juga rajin kok," Jawabku santai, tetap fokus kearah buku-buku didepanku.

"Iya, iyaa. Tapi kali ini kamu lebih rajin, ada apa?".

"Aku mau gabung organisasi tahun depan," Ucapku memandangnya, lalu tersenyum kearahnya.

Dia mengerutkan keningnya. "Waktu itu, di tawarin, malah kamunya engga mau," Ucapnya.

"Hehe, iya waktu itu aku belum siap,"

Dia hanya tersenyum melihatku, dan ikut serta melihat-lihat buku di sekitar.

"Kesana bentar yu," Ucapku sambil menarik tangannya, menuju sebuah toko didepan.

Aku sedikit menanyakan beberapa buku kepada sang penjual, melihat masing-masing buku yang di letakan dihadapan ku. Setelah sudah cukup, aku membayarnya dan  segera pergi dari situ.

"Kamu mau beli buku engga?" Tanyaku kepada ibay yang sedari tadi, hanya fokus melihatku, yang sibuk mondar mandir.

"Oh iya, disitu yu" Ucapnya sambil membawaku di toko lainnya.

"Assalamualaikum mang," Ucap ibay, saat sampai di sebuah toko.

"Wa'alaikumsalam, ehh aa ibay. Lama euy engga mampir', kumaha damang?" Jawab bapak paruh baya menggunakan kaos hitam, melainkan sang penjual buku tersebut.

"Alhamdulilah sehat mang, mamang gimana?".

"Alhamdulillah atuh, sehat selalu".

"Wahh, Alhamdulillah" Ucap ibay sambil mengepuk pelan pundak bapak itu.

Aku hanya diam saja seperti patung, antara canggung dan bingung mau ngomong apa, karna aku tidak kenal dengan sang penjual, jadi hanya ku lemparkan senyuman saja saat dia melihat ke arahku.

"Saha?" Tanya bapak itu melihat kearahku.

"Eh, saya nayyla mang, temen nya ibay," Jawabku menjabat tangannya dengan sopan.

"Oalah, tak kira pacarnya,"

Terlihat ibay membisikan sesuatu pada orang itu, tapi sialnya aku tidak bisa mendengarnya.

"Ahh, siapp, mantap pokonamah," Ujar bapak itu seusai berbisik dengan ibay.

Ibay terlihat tertawa, aku yang bingung, hanya diam saja melihat kedua orang ini sangat lah akrab, meski dengan umur yang sangat jauh. Ibay memang terkenal ramah dengan orang-orang, dia juga sangat mudah berbaur dengan yang lain, tidak peduli mau dengan anak-anak ataupun kakek-kakek sekalipun.

"Ini namanya mang Isa nay, tapi dia bukan nabi, cuman orang biasa, ya mang" Ucap ibay disambut sedikit gelak dari bapak itu yang ternyata bernama mang Isa.

Aku hanya tersenyum saja.

"Duduk dulu nay," Menarikku dan menarik sebuah kursi untukku.

Aku duduk disitu sambil melihat ibay yang kembali berbincang dengan mang Isa.

"Yaudah, biasa mang"

"Aduhh, buku itu lagi engga ada bay,"

"Loh, bukannya kemarin baru launching mang,"

"Iyaa, tapi karna banyak yang minat, jadi langsung abis, kamu nya bay lama, keduluan sama yang lain jadinya,"

"Yahh, mang engga sisain saya," Terdengar suara lemas ibay, dia tertunduk dan duduk di kursi sebelahku.

"Aduhh, maapin saya ya bay, bener' engga tau kalo ibay mau beli, kalo tau mah, langsung saya selipin semua di kantong celana saya," Jawab mang Isa, seperti ikut memelas menghadap ibay.

Ibay tertawa melihat mang Isa, "Santai mang, nanti saya kesini lagi," Ucap ibay.

"Tapi inget ya mang, sisain satu buat saya," Sambung ibay.

"Siapp,"

"Tapi nanti, di simpennya di saku nya aja, jangan di dalem celana mamang,"

"Ya iya atu, moal muat juga kalo di dalam celana,"

Ibay tertawa, aku juga ikut sedikit tertawa mendengarnya.

Setelah lama berbincang, ibay berpamitan untuk pergi, karna sudah merasa cukup puas bertemu dengan teman lamanya itu, lebih tepatnya keluarga katanya.

Kenangan [By:Aruu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang