Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu semuanya
Akhirnya aku abdet juga hehehe😅. Buat kalian yang nanya kenapa, lama gak abdet kak? Jawabannya Karena aku ujian akhir semester. Ya kalian yang baca cerita pertama aku pasti tau. Karena aku ini masih pelajar jadi aku nulis novel ini saat ada waktu luang. Jadi mohon di maklumi ya kakak semua. Kalo nanti pas kalian baca ada yang taypo mohon di maklumi ya.
Selamat membaca semuanya.
***
Kini hira sudah bangun dari tidurnya, dia melihat kamar yang dia tempati sekarang. Ini bukan kamarnya.
" Astagfirullah, ini kamar siapa? Kok bisa saya ada disini? " Ucap Hira panik sendiri
Dia langsung turun dari tempat tidur, dan langsung keluar dari kamar Gus Aidan. Ya sepertinya Hira lupa kalo dia ketiduran tadi di mobil. Saat menuruni tangga rumah itu nampak sepi. Walupun mereka di pesantren, tapi rumah mereka berbeda, kan gus Aidan sudah sudah menikah. Dan di bab sebelumnya, kan uma Rumi ada di depan rumahnya dia habis beberes rumah Gus Aidan yang di pondok. Jadi kalian sudah paham kan.
" Rumahnya kok sepi sih jadi serem, aku telfon Gus Aidan aja deh " ucap Hira
Tut
Tut
Tut
" Iya sayang, kenapa? "
" Gus ini Hira bangun-bangun kok gak ada orang. Terus ini juga bukan rumah kita Gus. Hira takut "
" Kita lagi di pesantren sayang, masak kamu lupa sih? Kamu itu tidur di kamar mas "
" Ohh terus kenapa rumahnya sepi Gus? Uma sama Abu mana? "
" Uma sama Abu ada di rumah sebelah sayang. Ya udah mas juga udah mau pulang ini ada di jalan. Kamu tunggu aja ya di rumah jangan kemana-mana "
" Iya Gus "
Tut
Kini Hira duduk di ruang tamu, menunggu kedatangan sang suami tercinta.
Sisisisisi suami tercinta nih ye 😂
Ok lanjut ke ceritaTak lama kemudian pintu ada yang mengetuk. Sepertinya Gus Aidan sudah sampai di rumah.
Tok
Tok
Tok
" Sayang, buka pintunya ini mas " ucap Gus Aidan dari luar
" Iya sebentar " jawab Hira lalu membuka pintu rumah itu " Gus pergi kemana sih, Hira malah di tinggal sendirian di rumah. Hira takut Gus, apalagi semua yang ada di sini asing buat Hira " ucap Hira dengan mata yang berkaca-kaca seperti ingin menagis.
" Maaf ya Humaira, mas tadi langsung cek keadaan pesantren sayang. Karena mas udah lama gak cek. Maaf ya, jangan nagis ok. Mas janji gak akan ninggalin kamu lagi pas lagi tidur " ucap Gus Aidan sambil memeluk Hira
" Hiks janji ya Gus. Hira benar-benar panik tadi bangun-bangun bukan tempat yang Hira kenal. Rasanya tu- "
" Suttt udah ya sayang. Maafin mas ya, jangan nagis. Sekarang kita makan yuk. Uma barusan bilang katanya dia udah masak buat kita. Kita makan dulu yuk " ajak Gus Aidan dan di balas dengan anggukan oleh Hira
Kemudian Gus Aidan dan Hira pergi keruang makan. Nampak beberapa lauk pauk yang tersedia di atas meja makan. Di antaranya ada ayam goreng, plecing kangkung, tempe goreng, sambal terasi, dan lalapan. Semuanya nampak sangat menggugah selera. Gus Aidan duduk di meja makan dan Hira menyiapkan makanan untuk sang suami tercinta.
" Mau pakek lauk apa Gus? " Tanya Hira
" Ayam sama sambel aja sayang " jawab Gus Aidan
" Gak mau pakek sayur Gus? " Tanya Hira lagi
" Enggak mas lagi gak pengen makan sayur sayang " jawab Gus Aidan
" Ya udah kalo gitu " ucap Hira dan menyerahkan piring yang berisi dengan lauk pauk itu kepada Gus Aidan. Saat Hira ingin mengambil piring tiba-tiba Gus Aidan berucap.
" Udah sayang, kamu jangan ambil piring lagi. Kita makan satu piring berdua aja ya. Sini duduk di dekat mas, mas suapi " ucap gus Aidan menghentikan aktivitas Hira
" Tapi gu- "
" Udah sini duduk di samping mas " ucap Gus Aidan dan menarik tangan Hira
" Aaaaa ayo buka mulutnya sayang " ucap Gus Aidan sambil menyuapi Hira menggunakan tangannya. Hira membuka mulutnya dengan sedikit ragu " gimana enak? " Tanya Gus Aidan dan di jawab anggukan oleh Hira
Kini mereka fokus makan, dengan posisi Hira yang sedang di suapi oleh Gus Aidan. Setelah selesai makan Hira membereskan piring-piring juga gelas yang ada di meja makan. Dan gua Aidan dia mencuci tangannya namun saat Hira hendak mencuci piring Gus Aidan menghentikan hal yang Hira lakukan.
" Udah sayang, kamu tunggu di kamar aja. Biar mas yang cuci piring " ucap Gus Aidan
" Biar Hira aja Gus. Gus pasti capek kan abis cek kondisi pondok, jadi biar Hira aja yang cuci piringnya " ucap Hira
" Udah sayang biar mas aja ok, kamu tunggu di kamar aja. Jangan ngeyel " ucap Gus Aidan sambil mencubit pipi sang istri
" Awh sakit Gus, main cubit aja pipi orang " ucap Hira sedikit kesal
" Gak papa kan istri sendiri. Lagian kamu gemes banget sih. Heran mas " ucap Gus Aidan
" Dah lah, Hira ke kamar aja udah gak mood " ucap Hira lalu pergi dari dapur
" Yahh ngambek. Kamu lucu banget sih sayang jadi pengen makan tau gak" ucap Gus Aidan
Kemudian Gus Aidan mencuci piring, setelah selesai dia pun menyusul sang istri ke kamar mereka.
Ceklek
" Sayang, kamu marah ya sama mas? Kenapa marah hmm? Humairanya mas kenapa diem? Sayangku, cintaku, habibati, roohi, ya hayati, ya sukra " ucap Gus Aidan
Wah bisa-bisa Hira gak akan ngambek lagi nih. Bisa-bisa ya Gus Aidan.
" Ya hayati, kenapa diem hmm? Ngambek ya sama mas? Jangan diem aja dong Humaira. Jawab dong, jangan diem aja " ucap Gus Aidan sambil mengelus tangan Hira dan mencium talapak tangannya
Huaaaaaaaaa tolong ini saya dari tadi senyum-senyum sendiri. Ini beneran Gus Aidan apa bukan sih 😭.
***
Ok babnya sampai sini dulu ya semuanya, nanti aku abdet lagi insya Allah. Semoga kalian suka ya sama cerita aku. Jangan lupa vote dan komen ya, kasih tau temen atau keluarga kalian yang suka baca novel tentang cerita ini ok.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu 👋.
KAMU SEDANG MEMBACA
mas lauhul Mahfudzku
Spiritualcerita ini mengisahkan tentang seorang gadis yang berusaha taat kepada Allah SWT. sebagaimana kita tau bahwa di akhir zaman ini sulit sekali untuk taat kepada Allah SWT. jika seorang Gus hanya untuk seorang Ning, seorang santri hanya untuk seorang s...