bab 2

127 2 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu semuanya.

Ketemu lagi nih sama aku di cerita ini, gimana bab sebelumnya seru gak semuanya? Semoga kalian suka dan terhibur ya sama cerita aku.

Kalo gitu tanpa berlama-lama lagi selamat membaca semuanya.

***

Dung

" astagfirullah maaf ukhti saya gak sengaja " ucap pemuda tersebut sambil menunduk

" ehh iya gak papa, salah saya juga tadi kurang hati-hati. Kalo gitu saya permisi, assalamualaikum " ucap Hira lalu melenggang pergi dari situ

astagfirullah, kenapa ini biasa-biasanya aku tadi ketabrak sama Ikhwan astagfirullah. Dan ini juga kenapa jantung aku jadi Deng degan gini astagfirullah. Batin Hira

Hira terus berjalan menuju dalam masjid dan masuk di bagian saf perempuan. Namun dia belum menemukan temannya dan menelfon untuk memastikan.

" assalamualaikum, Hira "

" waalaikumsalam, kamu dimana? Aku udah ada di saf perempuan yang di belakang Deket pintu "

" duh maaf ya, bukan maksud gimana. Tapi aku gak bisa Dateng ke kajian, soalnya ada masalah "

" innalilahi, ya udah gak papa. Semoga masalah kamu cepet selesai ya "

" huh ok gak papa Hira dunia luar tidak seburuk itu kok. Jangan takut masih ada Allah " ujar Hira  menyemangati dirinya

Ya Hira memang takut untuk keluar rumah sendiri. Jadi setiap dia ingin pergi kemanapun pasti mengajak seseorang yang memang sudah dekat atau dia percaya.

Kemudian kia duduk dan bersandar pada dinding masjid. Dia membuka buku yang biasa dia pakai untuk mencatat materi saat kajian. Saat tengah fokus mendengarkan tiba-tiba ada ibu-ibu yang duduk di dekat Hira.

" Sendirian aja nak? "

" eh iya Bu, ibu sama siapa kesini? "

" sama anak saya "

" anak ibu dimana? Kok ibuk sendiri?"

" anak saya ada depan. Kebetulan yang lagi ceramah "

" o-oh "

Setelah itu Meraka fokus mendengarkan kajian kembali. Namun saat tengah fokus tiba-tiba ibu tersebut berucap.

" nak maaf ya mungkin ibu lancang. Tapi kamu mau gak jadi menantu ibu? Anak ibu baik, Soleh, pinter masak, dan dia juga lulusan Al-Azhar Kairo Mesir "

" emm bukan bermaksud gimana ya Bu. Tapi saya masih ingin menikmati masa muda saya. Dan saya juga belum siap untuk menikah. Dan menikah itu adalah ibadah seumur hidup. Panjang Bu dan memerlukan persiapan yang matang. Bukan hanya mental, tapi juga ilmunya. Dan saya rasa ilmu saya masih sangat sedikit dan belum cukup "

" hmm ya sudah kalo memang nanti kamu jodoh sama anak ibuk. Pasti kalian akan bertemu dan bersatu nantinya. Tentunya dengan Ridha Allah SWT " ujar ibu tersebut sambil mengelus tangan Hira. Dan Hira dia nya menanggapi dengan senyum manisnya Saja. Dan fokus pada kajian saat ini yang bertema memilih pendamping hidup yang baik dalam Islam.

" Memiliki pendamping hidup merupakan sebuah kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT. Karenanya, sebelum memutuskan menikah, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara menentukan kriteria pendamping hidup yang tepat sesuai yang disyariatkan Islam.

Dijelaskan oleh Abdul Wahid dalam bukunya Meraih Jannah dengan Berkah Ayah, Rasulullah SAW menganjurkan kepada setiap kaum laki-laki yang ingin menikah agar memilih perempuan yang baik akhlaknya, lemah lembut, salihah, dan lainnya.

mas lauhul Mahfudzku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang