Karina dan Giselle duduk saling berhadapan di bawah pohon rindang di dekat aula olahraga yang akan mereka gunakan untuk kegiatan klub beberapa menit lagi. Mereka sudah siap dengan seragam cheers mereka yang berwarna putih, merah dan biru. Sembari menunggu anggota klub cheers datang, mereka berdua memilih untuk berbincang-bincang dibawah pohon rindang yang sedang menggugurkan daunnya.
Giselle menopang dagunya, ia mendengarkan Karina yang bercerita panjang-lebar. Ia menceritakan kembali cerita Jeno pada Giselle mengenai kejadian setahun lalu yang dialami oleh klub band. Giselle mendengarkan dengan seksama dan menangkap cerita Karina dengan berbagai ekspresi. Ia mulai dengan mengeryitkan dahinya heran, lalu senang, dan kini, Giselle menurunkan alisnya dan matanya terlihat berkaca-kaca. Sang pencerita juga ikut terbawa suasana. Ia bercerita dengan ekspresi yang lebih heboh dibanding Jeno. Karina bahkan menggerak-gerakkan tangannya saat menceritakan tabrakan beruntun yang malam itu dilakukan oleh 3 mobil balap liar. Sambil menahan tangisnya, Karina menceritakan bagaimana nasib klub band setelah kejadian itu dan saat itulah Giselle mengerti mengapa klub band ditutup. Hal itu telah menjawab pertanyaan yang selama ini ia ingin tanyakan pada Hendery.
BUK!
"Aigoo!"
"Aduh kaget!"
Seru Karina dan Giselle kaget saat ada batu yang menimpuk meja mereka dengan suara kencang. Mereka berdua menolah melihat arah datangnya batu itu. Sosok Yangyang terlihat berjalan santai sambil memamerkan senyum lebarnya.
"Kaget ya?" Yangyang tertawa sambil berjalan mendekati mereka berdua.
"Iya, lah! Dasar bodoh!" Giselle memukul lengan Yangyang yang lewat dibelakangnya untuk duduk di sebelah Giselle.
"Aw.." Yangyang mengerang kesakitan sambil mengelus lengannya. "habisnya, kalian terlihat serius sekali," jawabnya menatap kedua gadis berseragam cheers itu. "mwoya?! Kau menangis?!" Yangyang kaget saat ia menatap Giselle. Ia menarik bahu Giselle agar dapat melihat wajahnya dengan jelas.
"Hya!" Giselle menepis tangan Yangyang. Giselle kemudian menyeka air matanya. "dasar bodoh," dia mengumpat Yangyang lagi.
"Karina hya, kau juga?" Yangyang menunjuk Karina yang juga sedang menyeka air matanya. Mata dan wajah kedua teman Yangyang ini tampak merah.
"Hehehe," Karina menjawab dengan menertawakan dirinya sendiri.
"Aduh bagaimana ya? A..aku cuma bawa satu sih..." Yangyang mengeluarkan kotak susu dari saku jasnya. Sepertinya dari tadi Yangyang memang bertujuan mencari Giselle untuk memberikannya kotak susu sebelum ia mengikuti kegiatan klub cheers. "nih untukmu," Yangyang meletakkan kotak susu itu diatas meja dan menggesernya ke depan Giselle. "mian Karina," Yangyang meringis menatap Karina yang hanya tersenyum mengangguk.
"Dwaeseo," Giselle mendorong kotak susu itu ke depan Karina. "aku sudah kenyang,"
"Kenyang?!" Yangyang bereaksi berlebihan. "Karina hya, kau tahu? Akhir-akhir ini Giselle diet," Yangyang menggoda usil teman sekelasnya. "dia hanya terus memakan telur, seperti atlit angkat besi!"
BUK!
"Aw!"
Yangyang mengerang kesakitan lagi saat Giselle memukulnya di tempat yang sama.
"Mwoya? Kau stalker?!" Seru Giselle."Hya, aku duduk disebelahmu, 'kan. Tentu saja aku tahu!" Yangyang menatap Giselle yang menunjukkan kerutan di tengah alisnya.
Yangyang kemudian lanjut berbicara pada Karina. "istirahat pagi, ia memakan telur dan pisang, istirahat siang, ia memakan 3 telur dan susu! Ti-ga te-lur!" Lanjut Yangyang lagi. Kali ini pukulan Giselle dapat ia hindari.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] THE ZOO [FF NCT AESPA]
FanfictionSekolah yang sempat menghentikan kegiatan klub band karena kisah di masa lalu, tidak menghentikan semangat Hendery untuk kembali membentuk sebuah band. Namun apa jadinya jika ia hanya menemukan satu anggota yang mau menjadi bagian dari bandnya? Apa...