bab 4

137 4 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu semuanya.

Ketemu lagi nih sama aku di bab ini. Gimana bab sebelumnya seru gak semuanya? Semoga kalian suka dan terhibur ya sama cerita aku.

Selamat membaca semuanya.

***

Kini Hira sudah mengenakan gamis warna kapucino dengan hijab segi empat berwarna coksu. Dia sangat keliatan cantik dengan pakaian tersebut. Apalagi ditambah dengan mek up yang kelihatan natural, namun sangat memikat bagi yang melihatnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


( Kira-kira seperti ini pakaian yang Hira kenakan, dan kalo warnanya salah mohon maaf ya jujur saya gak tau 😭 )

Setelah selesai Hira pun turun ke bawah dimana umi dan abinya sudah menunggu. Setalah semua siap merak pun menuju tempat yang di tuju yaitu vila dekat pantai. Daerahnya tidak jauh dari sana, hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit dan merak sampai.

Sesampainya di vila semua turun dari mobil. Dan tampak Hira sangat bersemangat, karena sudah lebih dari 1 tahun dia tidak melihat suasana pantai yang tenang dan indah. Dan umi Zahra langsung menghampiri Uma Rumi, mereka berpelukan seperti teletabis. Dan para suami mereka haya menggeleng-gelengkan kepala mereka.

Dan Hira, dia sibuk menikmati suasana pantai sampai tidak sadar ada yang memperhatikannya dari kejauhan. Ya dia adalah Gus Aidan. Kalian masih ingat kan kalo enggak maka baca bab 2.

Dia... bukannya orang yang bersama Uma saat di pengajian? Kenapa dia ada disini?. Batin Gus Aidan

Gus Aidan tidak memperdulikan itu, dia mengambil koper kecil yang berisi keperluan selama satu hari di vila itu. Setelah selesai Gus Aidan langsung menghampiri orang tuanya dan menyalimi tangan Abi emran dan menangkupkan tangannya ke umi Zahra.

" Maa syaa Allah, ini anak kamu rum? Ganteng banget. Gak nyangka aku dulu aja dia kayak biasa aja. Eh pas gede maa syaa Allah gini " ucap umi Zahra

" iya ganteng kan anak aku, dimana anak kamu? Kok gak kelihatan? " tanya Uma Rumi

" itu dia ada di pinggir pantai. Bentar aku panggil dulu. Hira!! Cepat kesini!!" Panggil umi Zahra

" iya Umi " jawab Hira

Dai berlari ke arah dimana keluarga ya dan temen uminya itu berada. Setalah itu Hira menyalimi tangan Uma Rumi dan menangkupkan tangannya kepada kyai Asad dan Gus Aidan. Uma Rumi tertegun melihat wajah Hira karena dia merasa tidak asing dengan wajah tersebut.

" kamu akhwat yang duduk sama saya kan waktu pengajian? Dan kamu juga yang saya tawarkan buat jadi menantu saya. Iya kamu orangnya. Dan ini loh yang umi maksud waktu itu. Gak nyangka loh ibuk bisa ketemu sama lagi " ucap Uma Rumi sambil memeluk Hira

Hira yang mendapatkan respon seperti itu dia hanya diam terpaku. Dan Gus Aidan dia menunduk sebenarnya ada rasa ingin melihat tapi takut dosa. Sedangkan hira dia sudah ketar-ketir sendiri.

mas lauhul Mahfudzku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang