bab 11

114 2 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu semuanya

Ketemu lagi nih sama aku di bab ini, semoga kalian suka ya sama cerita aku ini. Oh iya mau ingetin di sini pasti banyak taypo yang aku tidak sengaja, atau tidak sadar saat nulis. Jadi mohon maaf ya

Selamat membaca

***

Kini terlihat Hira sedang duduk di depan tv sambil menonton kartun favorit ya. Sampai-sampai dia tidak sadar Gus Aidan sudah berada di dekatnya.

" Fokus benget nontonnya sayang. Sampai mas di cuekin " ucap Gus Aidan

" Astagfirullah gus ngagetin aja ih. Hira lagi fokus loh nonton " ucap Hira dengan wajah cemberutnya

" Ya maaf sayang mas gak tau, lagian kamu cuekin mas sih. Oh iya perut kamu udah gak sakit lagi? " Tanya Gus Aidan

" Iya Gus, emangnya kenapa? " Ucap Hira

" Mas mau ngajak kamu ke pesantren, kamu mau? Sekalian nanti mas mau ngecek kondisi pesantren juga " ucap Gus Aidan

" Mau Gus, Hira mau ketemu Uma. Udah kangen soalnya " ucap Hira

" Ya udah sekarang kamu siap-siap " perintah Gus Aidan

Hira pun langsung pergi ke kamar, dan mempersiapkan diri, saat akan mengambil baju ganti. Tiba-tiba Gus Aidan sudah ada di belakangnya menyuruh Hira memakai gamis warna maron. Hira pun manut saja dan Menganti pakayannya. Namun pakaian yang Hira kenakan sampai menyentuh tanah alhasil Hira pun menghampiri sang suami, dan melontarkan beberapa pertanyaan.

" Gus " panggil Hira

" Iya, kenapa Humaira? " Jawab Gus Aidan

" Gus ini gamisnya, panjang banget Hira ganti aja ya Gus. Ribet banget nanti di sana malah jadi repot sama gamis " ucap Hira

" Saya sini duduk di dekat mas " Hira pun manut dan duduk di dekat Gus Aidan " jadi gini sayang, wajib hukumnya bagi wanita untuk menutup auratnya. Dan termasuk bagian dari aurat yang harus engkau tutup adalah kakimu.Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan mengenai bagian bawah pakaian, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata kepada Rasulullah, “Lalu bagaimana dengan pakaian seorang wanita wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Hendaklah ia mengulurkannya satu jengkal,” Ummu Salamah berkata, ‘Jika demikian masih tersingkap ” Satu hasta saja dan jangan lebih dari itu,” jawab beliau. (HR. At Tirmidzi. Hadits hasan shahih)

Dari hadits di atas dapat ditarik dua kesimpulan, yaitu:

Pertama, bahwa seorang wanita wajib menutup kedua telapak kakinya dengan pakaiannya.

Kedua, boleh hukumnya memanjangkan pakaian bagi seorang wanita dengan ukuran sebagaimana telah dijelaskan hadits di atas.

Dari mana diukurnya satu jengkal di mana seorang wanita memanjangkan pakaiannya?

Dalam hal ini ada perbedaan pendapat di kalangan ulama satu jengkal itu diukur dari mana. Akan tetapi, pendapat yang kuat -insya Allah- satu jengkal adalah diukur dari mata kaki. Karena inilah Ummu Salamah berkata, “Jika demikian, kedua kakinya masih tersingkap,” lalu Rasulullah memberikan keringanan dengan satu hasta.Para ulama telah bersepakat bolehnya seorang wanita memanjangkan pakaiannya di bawah mata kaki. Hal ini berbeda dengan kaum laki-laki di mana mereka mendapat ancaman keras bila memanjangkan pakaiannya di bawah mata kaki.Sebagaimana kaum laki-laki, kaum wanita pun dilarang isbal. Akan tetapi ukuran isbal pakaian wanita berbeda dengan kaum laki-laki. Isbal-nya pakaian laki-laki adalah di bawah mata kaki. Sedangkan isbal-nya pakaian wanita adalah bila melebihi satu hasta atau dua jengkal. Sebagaimana dijelaskan di dalam hadits bahwa Rasulullah membatasi panjang pakaian wanita hanya boleh ditambah satu hasta atau dua jengkal, tidak boleh lebih.Saat ini banyak kita dapati model pakaian wanita ala Barat, misalnya saja pakaian pengantin. Bagian atas ketat dan membuka aurat, tapi anehnya bagian bawahnya justru sampai bermeter-meter panjangnya!! Betapa banyak kesalahan yang terdapat dalam model pakaian semacam ini. Pertama, Tidak menutup aurat. Kedua, Isbal. Ketiga, merupakan pemborosan dan perbuatan yang sia-sia. Keempat, menyerupai (tasyabuh) orang kafir. " Terang Gus Aidan

