Hendery menyadarkan dirinya setelah melamun mengingat kegagalannya mengajukan pembukaan klub band. Tanpa adanya angket dari Taeyoung, klub band tidak jadi dibuka pada semester kedua tahun lalu. Namun usahanya tak sepenuhnya sia-sia. Setelah melalui diskusi panjang, akhirnya proposal Hendery diterima. Klub band resmi dibuka pada tahun ajaran baru di bulan April, pihak sekolah juga akan memberikan guru pembina klub jika anggota klub berjumlah 5 orang atau lebih. Syarat yang diberikan oleh sekolah juga masih sama; nilai anggota klub band tidak boleh turun. Sekolah menyadari bahwa klub band berpotensi memiliki banyak anggota dan tidak ingin kejadian turun nilai masal terjadi lagi.
Namun semua ekspetasi sekolah itu sangat berbanding terbalik dengan apa yang terjadi. Klub band sudah tidak diminati. Rumor mengenai nasib 'sial' itu juga menjadi faktor penghalang dalam proses perekrutan anggota klub. Setelah klub dibuka, Hendery masih tetap sama, ia masih ingin Taeyoung berada di klub nya. Bermain musik bersama mantan ketua klub sungguh menyenangkan, Taeyoung dulu adalah pribadi yang hangat dan sangat pengertian. Dia bahkan memiliki waktu khusus dengan Hendery untuk mengajarinya bermain gitar.
Dari awal tahun ajaran baru hingga sekarang, Hendery masih berusaha mengajak Taeyoung masuk ke klubnya lagi, namun tidak sesering dulu. Ia hanya menemui Taeyoung di hari tertentu, Hendery bahkan sengaja tidak menutup pintu ruang klub band rapat-rapat agar Taeyoung yang melakukan aktivitas klub sastra di hari yang sama dengan klub band, dapat mendengar suara band samar-samar.
Sore ini Hendery berjalan melewati aula olahraga di belakang sekolah. Kepalanya ia hadapkan pada aula yang terbuka dan terdengar suara gaduh dari dalam. Hendery melihat klub karate sedang melakukan latihan disana. Hendery berjalan hingga ia menempelkan dirinya ke pintu aula. Ia melihat dua murid klub karate sedang berkelahi dan yang lain duduk dipinggir arena sambil menyemangati mereka berdua.
"Oy," terdengar suara dari belakang Hendery.
Hendery menoleh dan melihat Yuta dengan seragam karate dan sedang memakan ice cream di suhu udara yang cukup dingin hari ini.
"Oh, Hendery!" Wajah garang Yuta berubah menjadi ceria lagi. "Wae? Sekarang kau minat dengan karate?" Tanya Yuta pada murid kelas 2 yang sedang mengintip kegiatan klub nya.
"Ah, aniyeyo sunbae," jawab Hendery agak panik. "hanya lihat-lihat saja,"
Yuta mengangguk mengerti. "bagaimana kabar klub mu? Aku dengar kau mau tampil di acara ultah sekolah ya?"
"Ne!" Suara Hendery kembali bersemangat seperti biasa. "Ada murid kelas 1 yang membantu kami menjadi vocalist dan gitarist,"
"Woow... keren.." puji Yuta sambil menarik stick ice cream dari dalam mulutnya.
"Yuta hya!" Johnny memanggil Yuta dari arah taman sekolah. Seperti biasa, ia datang bersama Taeyoung. "mwoya, kau bolos latihan?" Tanya Johnny yang memergoki Yuta sedang bersantai di luar aula.
"Hya aniya!" Seru Yuta tak terima. "Lihat, anak kelas 1 sedang sparing. Giliranku sudah selesai," jawab Yuta yang menunjuk kegiatan di dalam aula dengan stick ice creamnya.
"Taeyoung ah, kau tahu? Mereka akan tampil di ultah sekolah," Yuta kini menunjuk Hendery yang berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] THE ZOO [FF NCT AESPA]
FanfictionSekolah yang sempat menghentikan kegiatan klub band karena kisah di masa lalu, tidak menghentikan semangat Hendery untuk kembali membentuk sebuah band. Namun apa jadinya jika ia hanya menemukan satu anggota yang mau menjadi bagian dari bandnya? Apa...