Pada jam pulang sekolah kali ini, untuk pertama kalinya, Yangyang dan Giselle akan melakukan kegiatan belajar bersama dengan Jeno. Jeno dengan sukarela membantu Yangyang dan Giselle yang sedang menjalankan misi yang sama, yaitu menaikkan nilai sekolah mereka. Sore ini mereka memilih berkumpul di halaman belakang sekolah yang berada dekat dengan aula olahraga. Mereka duduk di kursi kayu dibawah sebuah pohon rindang.
"Kau juga?" Yangyang menunjuk Karina yang duduk di hadapannya.
"Apanya?" Karina balik bertanya.
"Kenapa kau ikut belajar bersama kami? Nilaimu juga turun?" Yangyang memperjelas pertanyaannya.
"Aku yang mengajaknya," jawab Jeno yang duduk disamping Karina. "sama denganmu, nilainya tidak pernah naik,"
"Hya.." Karina menyenggol lengan Jeno. "tidak usah kau perjelas,"
"Gwaenchana, nilai Yangyang lebih buruk darimu," tunjuk Jeno dengan suara datarnya bagai tidak bersalah.
"Wah, kalau kau tidak pintar, aku pasti akan menghabisimu," ucap Yangyang geram.
"Memang bisa?" Celetuk Giselle dengan pandangan masih menatap buku. "dengan badan sekecil itu," cibirnya.
"Hhhh!"
"Aw!" Jerit Giselle saat Yangyang menarik rambutnya. "Hya!"
"Hya hya, hentikan," Jeno berusaha melerai kedua temannya yang mulai saling serang. "ayo lanjut kerjakan,"
"Tapi ini susah sekali," komentar Yangyang mengacak rambutnya. Ia terus memandangi angka-angka yang muncul dari setiap lembar.
"Aku hanya ingin mengetahui kemampuan matematika kalian berdua saja, isi sebisanya," terang Jeno.
"Tapi Jeno hya, aku penasaran," Giselle bersuara sambil tetap mengerjakan. "mengapa kau menolak perlombaan itu? Padahal kalau kau ikut, kau langsung otomatis mendapat nilai tambahan, 'kan. Kau tidak harus menang,"
"Lomba apa?" Karina balik bertanya dengan pandangan yang juga sedang menatap soal di hadapannya.
"Cerdas cermat,"
"Mwo?!" Karina bereaksi heboh pada jawaban Giselle. Ia kini menatap Jeno. "mwoya, kau menolak perlombaan itu?! Itu perlombaan yang Song ssaem tawarkan padamu itu, 'kan?!"
"Ssst! Berisiiik..." Jeno menempelkan telunjuknya pada bibirnya. Ia menyuruh teman sekelasnya ini mengecilkan suara.
"Kau menolak perlombaan itu?" Ulang Karina dengan suara lebih kecil.
"Awalnya aku menolak. Tapi sudah kuterima," jawab Jeno pada Karina.
"Mengapa kau menolak?" Tanya Giselle lagi. "apa aku boleh tahu?"
"Oh, pasti karena dia malu," celetuk Karina.
"Hya!" Kini giliran Jeno yang menyenggol lengan Karina.
"Ha? Malu?" Yangyang mengeryitkan dahinya.
"Apa maksudnya?""Dia tidak bisa tampil di depan banyak orang," jawab Karina, sedangkan Jeno hanya diam dan menopang dagunya menatap Karina yang sedang membicarakannya dengan santai. "jika dia tampil di depan banyak orang, dia akan gugup dan jadi tidak bisa bicara," lanjut Karina yang sepertinya sudah sering melihat Jeno gugup. Karina pun menoleh menatap Jeno disampingnya, "pasti itu alasannya, 'kan? Kau takut mengacau pada saat perlombaan berlangsung,"
Jeno mengangguk dan sedikit memejamkan matanya. "begitulah,"
"Oh.. mian, kami tidak tahu," Giselle meminta maaf.
"Aniya, kenapa kau meminta maaf," tolak Jeno. "gwaenchana, memang seperti inilah aku,"
"Lalu saat kita di panggung, apa kau baik-baik saja?" Tanya Yangyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] THE ZOO [FF NCT AESPA]
FanfictionSekolah yang sempat menghentikan kegiatan klub band karena kisah di masa lalu, tidak menghentikan semangat Hendery untuk kembali membentuk sebuah band. Namun apa jadinya jika ia hanya menemukan satu anggota yang mau menjadi bagian dari bandnya? Apa...