" Lalu bagaimana membersihkan ujung pakaian wanita? Bukankah dengan ukurannya yang panjang menjadikan pakaian tersebut besar kemungkinannya terkena najis di jalan? " Tanya Hira

" Islam agama yang kamil sayang (sempurna) dan syamil (lengkap) yang menjelaskan setiap urusan secara detail, sehingga kita akan mengetahui berbagai solusi dari permasalahan yang kita hadapi dan belum kita ketahui. Ini sebagai bentuk kemudahan Islam.Berkaitan mengenai cara membersihkan ujung pakaian wanita, maka simaklah hadiah nabawiyah berikut ini.
Dari seorang ibu putra Ibrahim bin Abdurrahman bin ‘Auf bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Sesungguhnya aku adalah seorang perempuan yang biasa memanjangkan (ukuran) pakaianku dan (kadang-kadang) aku berjalan di tempat kotor?’ maka Jawab Ummu Salamah, bahwa Nabi pernah bersabda, “Tanah selanjutnya menjadi pembersihnya.” (HR. Ibnu Majah, Imam Malik dan Tirmidzi. Hadits shahih)

Namun, ada hal yang harus ukhty perhatikan dan pahami. Bahwa ketentuan yang disebutkan hadits di atas hanya berlaku untuk najis yang kering. Ketentuan ini tidak berlaku jika najisnya adalah najis yang basah atau cair.Imam Malik berkata, “Sesungguhnya sebagian tanah membersihkan sebagian yang lain. Hal ini berlaku apabila kita menginjak tanah yang kotor, kemudian setelah itu menginjak tanah bersih dan kering, maka tanah yang bersih dan kering inilah yang akan menjadi pembersihnya. Adapun najis seperti air kencing dan semisalnya yang mengenai pakaian/ jasad maka harus dibersihkan dengan air.” Al Khathabi berkata. “Dan ummat sepakat dalam hal ini.” Lebih jauh, Imam Syafi’i menjelaskan, bahwa ketentuan berlaku apabila najis yang diinjak adalah najis yang kering sehingga tidak ada najis yang melekat padanya. Maksudnya, najis tidak terlihat jelas secara fisik melekat pada pakaian (tanah telah menyucikannya). Apabila najis yang diinjak adalah najis yang basah, maka harus tetap dibersihkan dengan air hingga bersih. " Jawab Gus Aidan

" Lalu, bagian mana yang harus dibersihkan. Apakah hanya pada bagian yang terkena najis saja ataukah seluruh pakaian? " Tanya Hira lagi

" pada asalnya yang wajib dibersihkan adalah hanya pada bagian yang terkena najis. Tidak harus dicuci semua.

Sebagian orang beranggapan bahwa bila suatu bagian pakaian terkena najis maka seluruh pakaian harus dibersihkan. Ini adalah anggapan yang tidak benar. Cukup bagian yang terkena najis saja. Jika sudah secara maksimal dibersihkan tetapi masih tetap tersisa, maka insya Allah tidak mengapa. Masih ada lagi yang mau ditanya sayang? " Ucap Gus Aidan

" Enggak Gus " jawab Hira

Sumber: https://muslimah.or.id/221-ujung-pakaianku-penyapu-jalanan.html

Kini mereka sudah turun ke bawah dan berangkat menuju pesantren Al-ikhsan, selama perjalan Hira malah tertidur dengan pulas ya. Kini tak terasa mereka sudah sampai di pesantren Al-ikhsan Gus Aidan pun turun dari mobil dan membuka pintu mobil sebelahnya, kemudian Gus Aidan menggendong Hira yang sedang tertidur. Saat sudah ada di ngendingan ya, Hira menggeliat ingin bangun.

" Suttt tidur lagi sayang, jangan bangun " ucap Gus Aidan

Dan Hira pun kembali tidur dalam ngendingan Gus Aidan, saat ingin memasuki rumah ada Uma Rumi yang sedang duduk di kursi teras rumah.

" Loh le, istri kamu kenapa kamu Gendong? " Tanya Uma Rumi dengan wajah paniknya takut menantunya kenapa-kenapa

" Lagi tidur Uma, Aidan gak tega buat bangunin " jawab Gus Aidan dengan nada lirih takut Hira terbangun

" Ohh, ya udah kamu langsung ke kamar. Istirahat sama istri kamu " ucap Uma Rumi

Dan Gus Aidan pun pergi ke kamar dan menidurkan istrinya, setelah itu dia pergi untuk mengecek pondok karena lama sudah dia tidak mengecek kondisi pondok.

***

Baik sampai di sini dulu ya, semoga kalian suka dan terhibur. Jangan lupa vote dan komen ya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu 👋.




mas lauhul Mahfudzku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang