Bab 5

3.3K 276 45
                                    

"Kita harus cari kemana cio? Aku ga punya informasi lebih tentang zean" Tanya Shani kepada Gracio suaminya itu

"Aku juga gatau shan, kamu inget inget lagi.. kamu apain zean sewaktu bayi sebelum pergi?" Balas Gracio

Shani mencoba mengingat ingat kembali apa yg ia lakukan sebelum meninggalkan Zean pergi, Ah iya Shani baru ingat ia meninggalkan Zean disebuah panti asuhan

"Aku ingat cio, terakhir aku ninggalin zean karena ancaman mama.. pada saat itu aku tinggal didepan pintu panti asuhan" Tutur Shani

"Pan-panti asuhan?" Shani mengangguk

"Iya panti asuhan cio, aku ga tega mau buang dia yg masih kecil.. aku udh gaada pilihan lain selain itu, mama ngecam aku buat bunuh zean yg masih bayi saat itu.. aku ga mau itu cio aku ga mau" Shani membayangkan jika dulu ia ketauan masih merawat Zean entah apa yg akan terjadi kepada Zean kecil itu jika sudah berada ditangan Veranda yg jelas jelas sudah tak mau menerima kehadirannya

Shani cemas, takut, resah menumpuk menjadi satu dalam pikirannya kala itu.. Shani tak tau apa yg bisa ia lakukan selain harus menaruh Zean kecil di panti asuhan agar terhindar dari Veranda mamanya itu.

"Panti asuhan mana shan?" Tanya Gracio

"Panti asuhan kasih bunda" Jawab Shani

"Jauh dari sini?" Gracio benar benar tidak tau letak lokasi panti itu berada

Shani mengangguk "Lumayan, 30 menit dari sini.. deket rumah aku yg lama dulu" Tutur Shani

Gracio paham sekarang, jika ia pernah melihat sekilas panti asuhan yg dekat dengan rumah Shani istrinya yg lama dulu sebelum pindah.

Tanpa berlama lama lagi Gracio langsung menancap gas mobilnya bersama dengan Shani istrinya yg berada disebelahnya itu, ditengah perjalan Shani dilanda ketakutan yg mana ia kembali mengingat ancaman yg Veranda berikan semalam dan Shani benar benar takut akan hal itu terjadi saat ia berhasil menemui Zean putranya

"A-aku takut mama tau cio" Lirih Shani

"Kamu tenang aja, kita pasti aman.. mama ga akan tau kita kemana" Balas Gracio mengusap usap lembut punggung istrinya itu

Shani mencoba tenang menarik nafas dalam dalam kemudian dengan perlahan ia hembuskan untuk mengurangi rasa cemas dan takut yg melanda dirinya itu.

"Ayo shani, ga boleh lemah ini demi zean anak kamu shan ayo" Batin Shani mencoba memberi semangat kepada dirinya sendiri

"Udh tenang ya, jangan terlalu dipikirin omongan mama.. kita fokus cari zean dulu sekarang okey" Imbuh Gracio

Shani mengangguk perlahan lalu ia menyenderkan kepalanya di bantalan kursi mobil itu lalu memejamkan matanya sejenak, Gracio yg melihat itu tak mau menganggu Shani istrinya biarkan saja agar lebih tenang

Disisi lain sebenarnya Gracio juga merasakan hal yg sama seperti yg dirasakan oleh istrinya itu, namun Gracio tetap berpikir positif akan hal ini.. dan menganggap Veranda hanya mengancam ancam saja tak sampai berbuat nekat seperti itu

30 menit perjalanan yg keduanya tempuh untuk sampai di panti asuhan "Kasih Bunda" itu yg dimana tempat Shani meninggalkan Zean kecil dulu

"Shan, bangun" Ucap Gracio menggoyahkan sedikit tubuh istrinya itu

"Eughhh" Lenguh Shani dengan perlahan membuka matanya

"M-maaf cio, maaf aku ketiduran ya" Ujar Shani tak enak membiarkan suaminya ini mencari cari panti asuhan yg kemungkinan tidak tau tempatnya

"Gpp kok, kita udh sampai" Balas Gracio menunjuk kearah panti asuhan dengan tulisan besar terpampang diatasnya "Kasih Bunda"

"Yuk turun, kita temui pemilik pantinya.. kita tanya tentang zean ya" Ajak Gracio yg setelahnya turun dari mobil disusul Shani yg juga ikut turun

Give Me A Second Chance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang