Haechan tersenyum usil. Ia berdiri tepat membelakangi pintu kelasnya. Kedua tangannya ia letakkan di belakang untuk memegangi pintu kayu yang masih tertutup rapat. Haechan menatap Yangyang dan Giselle yang berdiri di depannya dengan wajah kesal. Sedari tadi, mereka berdua meminta Haechan untuk segera membuka pintu kelasnya, namun permintaan itu tidak digubris oleh Haechan.
"Haechan ah!" Seru Minjeong yang berdiri di belakang Giselle. Badannya yang mungil tidak terlihat oleh Haechan karena tertutup oleh Yangyang dan Giselle. "cepat buka pintunya!"
Haechan menggelengkan kepalanya pelan-pelan sambil memajukan bibirnya. Dia tahu betul kini Yangyang dan Giselle sedang kesal dengan dirinya. "'Kan belum jam istirahat," ucapnya.
"Hya, Lee ssaem 'kan sudah keluar kelas," Yangyang terlihat memasang pose untuk berlari. "cepat buka,"
"Sirheeooo.." tolak Haechan dengan keusilan yang semakin menjadi-jadi. Haechan kini juga melihat Giselle yang sedang berpose sama dengan Yangyang, yaitu bersiap untuk berlari.
TIINGGG TOOONG...
Bel istirahat pun berbunyi.
"Hya! Ppallii!" Seru Giselle meneriaki Haechan.
"Yeorobun! Ayo kita hitung sama-sama!" Haechan berteriak kepada seluruh teman di kelasnya.
Seluruh murid kelas 1-3 pun mengikuti ajakan Haechan. Semua terlihat sedang tertawa dan berhitung bersama.
"3..."
"2..."
"1.."
"Go!" Haechan kemudian membuka pintu geser milik kelas 1-3. Yangyang dan Giselle seketika berlari cepat keluar kelas. Suara langkah kaki mereka pun segera hilang dari lorong lantai 2 jurusan Musik.
"Hya Giselle ah!" Seru Minjeong yang tidak dapat mengikuti kecepatan Giselle.
BUK!
Minjeong melayangkan pukulan pada perut Haechan yang masih tertawa di lorong depan kelasnya. "Dasar usil!"
Yangyang menuruni tangga dengan cepat, meninggalkan Giselle yang masih mengontrol langkah kakinya hati-hati agar tidak terjatuh di tangga yang kini dipenuhi banyak murid. Mereka berlari melewati kantin. Tujuan mereka hanya satu; mading sekolah. Hari ini adalah hari dimana sekolah memajang hasil ujian semester. Yangyang sudah melihat beberapa murid berdiri mengerumuni mading sekolah untuk mencari nama mereka sendiri. Dengan badannya yang kecil, Yangyang menyelinap masuk ke kerumunan dan mencari namanya.
"Yang....yang..." gumamnya sambil terus membaca setiap nama yang ada pada kertas yang tertempel rapi di mading sekolah.
"Yang! Yangyang ah!" Giselle yang tidak dapat menembus kerumunan itu, berlompatan di kerumunan belakang.
Yangyang tidak dapat mendengar panggilan Giselle. Mata Yangyang tertuju pada nama yang ia cari. "Oh?!" Yangyang pun segera berjalan keluar dari kerumunan yang semakin ramai. Para murid jurusan musik yang baru saja keluar kelas, terlihat menghalangi Yangyang untuk dapat menjaduh dari mading.
"Hya.." Giselle yang melihat Yangyang di dalam kerumunan, membantunya dengan menariknya keluar.
"Aw!!" Yangyang berhasil keluar dari kerumunan itu dengan sudah payah. Mereka berdua pun berdiri di luar kerumunan murid kelas 1 jurusan musik. "Kenapa menarik rambutku?!" Serunya sambil memegang bagian atas kepalanya. Rasanya rambutnya hampir botak karena tarikan Giselle.
"Hya, aku tidak melihat tanganmu!" Sanggah Giselle. Dengan sedikit merasa bersalah, ia berjinjit dan mengelus kepala Yangyang.
"bagaimana hasilnya?""Kau kemarin peringkat berapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] THE ZOO [FF NCT AESPA]
FanfictionSekolah yang sempat menghentikan kegiatan klub band karena kisah di masa lalu, tidak menghentikan semangat Hendery untuk kembali membentuk sebuah band. Namun apa jadinya jika ia hanya menemukan satu anggota yang mau menjadi bagian dari bandnya? Apa...