18

2 1 0
                                    


Saat aku ingin mengetuk kamar bunda, bunda terlebih dahulu membuka pintu itu, dan membuatku kaget.

"Ih nayyla, ngagetin bunda aja," Ucap bunda sambil mengelus elus dadanya.

"Nay juga kaget,".

"Kamu habis kemana?" .

"Abis ke pasar buku, beli keperluan sekolah, sama ibay,".

"Ohh,".

"Oiya bunda, ibay masih didepan tuh, katanya mau ketemu sama bunda,".

"Kenapa engga bilang dari tadi, yasudah ayo, kasian dia nunggu,".

Bunda pergi begitu saja meninggalkanku, aku lekas mengikutinya menuju depan.

"Eh ibay, maaf ya nunggu lama," Ucap bunda saat melihat ibay sedang duduk didepan.

"Oh, iya Bu engga apa-apa, engga lama ko," Jawab ibay menyalami bunda.

"Iyaa, tadi katanya mau ketemu, kenapa bay?"

"Ini mau minta maaf, kata nayyla tadi pagi engga sempet bilang ke ibu kalo mau keluar,"

"Ah, iya engga apa-apa. Eh ayo masuk dulu, ini juga nay kenapa engga dikasih minum,"

Baru saja aku ingin kembali masuk, tapi dicegah oleh ibay.

"Engga usah repot-repot, ibay juga mau langsung pulang ini, takut Ke sorean".

"Oalah yasudah, terima kasih ya bay udah nganterin nayyla," Ucap bunda sambil tersenyum kepada ibay.

"Ah engga usah terima kasih Bu, sudah tugas saya buat selalu ada buat nay,"

Aku sedikit menunduk karena malu, saat mendengar ibay berkata seperti itu, bunda melihatku lalu tersenyum.

"Yasudah Bu, ibay pamit," menyalami bunda.

"Iya hati-hati ya bay," .

"Iya Bu, assalamualaikum,".

Aku mengantar ibay sampai ke gerbang depan, dia menyalakan motornya.

"Makasih yah udah mau nganterin," Ucapku sebelum dia pergi.

"Ibu sama anak sama saja, senengnya bilang makasih,"

Aku sedikit tertawa.

"Aku pamit yah,"

"Hati-hati,"

Ibay mengangguk, lalu melajukan motornya, meninggalkan ku seorang diri di gerbang. Aku kembali masuk kedalam karna hari sudah mulai sore.

Saat aku masuk, kakakku masih sibuk berbincang dengan temannya. Aku berniat ingin langsung ke kamar untuk bersih-bersih, tapi kakakku malah memanggilku.

"Kenapa, kak?" Menghampiri nya.

"Anterin kakak bentar yuk," Ucapnya berdiri dari duduknya.

"Kemana?"

"Ke toko, mau beli sesuatu"

Belum sempat aku menjawab, bunda tiba' datang. Dia menyuruh kakakku untuk menemaninya ke butik, untuk mengambil kain.

"Tuh, sekalian aja sama bunda," Ucapku.

"Engga bisa, beda jalur. Lagian nanti bakal lama kalo harus bulak balik," Jawab kakakku.

"Yasudah, biar nayyla biar sama aku saja lan," Ucap liam, berdiri dari duduknya.

"Nah boleh tuh, sama liam aja ya nay,"

"Tapi kak-"

"Udah, tolong lah nay, kakak butuh banget. Nanti uang sisanya buat kamu"

"Oke kalau begitu," Ucapku sumringah.

Tanpa ku sadari, sedari tadi ada yang sedikit tersenyum-senyum melihatku.

Aku ke kamarku untuk sekedar mengganti baju, karna tidak nyaman jika harus memakai baju itu lagi. Aku mengenakan sweater kuningku agar lebih sederhana dilihat orang.

Aku kembali turun menemui kakak, yang ternyata sudah pergi duluan.

"Loh, mana kak wulan?" Ucapku saat melihat tidak ada kakakku disana.

"Sudah duluan nay, tadi katanya buru-buru," Ucap kak Bella.

"Mau berangkat sekarang?" Tanya liam melihatku.

Aku hanya mengangguk. Aku dan kang liam pergi keluar, rasanya sangat canggung bila harus berdua dengan orang yang belum kita kenal, tapi sebisa mungkin aku akan bersikap sopan padanya, karna dia teman kakakku dan lebih tua dariku.

Kang Liam mengeluarkan motornya, aku sedikit membantu membuka gerbang dan ikut keluar. Tak lama kang liam menyuruhku untuk naik, dan bergegas melajukan motor itu.

Sepanjang perjalanan, kami hanya diam-diaman. Pikirkan saja, aku baru bertemu dengannya, dan langsung berduaan diatas motor, rasanya berbeda dengan saat aku bersama ibay, ini sangat canggung.

"Kamu kelas berapa?" Ucap kang liam memecahkan keheningan itu.

"Kelas 2 kang," Ku jawab dengan sesopan mungkin.

"Sekolah yang rajin ya nay, jangan deket-deket sama cowo SMA, semuanya engga bener!"

Entah kenapa, tiba-tiba saja dia berkata seperti itu. Aku sedikit kesal karna menurutku, tidak semua laki-laki SMA itu seperti yang dia pikirkan. Contohnya ibay, dia baik, sopan dan menurutku lebih sopan tutur kata ibay dibanding dia sendiri.

Aku hanya meng"iya"kan saja, baru kenal denganku sudah berhasil membuat ku kesal. Kang liam tampan, tapi jauh tampan ibay dibanding dia, ini menurutku, tidak tau menurut orang lain seperti apa. Dia tinggi, kurus dan berpenampilan cukup rapih, rambutnya terpangkas rapih, beda dengan ibay yang selalu terlihat tidak pernah menyisir rambutnya, tapi itu jugalah salah satu faktor utama yang membuat dia terlihat sangat menawan.

Kenangan [By:Aruu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang